- Saat mengawali karier bersama CLS Knights Surabaya dalam Kobatama 1999, Rony Gunawan sempat berstatus cadangan mati.
- Namun, hal itu tak membuat Rony Gunawan menyerah. Akhirnya, dia berhasil menjadi pilar CLS dan menjadi MVP IBL 2005.
- Raihan MVP tersebut membuat Satria Muda tanpa ragu membajak Rony Gunawan dari CLS.
SKOR.id - Status Rony Gunawan sebagai legenda basket Indonesia memang tak perlu diragukan lagi.
Saat membela Satria Muda Jakarta, pemain asal Kalimantan Timur tersebut total meraih tujuh cincin juara.
Berita IBL Lainnya: IBL Terganggu Covid-19, Satria Muda Masih Bayar Penuh Gaji Pemain
Namun, karier Rony Gunawan dalam kompetisi basket kasta tertinggi Indonesia tidaklah mudah.
Mengawali karier di CLS Knights Surabaya pada ajang Kobatama, Rony Gunawan sempat menjadi “cadangan mati”.
Rony Gunawan mengatakan bahwa dirinya hanya dimainkan saat CLS sudah unggul atau tertinggal jauh di menit-menit akhir pertandingan.
“Ya, awalnya tampil di Kobatama memang begitu. Tidak lancar tentunya. Jadi rookie, ternyata menit bermain saya minim sekali. Bahkan, bisa dibilang cadangan mati,” ucap sosok yang akrab disapa Rogun tersebut.
Namun, Rony Gunawan tidak menyerah.
Lambat laun, Rony Gunawan pun menjadi pilar penting di klub kebanggaan Kota Pahlawan. Puncaknya terjadi pada Indonesian Basketball League (IBL) 2005.
Ya, di musim tersebut, Rogun berhasil menyabet gelar most valuable player (MVP).
Prestasinya ini makin menarik minat Satria Muda untuk merekrutnya. Akhirnya, keinginan klub milik Grup Mahaka itu untuk memiliki Rogun terjadi pada 2006.
Ternyata dengan memiliki Rogun, Satria Muda sukses menjadi dominator liga basket Indonesia.
Sebelumnya, mereka seolah berada di bawah bayang-bayang sang rival bebuyutan, Aspac Jakarta.
Rogun pindah ke Satria Muda setelah Aspac mendominasi IBL 2005 dengan rekor tak terkalahkan sepanjang musim.
Namun, ia percaya bersama Satria Muda, dirinya bisa meraih gelar juara.
Berita IBL Lainnya: Pemain Satria Muda Sandy Ibrahim Ungkap TIps Bugar Saat Puasa Ramadan
Apalagi, pada masa itu Satria Muda sudah berstatus juara basket Indonesia dua kali, yakni Kobatama 1999 dan IBL 2004.
Tak hanya itu, satria Muda rutin menantang Aspac di final.
“Saya memilih Satria Muda karena ingin meningkatkan level permainan dan juga berprestasi. Saat itu, Satria Muda juga sedang butuh bigman sehingga saya yakin mendapat menit bermain yang maksimal di sana,” katanya.
Meskipun senang bergabung dengan Satria Muda, Rogun sempat galau saat hendak meninggalkan Surabaya. Sebab, ia sudah sangat nyaman tinggal di kota tersebut.
“Dengan meninggalkan Surabaya, berarti saya meninggalkan zona nyaman. Apalagi, ketika itu saya membayangkan kehidupan Jakarta yang super sibuk,” katanya.
Berita Basket Lainnya: Efek COVID-19, Petualangan BBM CLS Knights di TBSL 2020 Berakhir Prematur
Saat ini, Rony Gunawan bekerja di manajemen Satria Muda.
Rony Gunawan menjabat sebagai Vice President of Basketball Operations.