- N'Golo Kante tetap menimba ilmu di masa awal ia menjadi pesepak bola.
- Pada awal kariernya, N'Golo Kante tak banyak mendapat kesempatan.
- Kini N'Golo Kante telah meraih banyak kesuksesan di dunia sepak bola.
SKOR.id - N'Golo Kante ternyata tetap memikirkan pendidikannya, bahkan menjadi sarjana muda saat awal kariernya.
N'Golo Kante lahir dari orang tuanya yang berasal dari Mali, dan dibesarkan di Rueil-Malmaison, sebelah barat ibu kota Prancis, Paris.
Di wilayah pinngir Sungai Seine tersebut, N'Golo Kante mulai mengenal dan bermain sepak bola.
Hi Skorer, jangan lupa download apps Skor.id biar enggak ketinggalan update dan bisa mendapatkan banyak hadiah menarik.
Meski begitu, tak seperti kebanyakan pesepak bola modern, N'Golo Kante tak pernah mengenyam bergabung di akademi klub profesional.
Menurut catatan Transfermarkt pemain bertinggi badan 168 sentimeter itu pernah bergabung di akademi tim kecil Prancis, JS Suresnes, sebelum bergabung ke Boulogne.
Kante disebut memiliki talenta, akan tetapi ukuran tubuhnya membuat banyak klub tak melirik permainannya.
Seusai mendapat penolakan dari banyak klub, Kante mendapat kesempatan bermain bersama tim cadangan Boulogne.
Namun, ketika itu ia hanya bermain di divisi keenam dan divisi kelima Liga Prancis bersama tim cadangan Boulogne.
Melihat kariernya saat itu, Kante menilai sepak bola tak bisa menjamin hidupnya.
Karena hal itu lah, pemain yang berposisi gelandang ini memilih untuk membagi fokusnya ke dunia pendidikan.
Kante fokus belajar akuntansi hingga ia meraih gelar sarjana muda di Prancis.
"Saya berada di Boulogne, di tim kedua, berada di divisi keenam, lalu divisi kelima. Saya tidak profesional, jadi saya terus belajar karena saya tidak yakin apakah saya bisa mencari nafkah sebagai pesepakbola," ujar Kante kepada Sky Sports pada 2016.
"Ketika saya berusia 18 tahun, saya mendapatkan gelar sarjana muda saya, dan setelah itu saya belajar dua tahun lagi di bidang akuntansi," ujar Kante menambahkan.
Dua tahun setelah bergabung dengan tim cadangan, Kante akhirnya mendapat kesempatan tampil bersama tim utama.
Pada musim 2012-2013, Kante hanya sekali absen dalam 38 laga, dan membawa Boulogne finis di posisi ke-13, hingga akhirnya ia menarik perhatian tim Prancis lain, Caen.
Seusai menjadi bagian tim utama, pemain dengan catatan 50 laga bersama timnas Prancis ini lebih fokus dengan karier di sepak bola.
"Ketika saya naik ke tim utama, saya menjadi profesional, jadi saya berhenti belajar," ujar Kante.
"Saya mendapat kualifikasi di bidang akuntansi, tetapi sekarang saya memilih berkonsentrasi pada sepak bola," ujar Kante menambahkan.
Sejak pindah ke Caen, karier Kante terus meroket, terutama setelah membantu Leicester City pada tahun 2016.
Kante lalu pindah ke Chelsea dan mendapat kesuksesan lebih besar dengan meraih gelar Liga Inggris, Piala FA, Liga Europa, dan Liga Champions.
Selain itu pemain berusia 30 tahun tersebut juga merasakan gelar juara Piala Dunia 2018 bersama Prancis.
Jangan lupa untuk follow dan subscribe akun media sosial kami di:
Efek Domino jika Romelu Lukaku Kembali ke Pelukan Chelsea https://t.co/v1AfdSg93V— SKOR.id (@skorindonesia) August 4, 2021
Berita Chelsea Lainnya:
Efek Domino jika Romelu Lukaku Kembali ke Pelukan Chelsea
Romelu Lukaku Berpotensi Jadi Pemain Liga Italia Termahal bila Terjual ke Chelsea