Kisah Johan Cruyff dan Dream Team Barcelona yang Legendaris

Gregorius Devanda

Editor:

  • Johan Cruyff memiliki prestasi mengesankan saat menjadi pelatih dan pemain di Barcelona.
  • Istilah Dream Team muncul usai Barcelona asuhan Johan Cruyff memenangi gelar Eropa perdana yang sudah lama dinantikan pada 1992.
  • Setelah pensiun melatih pada 1996, Johan Cruyff tetap membantu Barcelona.

SKOR.id - Johan Cruyff menjadi salah satu tokoh yang paling berpengaruh di Liga Spanyol. Ia pertama kali datang ke Spanyol sebagai pesepak bola pada 1973 lalu kembali ke Barcelona sebagai pelatih, 15 tahun kemudian.

Cruyff memiliki prestasi mengesankan saat menjadi pelatih dan pemain Barcelona. Berkat gagasan revolusionernya terhadap permainan dan kekuatan kepribadian, ia mampu menciptakan hal baru di Liga Spanyol.

Meskipun terlihat perkasa saat ini, bukan berarti Barcelona belum pernah terpuruk. Salah satu periode kelam skuad itu dialami sebelum Cruyff merapat. 

Sempat mengalami puasa gelar Liga Spanyol selama 13 tahun, kehadiran penyerang itu di tengah musim membuat Blaugrana menggeliat dan bangkit dari zona degradasi.

Bahkan mereka berhasil membawa pulang mahkota juara Liga Spanyol 1973-1974 dengan keunggulan 10 poin dari rival terdekat. 

Berita Liga Spanyol Lainnya: Sejarah Liga Spanyol Pekan Ini: Fernando Torres, Michael Owen, hingga Samuel Eto'o

Setelah lima musim di Barcelona, ia pindah ke Liga Sepak Bola Amerika Utara (NASL), bersama Los Angeles Aztecs sebagai klub perdananya kemudian Washington Diplomats, sebelum kembali Liga Spanyol untuk memperkuat Levante.

Namun, tawaran dari Camp Nou selalu sulit ditolak oleh Cruyff, dan ia kemudian kembali sebagai pelatih pada 1988.

Barcelona kembali berada di posisi sulit, hanya menyegel satu gelar Liga Spanyol selama dua dekade semenjak musim perdana Cruyff.

Berita Liga Spanyol Lainnya: Stadion El Sadar dan Rekor Pendukung Terbising Sepanjang Sejarah Liga Spanyol

Di saat bersamaan, Tim Quinta del Buitre Real Madrid yang legendaris, berisikan pemain-pemain, seperti Emilio Butragueno, Michel, dan Hugo Sanchez telah memborong lima gelar liga beruntun.

Melihat kondisi tersebut, Cruyff mulai bekerja dan dengan cepat membangun kembali tim, menggabungkan talenta yang dikembangkan melalui akademi.

Pep Guardiola dan Guillermo Amor dikombinasikan dengan Andoni Zubizarreta dan Txiki Begiristain serta pemain internasional, seperti Ronald Koeman, Michael Laudrup dan Hristo Stoichkov.

Hasilnya, Barcelona naik ke puncak klasemen pada minggu kedua, dan tetap bercokol di sana sepanjang tahun.

Mereka mengakhiri musim 1990-1991 dengan jarak sepuluh poin di depan Atletico Madrid yang berada di posisi kedua.

 

Tiga musim selanjutnya menjadi lebih dramatis dari sebelumnya, dengan gelar liga yang harus ditentukan di akhir pertandingan setiap musimnya.

Menuju akhir musim 1991-1992 serta 1992-1993, Real Madrid memimpin klasemen, tapi secara mengejutkan terjungkal oleh klub Tenerife yang dilatih oleh eks striker Los Blancos, Jorge Valdano.

Barca asuhan Cruyff selalu menyimpan rasa tegang sebelum akhirnya unggul dan merebut trofi. Namun, penghujung musim 1993-1994 mungkin menjadi yang paling dramatis.

