- Eduardo Perez Moran tak ingin terlibat dalam konflik suporter dan manajemen.
- Keputusan mundur Eduardo Perez karena kisah kumulatif sejak latihan perdana.
- Hanya dalam satu bulan tiga hari Eduardo Perez bisa mesra dengan PSS Sleman.
SKOR.id - Eduardo Perez Moran datang ke PSS Sleman dengan visi, inovasi, ambisi, juga kecintaan. Namun, ia tak tahu ada konflik internal di sana.
Sebagai pemuja sepak bola, Eduardo Perez hanya ingin berkarya. Lelaki asal Spanyol ini ingin tanamkan filosofi sepak bolanya kepada pemain PSS Sleman.
Keterkejutan Eduardo Perez langsung terasa dalam latihan perdana PSS Sleman. Pada 21 Januari 2020, di Lapangan Yogyakarta Independen School, Sleman.
Dalam sesi latihan sore tersebut, puluhan fan PSS melakukan protes. Mereka kecewa dengan keputusan manajemen klub yang tak perpanjang kontrak Seto Nurdiyantoro.
Meski kaget, Eduardo Perez mencoba tenang. Eks-asisten pelatih Persija ini anggap aksi fan sebagai bentuk kecintaan mereka kepada klub.
Baca Juga: Eduardo Perez Tak Gentar dengan Tekanan Suporter PSS Sleman
Belum juga hilang rasa penasarannya, manajemen PSS secara mendadak putuskan pemusatan latihan tim di daerah Pancoran, Jakarta Selatan.
Sebagai pendatang baru, Eduardo Perez tak bisa menolak. Baginya, keputusan latihan di Jakarta adalah jalan terbaik untuk tim pada saat itu.
Sambil berlatih, Edu, sapaan akrab Eduardo Perez, merancang program latihan. Tiga pertandingan uji coba ia canangkan selama berada di ibu kota.
Tak dinyana, program yang ia ajukan mentah. Manajemen PSS hanya bisa mengabulkan satu laga uji coba, yakni melawan klub Liga 2 2020, Tiga Naga.
Baca Juga: Transfer Liga 1: Aaron Evans Resmi Dikontrak PSS Sleman
Sudah begitu, transfer PSS tak melalui kesepakatannya. Salah satunya, Edu tak tahu soal rencana tim mendatangkan bek asing asal Australia, Aaron Evans.
Sejumlah pembelian pemain lainnyajuga demikian. Dalam artian, eks-asisten pelatih timnas Indonesia itu hanya melatih pemain yang diberikan.
Sabar. Hanya itu yang bisa dipertahankan Edu. Ia pun tak mencoba ambil pusing dengan segala dinamika yang terjadi antara suporter dan manajemen.
Baginya sebagai pelatih, membuat fisik pemain prima dan bisa tampil sesuai keinginan jauh lebih penting daripada ikut terlibat dalam konflik.
Baca Juga: Eduardo Perez Kirim Permohonan Tulus ke Fan PSS Sleman
Namun, situasi semakin tidak menentu. Menjelang Liga 1 2020, PSS hanya lakoni tiga laga uji coba. Dari tiga laga, hanya sekali PSS menang.
Tepat sebulan tiga hari mendampingi PSS Sleman, Edu akhirnya menyerah. Kondisi internal PSS membuatnya tak bisa berbuat dan bergerak leluasa.
Mundur akhirnya jadi pilihan. Dengan berat hati Edu yang awalnya akan lawan segala situasi dan kondisi PSS, terpaksa pilih angkat bendera putih.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Eduardo Perez Mundur dari PSS Sleman
Salah satu jurnalis asal Sleman yang rutin menulis PSS mengatakan, Edu ingin PSS dan suporter mencari jalan tengah terbaik demi kebaikan tim.
"Yang ribut suporter dengan manajemen, yang kena pelatihnya. Kabarnya dia makan hati," kata jurnalis yang meminta nama dan medianya tak disebut.
Sementara itu, upaya Skor.id meminta tanggapan Edu melalui sambungan komunikasi pertemanan, soal keputusannya mundur, belum berbuah.