Kisah Janji Khabib Nurmagomedov dan Pesan Sang Ibu yang Jadi Senjata Rahasia

Nurul Ika Hidayati

Editor:

  • Petarung MMA asal Rusia, Khabib Nurmagomedov menyatakan pensiun usai mempertahankan sabuk juara kelas ringan atau lightweight
  • Ia merobohkan penantangnya, Justin Gaethje, di awal babak kedua dengan teknik kuncian triangle choke.
  • Ternyata jurus itu didapat atlet martial mixed art 32 tahun ini dari sang ibu.

SKOR.id – Begitu kemenangannya itu diumumkan, Khabib Nurmagomedov seketika roboh, bersimpuh di atas kanvas, membenamkan wajah di kedua tangan, lalu menangis sejadi-jadinya.

Bahkan Justin Gaethje, yang dibuatnya "tertidur" semenit sebelumnya juga turut berusaha menenangkan serta menghibur Khabib Nurmagomedov.

Perlahan, Khabib Nurmagomedov yang mempertahankan sabuk juara kelas ringan atau lightweight UFC itu, bangun, lalu mengumumkan kabar mengejutkan tersebut.

Dinyatakan menang dengan keputusan technical submission, pria kelahiran 20 September 1988 itu, melepas sarung tangannya, lalu berkata, “Ini adalah pertarungan terakhir saya.”

Dengan catatan pertarungan 29-0, Nurmagomedov memastikan diri sebagai juara yang tak terkalahkan dengan 13 kemenangan di UFC - total 29 kemenangan di MMA.

“Saya hanya pria sederhana dari desa pegunungan. Saat saya diberi tahu bahwa saya orang yang paling banyak dibicarakan di planet ini, saya tidak dapat mempercayainya.”

Faktanya Khabib Nurmagomedov sepertinya tak tergiur oleh semua itu karena terbukti saat ini sang jawara hanya ingin memenuhi janjinya kepada sang ibu.

"Ketika UFC menghubungi terkait duel kontra Justin, saya berbicara dengan Ibu selama tiga hari. Dan dia tak ingin saya bertarung tanpa didampingi ayah saya," ujar Nurmagomedov.

Sang ayah, Abdulmanap Nurmagomedov, yang selalu mendampingi putranya, anak kedua dari tiga bersaudara, itu ke mana pun, wafat akibat virus Covid-19 beberapa bulan lalu.

Nurmagomedov melanjutkan, “Jika Anda masih punya orangtua, dampingi mereka! Orangtua saya tinggal satu, ibu saya. Dan, saya ingin mencurahkan lebih banyak waktu untuknya."

Bagi seorang Muslim, surga berada di telapak kaki ibu, maka itu sangat dimengerti mengapa Nurmagomedov begitu mudah melepas semua hasil kerja kerasnya di dunia UFC.

Tapi, sesuai tradisi orang Dagestan yang sangat tertutup, terutama untuk kaum perempuan, tidak pernah ditemukan foto ibu Khabib Nurmagomedov di domain publik.

Beberapa detail pun hanya diketahui publik dari kisah Nurmagomedov dan Abdulmanap.

Yang jelas, Nurmagomedov mengaku dia terbilang anak yang tidak selalu menuruti apa perintah ibunya, yang sangat ia sesali belakangan hari.

“Saya tidak selalu menuruti Ibu,” ujar Nurmagomedov, malu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Khabib Nurmagomedov (@khabib_nurmagomedov) on

“Saya lebih suka mendengarkan Ayah karena beliau yang mengawali cita-cita saya. Sekarang saya sangat menyesalinya. Maka itu saya lebih sering bicara dengan Ibu.”

Walau kondisi keluarga itu cukup sulit pada awalnya, sosok sang ibu yang menjaga rumah mereka tetap hangat. Terutama sejak mereka pindah dari desa ke area perkotaan.

“Dulu kehidupan kamia sangat sulit. Ibu melihat apa yang tidak dilihat ayah. Sekarang Ibu sepertinya tidak butuh apa pun. Dia hidup dengan baik,” kata Nurmagomedov.

Sebagai contoh, semasa mereka masih anak-anak, sang ibu selalu mencuci pakaian kotor Nurmagomedov dan kakaknya, Magomed, sepulang latihan, dengan air dingin.

Padahal, temperature udara di Rusia lebih dingin dibanding negara di belahan dunia lainnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

It was great time in Dubai after last fight. После крайнего боя, это было хорошее время.

A post shared by Khabib Nurmagomedov (@khabib_nurmagomedov) on

“Apakah Anda mengerti betapa mudahnya bagi Ibu saya sekarang? Dia tidak perlu susah payah lagi mencuci piring karena ada mesin pencuci piring sekarang.”