Saat itu, RC Deportivo hanya perlu menyamai hasil Barca vs Sevilla di kandang mereka melawan Valencia untuk mengamankan gelar Liga Spanyol perdana setelah memimpin klasemen selama beberapa bulan.

Dengan Barcelona menang 5-2 melawan Sevilla pada perpanjangan waktu, Deportivo hanya mampu imbang 0-0, sebelum akhirnya dihadiahi penalti pada waktu tambahan.

Penendang penalti Deportivo saat itu, Bebeto, telah gagal mengeksekusi dan meminta untuk melepas tugasnya.

Berita Liga Spanyol Lainnya: Sambungan Liga Spanyol 2019-2020 Akan Dimainkan Selama 32 Hari Beruntun

Penggantinya, Donato sudah ditarik keluar lapangan, tanggung jawab tersebut jatuh kepada bek tengah Miroslav Djukic.

Ia gagal melepas tendangan penalti dan memastikan Barcelona mengamankan gelar Liga Spanyol empat kali beruntun dengan cara paling dramatis.

Istilah Dream Team muncul usai Barcelona asuhan Johan Cruyff memenangi gelar Eropa perdana yang sudah lama dinantikan pada 1992.

Kemenangan itu diperoleh berkat gol tendangan bebas legendaris yang dieksekusi Koeman pada babak perpanjangan waktu dan mengalahkan Sampdoria pada final Liga Champions di Wembley.

Hal itu mampu menghilangkan memori buruk saat mereka kalah dari Steaua Bucharest di Seville enam tahun sebelumya.

Barcelona telah menorehkan kesuksesan dengan memenangi titel juara selama empat musim berturut-turut.

Selain itu, mereka menjadi yang paling berpengaruh dalam hal filosofi serta gaya bermain. Ide Cruyff yang didapat di Ajax ditanamkan di tim Katalan itu.

Pria Belanda itu mengusung filosofi sepak bola penuh operan istimewa dan membentuk mentalitas juara yang sesungguhnya dalam klub.

Berita Liga Spanyol Lainnya: Ini Rencana Javier Tebas untuk Memulai Kembali Liga Spanyol

Setelah pensiun melatih pada 1996, Johan Cruyff tetap berada di Camp Nou. Ia terkadang memberi saran kepada para direktur dan pelatih dalam keputusan penting.

Setiap pelatih pemenang Liga Champions, seperti Frank Rijkaard, Pep Guardiola, serta Luis Enrique, memiliki hubungan langsung serta bermakna dengan legenda Belanda tersebut.

"Cruyff membangun sebuah katedral di sini, di Stadion Camp Nou. Kami hanya perlu menjaganya,” ujar Guardiola.

Dunia sepak bola berkabung pada 24 Maret 2016 ketika Johan Cruyff meninggal di usia 68 tahun setelah berjuang menghadapi kanker. 

Sampai hari ini, ia tetap menjadi sosok yang dihormati di Barcelona dan Liga Spanyol.

 

Source: La Liga

RELATED STORIES

Pelatih Barcelona: 5 Pergantian Pemain Bisa Untungkan Lawan Kami

Pelatih Barcelona: 5 Pergantian Pemain Bisa Untungkan Lawan Kami

Pelatih Barcelona, Quique Setien, percaya aturan baru lima pergantian pemain dalam satu pertandingan bisa merugikan timnya.

Gerardo Martino: Karier Terburuk Saya adalah Saat Melatih Barcelona

Gerardo Martino: Karier Terburuk Saya adalah Saat Melatih Barcelona

Gerardo Martino merasa karier terburuknya sebagai pelatih adalah saat menangani Barcelona.

