SKOR.id - Bonek, kelompok suporter pendukung tim Persebaya ini jadi salah satu suporter terbesar yang ada di Indonesia.
Bonek merupakan sebuah akronim dari bondo nekat atau dalam istilah Indonesia-nya bisa diartikan modal nekat.
Istilah itu jadi sebuah gambaran seperti apa suporter ini dalam memberikan suport kepada tim kesayangan.
Pada akhir tahun 1980-an, Persebaya bermain di GBK dalam kompetisi perserikatan. Saat itu belum jamak suporter berbondong-bondong ke Jakarta untuk dukung tim kesayangannya.
Suporter Persebaya bisa dibilang salah satu pelopornya. Mereka menyebutnya Tret tet tet.
Suporter Persebaya harus menumpang berbagai kendaraan agar bisa mendukung Bajul Ijo di Jakarta. Militansi dan kenekatan itu lekat dengan istilah Bonek.
Di setiap Persebaya tanding, Bonek selalu hadir. Selain atribut warna hijau, bonek juga identik dengan logo “Ndas Mangap” Orang berteriak dengan ikat kepala bertuliskan Persebaya.
Pembuatnya adalah Pak (Mister) Muchtar, kartunis salah satu media cetak di Surabaya.
Bagi sebagian besar suporter Indonesia, pasti pernah melihat foto ini. Foto mobil dengan penumpang di atasnya yang hampir terguling.
Foto yang bisa “menampilkan” kenekatan Bonek ini adalah karya Sholihuddin. Foto ini yang terpilih sebagai foto terbaik World Press Photo 1995 kategori spot news.
Bonek Melawan Stigma Negatif.
Tak selamanya militansi berbuah baik, sering kali kenekatan yang dilakukan Bonek saat perjalanan mendukung Persebaya mencoreng nama bonek itu sendiri.
Berbagai hal negatif yang sering dilakukan suporter tersebut membuat nama bonek dicap sebagai biang onar.
Namun seiring waktu, Bonek mulai berbenah. Meski tak dipungkiri, masih ada saja Bonek yang berulah saat ingin mendukung Persebaya.
Tidak mudah menjadi Bonek, selain mendapat stigma negatif, karena ulah segelintir orang. Mereka juga pernah merasakan beberapa tahun tanpa klub kebangaan.
Persebaya pernah mengalami degradasi, dualisme sampai tidak diakuinya oleh PSSI. Hingga akhirnya Persebaya Surabaya kembali berkompetisi pada musim 2017.
Persebaya kembali menjadi bagian PSSI setelah enam tahun dibekukan. Vakumnya Persebaya adalah salah satu proses yang membuat Bonek semakin dewasa.
Ada beragam kegiatan postif Bonek yang diapresiasi. Tentu ingat aksi lempar boneka yang dilakukan Bonek dan Bonita pada perempat final Piala Presiden 2019, Persebaya lawan PS Tira Persikabo.
Aksi solidaritas yang mengusung tema One Man One Doll, Berikan Boneka Terbaikmu Untuk Anak-Anak itu didedikasikan untuk anak anak penderita kanker.
Juli kemarin, saat Surabaya dinyatakan sebagai Zona Merah Covid-19, Bonek dan Persebaya mencanangkan kampanye Tri Wani untuk menghijaukan kembali Surabaya.
Aksi tersebut di apresiasi oleh satgas Covid dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bonek adalah kelompok suporter yang cair. Tidak ada ketua umum dalam komunitas ini, namun bukan berarti mereka susah untuk diatur.
Ada beberapa tokoh yang menjadi panutan mereka untuk bisa berubah menjadi lebih baik lagi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Robert Rene Alberts Iri dengan Kompetisi Sepak Bola di Eropa https://t.co/e33jBWLoAn— SKOR Indonesia (@skorindonesia) December 13, 2020
Berita Persebaya Lainnya:
Rendi Irwan: Saya Tak Lupa, David da Silva Nangis saat Persebaya Kalah