- Leeds United kembali ke kasta tertinggi Liga Inggris setelah 16 tahun.
- Leeds United mengalami penurunan prestasi sejak terdegradasi pada 2004.
- Kini, Leeds United termotivasi untuk kembali menjadi tim besar Liga Inggris.
SKOR.id - Pada Oktober 1998, kepergian George Graham dari kursi kepelatihan membuat kaget manajemen Leeds United.
Para petinggi klub menganggap Graham sudah berada di jalur yang tepat untuk membawa kejayaan bagi Leeds United.
Akan tetapi, Graham tergiur ajakan Tottenham Hotspur saat mengajukan proposal menjadi pelatih di White Hart Lane.
Tanpa Graham, manajemen Leeds United kebingungan menjadi suksesornya.
Tidak disangka, dari sekian nama yang menjadi opsi, manajemen Leeds United menunjuk David O'Leary sebagai pelatih baru.
Sebelumnya, O'Leary merupakan asisten pelatih yang ditunjuk Graham untuk membantunya di Leeds United pada 1996.
O'Leary yang masih berusia 40 tahun ketika itu, ternyata bisa meningkatkan performa tim.
O'Leary membawa Leeds United mengakhiri musim tersebut di urutan keempat, posisi terbaik sejak The Whites menjadi juara Liga Inggris 1991-1992.
Setahun kemudian, O'Leary membuat gebrakan dengan menuntut Leeds United finis di urutan ketiga Liga Inggris, serta lolos hingga semifinal Piala UEFA (sekarang bernama Liga Europa).
Namun, catatan terbaik O'Leary terjadi ketika membawa Leeds United menapaki semifinal Liga Champions 2000-2001.
Masuk jurang
Keberhasilan O'Leary menjaga konsistensi permainan Leeds United selama tiga tahun tidak terlepas dari peran pemain.
Dengan berani, O'Leary memberikan kepercayaan kepada para pemain muda untuk mengambil peran penting di tim.
Jonathan Woodgate (18 tahun), Lee Bowyer (20 tahun), Harry Kewell (20 tahun), Alan Smith (18 tahun) menjadi pemain muda kepercayaan O'Leary di tiap posisi.
Hanya posisi penjaga gawang, O'Leary butuh sosok berpengalaman Nigel Martyn (32 tahun), meski sesekali memberikan kesempatan Paul Robinson (19 tahun) untuk tampil.
Kehadiran pasukan muda ini yang memberikan warna bagi permainan Leeds United.
Namun sayangnya, kesalahan manajemen dalam mengatur keuangan klub membuat Leeds United terpuruk.
Chairman, Peter Ridsdale melakukan pinjaman besar ke bank yang melebihi pemasukan klub dari sektor hak siar maupun kesepakatan dengan sponsor.
Kegagalan membawa Leeds United tampil di Liga Champions selama dua musim beruntun pada 2001-2002 dan 2002-2003 membuat neraca keuangan klub menukik tajam.
Para pemain seperti Rio Ferdinand, Woodgate, Smith, Kewell, dan Bowyer terpaksa dilepas demi menyelamatkan keuangan klub.
Pada musim 2003-2004, Leeds United terdegradasi dari kasta tertinggi Liga Inggris.
Penantian panjang
Upaya Leeds United untuk berjuang kembali ke pentas Premier League, terus dilakukan.
Akan tetapi, The Whites justru terjerembab lebih dalam ketika harus terdegradasi ke Divisi Satu, kasta ketiga Liga Inggris pada 2006-2007.
Leeds United baru bisa kembali ke Divisi Championship pada musim 2010-2011.
Pada awal Januari 2017, pengusaha Italia, Andrea Radrizzani, membeli 50 persen saham kepemilikan Leeds United.
Pertengahan tahun tersebut, Radrizzani resmi menguasai kepemilikan The Whites secara penuh.
Di tangan Radrizzani, integritas Leeds United kembali terjaga dengan membeli kepemilikan Stadion Elland Road yang sempat dijual pada 2004.
Keputusan menunjuk Marcelo Bielsa sebagai pelatih pada 15 Juni 2018 menjadi titik balik Leeds United.
Bielsa yang memiliki segudang pengalaman melatih mampu meningkatkan kualitas The Whites.
Kolaborasi pemain berpengalaman seperti Kiko Casilla, Liam Cooper, maupun Pablo Hernandez dengan pemain muda macam Kalvin Phillips, Jack Shackleton, dan Tyler Roberts terbukti berjalan tepat.
Pada 17 Juli 2020, Leeds United berhasil memastikan satu tiket promosi ke Premier League.
Sehari berselang, The Whites keluar sebagai juara Divisi Championship meski masih menyisakan dua laga.
Kini, tantangan berat Leeds United bakal terjadi pada musim depan.
Klub pemegang tiga gelar juara Liga Inggris itu bakal bersaing dengan tim-tim besar seperti Liverpool, Manchester City, Manchester United, Chelsea, maupun Arsenal.
Ekspektasi para suporter Leeds United cukup besar.
Para pendukung tentu ingin melihat Leeds United tidak hanya sekadar menjadi pelengkap Liga Inggris musim depan, melainkan kembali bersaing di papan atas.
Bila mampu mempertahankan kesatuan tim, ditambah manuver tepat pada bursa transfer, rasanya harapan para suporter kepada Leeds United tidak sekadar angan-angan belaka.
Selamat datang di Premier League, Leeds United!
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Arsenal Rayu Barcelona, Tukarkan Matteo Guendouzi demi Phillipe Coutinhohttps://t.co/wL8skpixR8— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 19, 2020
Baca Juga:
Bawa Leeds United Promosi, Marcelo Bielsa Jadi Nama Jalan
Pesan Cinta Jamie Lannister untuk Marcelo Bielsa di Leeds United