Barcelona Siapkan Rencana Pengganti bila Transfer Miralem Pjanic Gagal Total

Barcelona telah menyusun rencana apabila transfer Miralem Pjanic gagal diwujudkan.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Jumpa pers Asian Champions League 2025. (Foto: Dok. FSMI/Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id)

National

Diramaikan 12 Klub, Indonesia Pertama Kali Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Antarklub Minifootball Asia

Asian Champions League 2025 diramaikan 12 klub yang akan digelar di Jakarta pada 17-23 November 2025.

Rais Adnan | 16 Nov, 09:58

kumamoto masters japan 2025

Badminton

Gregoria Mariska Gagal Juara di Kumamoto Masters 2025, Petik Pelajaran Positif

Gregoria Mariska harus puas menjadi runner-up usai kalah dari wakil Thailand, Ratchanok Intanon.

Gangga Basudewa | 16 Nov, 09:23

5 Liga top Eropa: Liga Inggris, Liga Italia, La Liga, Bundesliga, Liga Prancis. (Jovi Arnanda/Skor.id).

World

Tersisa 3 Tim Tanpa Kemenangan di 5 Liga Top Eropa

Tersisa tiga tim tanpa kemenangan di 5 liga top Eropa, termasuk Wolverhampton Wanderers.

Pradipta Indra Kumara | 16 Nov, 08:31

Pelatih Timnas Italia, Gennaro Gattuso. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id).

World

Italia Butuh Unggul 9 Gol Melawan Norwegia, Gennaro Gattuso Tak Mau Ambil Pusing soal Playoff

Italia butuh keajaiban melawan Norwegia, Gennaro Gattuso tak ambil pusing soal playoff Piala Dunia 2026.

Pradipta Indra Kumara | 16 Nov, 07:06

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri, memberi keterangan usai uji coba kontra India di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, 13 Oktober 2025. (Uut Kaharudin/Skor.id)

Timnas Indonesia

Postur Pemain Mali Bukan Alasan Kekalahan Timnas U-23 Indonesia, Pelajaran Penting Menuju SEA Games

Indra Sjafri tak menjadikan postur pemain Mali sebagai alasan, Timnas U-23 Indonesia petik pelajaran penting menuju SEA Games.

Pradipta Indra Kumara | 16 Nov, 04:57

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri, dalam jumpa pers jelang laga uji coba melawan India U-23 di Jakarta pada 9 Oktober 2025. (Yogie Gandanaya/Skor.id)

Timnas Indonesia

Indra Sjafri Bahas Peningkatan IQ Pemain Timnas U-23 Indonesia, hingga Pemilihan Kapten

Indra Sjafri membahas permainan Timnas U-23 Indonesia, hingga pemilihan Ivar Jenner sebagai kapten.

Pradipta Indra Kumara | 16 Nov, 03:38

Rizky Ridho resmi dikontrak Persija hingga 2028. (Foto: Dok. Persija/Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Liga 1

Dikontrak Persija hingga 2028, Rizky Ridho Pasang Target Tinggi

Persija juga memastikan akan mendukung Rizky Ridho jika ada tawaran dari klub luar negeri.

Rais Adnan | 16 Nov, 02:49

kumamoto masters japan 2025

Badminton

Final Japan Masters 2025: Head-to-Head Gregoria vs Intanon

Gregoria Mariska Tunjung akan bertemu dengan Ratchanok Intanon di final Japan Masters 2025, bagaimana sejarah head-to-head mereka?

Thoriq Az Zuhri | 15 Nov, 23:02

Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Menang, Spanyol dan Swiss Selangkah Lagi ke Piala Dunia 2026

Timnas Spanyol dan Swiss jadi beberapa negara yang selangkah lagi lolos ke Piala Dunia 2026 dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa.

Thoriq Az Zuhri | 15 Nov, 22:50

Free Fire. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Daftar MVP FFWS Global Finals Sepanjang Masa, Wassana Penguasa

Sepanjang masa, siapa saja pemain yang pernah jadi MVP di turnamen dunia Free Fire, FFWS Global Finals? Berikut ini daftarnya!

Thoriq Az Zuhri | 15 Nov, 21:57

Load More Articles