- Lapangan milik Pemerintah Desa Sumbung, Kabupaten Boyolali, memiliki master plan tak main-main.
- Lapangan yang dibangun dengan anggaran Rp1,4 miliar itu berada pada ketinggian 800-1000 meter di atas permukaan laut.
- Untuk sementara, lahan yang digunakan untuk membangun lapangan itu sekitar satu hektar dan kemungkinan bisa tambah luas.
SKOR.id - Lapangan milik Pemerintah Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, yang sedang dalam pembangunan ternyata punya master plan tak main-main.
Meski letaknya ada di desa, namun bakal punya fasilitas yang terbilang modern.
Menurut Kepala Desa Sumbung, Sutarto, secara geografis lapangan ini ada pada ketinggian sekitar 800-1000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Suhu udara di desa ini juga sejuk.
Sutarto juga mengatakan letak desanya ini hanya sekitar 8-10 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Berita Sepak Bola Nasional Lainnya: 18 Anthem Klub Liga 1 2020: Syahdu, Berani, dan Penuh Ideologi
Skor.id pada Kamis (7/5/2020), berkesempatan menginjakkan kaki langsung di lokasi lapangan yang masih berlangsung pembangunannya itu.
Menempuh perjalanan sekitar 15 menit dari pusat kota Boyolali, lapangan ini memang sudah terlihat begitu menggoda.
"Sebenarnya ini berawal dari pemindahan lapangan desa. Dan lahan ini awalnya adalah jurang yang masuk dalam lahan kas desa. Hasil musyawarah dengan berbagai elemen masyarakat desa, akhirnya kami menjalankan pembangunan lapangan dengan anggaran Rp1,4 miliar secara bertahap," kata Sutarto, Kepala Desa Sumbung kepada Skor.id.
Pembangunan lapangan ini menggandeng Lestarindo Soccerfield yang memang sudah punya pengalaman dan jam terbang tinggi untuk lapangan sepak bola di Indonesia.
Pengerjaannya sudah dimulai sejak tahun 2018 dengan mulai meratakan jurang yang terletak tepat di depan kantor kepala desa.
Tak heran jika di sisi timur lapangan, akan dipasang jaring karena memang masih berbatasan dengan jurang berupa lahan yang sudah ada sebelumnya.
Masyarakat desa setempat, dikatakan Sutarto, juga begitu bersemangat untuk memiliki fasilitas desa yang tak biasa ini.
"Untuk sementara lahan yang kami gunakan sekitar satu hektar. Namun nanti ke depannya bisa makin luas dan juga butuh tambahan dana. Karena dalam master plan nanti fasilitas yang tersedia antara lain kolam renang dan taman bacaan, serta taman bunga yang terdapat di sisi barat atas lapangan," Sutarto menjelaskan.
Untuk lapangannya, ia menyebutkan Lestarindo Soccerfield sangat memerhatikan benar segala sesuatunya. Mulai dari drainase lapangan, rumput, hingga perawatannya.
"Jadi nantinya, dalam pengelolaan lapangan, BUMDes akan kerja sama dengan Lestarindo Soccerfield yang sudah pengalaman," ucap Sutarto.
Jika tidak ada perubahan, Juni 2020 diperkirakan lapangan sudah siap 100 persen.
Ini karena memang lapangan ini juga bakal dilengkapi dengan ruang ganti pemain representatif serta tribune penonton dengan kapasitas sekitar 2.000 orang.
"Harapannya, dengan lapangan dan fasilitas yang memadai ini, bisa dikenal masyarakat luas. Sehingga ada banyak yang datang ke desa ini, sekaligus dapat mempromosikan potensi lain dari desa ini misalnya dari pariwisata atau industri susu sapinya," ujar Sutarto.
Sebelumnya, Direktur Lestarindo Soccerfield, Marwoto, mengatakan untuk lapangannya sudah sekitar 90 persen.
Berita Sepak Bola Nasional Lainnya: Anggota Exco PSSI Protes, Sembilan Komite di Federasi ''Mati Suri''
"Lapangan ini baru satu bulan lagi bisa dibikin pola yang menarik secara visual," kata Marwoto.
Ia menjelaskan, bahwa untuk konstruksinya, lapangan Desa Sumbung ini berstandar kelas dua atau satu level saja di bawah kelas satu yang diterapkan pada lapangan stadion seperti Stadion Maguwoharjo, Sleman.