- F1 akan mengalami perubahan regulasi besar-besaran pada 2022.
- Perubahan regulasi diharapkan membuat aksi menyalip di lintasan semakin banyak.
- F1 perlu berhati-hati sebab regulasi untuk memperbanyak aksi menyalip sering berbuah kegagalan seperti pada 2009.
SKOR.id - Formula 1 (F1) pernah melakukan perubahan regulasi besar-besaran demi membuat balapan makin sengit pada 2009.
Saat itu, banyak komponen "asing" yang muncul dalam mobil F1 seperti double difusser dan Kinetic Energy Recovering System (KERS).
Alih-alih membuat aksi salip menyalip di lintasan lebih banyak, tim-tim besar seperti Scuderia Ferrari dan McLaren justru kesulitan.
Alhasil, ketika itu, mereka tidak mampu bersaing memperebutkan gelar juara dunia baik konstruktor maupun pembalap.
Pada paruh pertama musim F1 2009, Brawn GP, tim yang menjadi cikal Mercedes-AMG Petronas, justru sangat dominan.
Jenson Button dan Rubens Barichello dominan di baris depan. Namun, kondisi tersebut tak berlangsung konsisten.
Memasuki paruh kedua, giliran Red Bull Racing. Sebastian Vettel seperti tak henti meraih kemenangan saat F1 2009 hampir mencapai akhir.
Pada F1 2022, mereka kembali menghadirkan konsep ground effect. Teknologi ini sempat di-banned FIA pada 1983 akibat masalah keamanan.
Namun, ground effect di F1 modern jelas berbeda. Jika ground effect pada F1 di masa alalu membuat mobil terlihat sangat ceper, kini tidak.
Ground effect dihasilkan dengan memanfaatkan kolong mobil yang dibentuk sedemikian rupa dan punya bilah tegas supaya bisa mengalirkan udara.
Diffuser dengan ukuran besar juga terlihat di mobil F1 2022, demi mengalirkan udara dari kolong mobil ke bagian belakang hingga menghasilkan tekanan udara tinggi.
Konsep mobil seperti ini jelas punya kelebihan. Mobil jadi lebih cepat di tikungan. Yang terpenting, efek dirty air yang dihasilkan mobil F1 bisa diminimalisasi.
Sebagai catatan, dirty air inilah yang cukup menghambat aksi salip-menyalip di F1 sebab membuat pembalap yang ada di belakang sulit mendekat.
Perubahan ukuran veleg ban, dari 13 inch ke 18 inch, berefek pada perubahan ketebalan dan lebar ban hingga berpengaruh pada strategi pitstop tim.
Dengan regulasi ban yang baru, pembalap makin jarang masuk pit. F1 tak ingin aksi overtake terjadi karena strategi pitstop melainkan murni dari duel di trek.
Berita Olahraga Lainnya:
Terancam Kehilangan Sumber Pendapatan, Goh Jin Wei Buka Suara Terkait Sanksi BAM
Ketua DPRD DKI Jakarta Ingin Basket Semakin Berkembang di Masyarakat