Sebelumnya, kata Nurmagomedov, semuanya harus dilakukan dengan tangan. “Tidak ada air panas, hanya air dingin. Bisakah Anda membayangkan itu?"

Si ibu ternyata juga tidak suka menonton kontes gulat seperti yang dilakukan putranya, Khabib Nurmagomedov. Ia memilih duduk di halaman atau pindah ke ruangan lain.

Hal itu diungkapkan almarhum Abdulmanap dalam sebuah wawancara pada tahun 2019.

“Istri saya tidak mau menonton pertarungan Khabib. Saat siaran di TV mulai, ia akan keluar ruangan. Saya tahu kualitas Khabib, jadi saya selalu menonton anak saya,” ujar Abdulmanap, kala itu.

Namun naluri seorang ibu tidak bisa hilang begitu saja. Kata Abdulmanap lagi, istrinya akan merasa khawatir ketika semua mendadak hening, karena istirahat. 

“Tapi, begitu semua orang teriak, istri saya baru merasa yakin Khabib memimpin."

Untungnya, seiring waktu, sang ibu terpaksa harus menonton pertarungan Nurmagomedov di layar televisi, meskipun tidak seluruhnya.

Dikutip dari pernyataan Nurmagomedov, ibunya tak punya pilihan karena sekarang seluruh negeri, bahkan seluruh dunia, menyaksikannya beradu fisik di arena oktogon.

“Tetapi Ibu tidak akan duduk diam. Hanya beberapa saat, dia akan bangkit dari kursi, lalu bertanya dari ruangan lain: ‘Bagaimana pertarungannya?’ Itulah ibu saya."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Father.

A post shared by Khabib Nurmagomedov (@khabib_nurmagomedov) on

Senjata Rahasia

Namun yang tidak diketahui orang bahwa sebuah pesan dari sang ibu telah menjadi senjata rahasia Khabib Nurmagomedov untuk memenangkan banyak pertarungannya.

Termasuk ketika dia merobohkan penantangnya, Justin Gaethje, dalam waktu kurang dari lima menit di Fight Island, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (24/10/2020).

Dan, Nurmagomedov yang juga pemegang ban hitam judo itu pernah mengungkapkannya dalam sesi wawancara dengan Channel One pada tahun 2019.

Sejak dulu, bahkan sekarang setelah sang ayah tiada, Nurmagomedov selalu menghubungi ibunya setiap sehari. Mereka setidaknya bicara beberapa kali lewat sambungan telepon.

Namun bukan soal persiapan Nurmagomedov menjelang pertarungan yang anak ibu itu akan perbincangkan, dalam komunikasi rutin mereka.

Menurut Nurmagomedov, sang ibu justru hanya mengkhawatirkan satu hal: jangan sampai putranya itu membuat lawannya babak belur.

“Ibu selalu berkata: ‘Nak, jatuhkan lawanmu dan selesaikan duel dengan cepat. Tak perlu memukulinya. Lakukan kuncian menyakitkan dan biarkan dia melakukan tap out untuk mengakhirinya."

Dan, saat menghadapi Gaethje, Nurmagomedov memaksa petarung Amerika itu melakukan tap out dengan teknik kuncian triangle choke sesaat setelah babak kedua baru berjalan.

Entah bagaimana akhir-akhir ini jawara UFC berusia 32 tahun tersebut mengaku dia merasa lebih dekat dengan ibunya, lebih dari perasaannya terhadap mendiang sang ayah.

Padahal, sebelum pertarungannya lawan Dustin Poirier tahun lalu, Khabib Nurmagomedov pernah membicarakan tentang sikapnya terhadap orangtuanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

3 weeks ago, with my Brothers. ???? ???? #Alhamdulillah

A post shared by Khabib Nurmagomedov (@khabib_nurmagomedov) on

“Saya selalu punya tujuan di kepala saya: bagaimana membuat ayah saya bahagia."

"Dia tidak pernah memuji saya, dan saya selalu berusaha untuk mendapatkan pujiannya. Itu segalanya bagi saya.”

Kini, sepeninggal sang ayah dan keputusannya pensiun dari MMA, Khabib Nurmagomedov mempersiapkan diri untuk tujuan baru dalam hidupnya membahagiakan sang ibu.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita UFC dan Entertainment Lainnya:

Kagumi Roger Federer, Paulo Dybala Meyakini Para Petenis Dunia Jago Sepak Bola

Conor McGregor Menghargai Keputusan Khabib Nurmagomedov untuk Pensiun

Source: sports.ru

RELATED STORIES

Kalah dari Khabib Nurmagomedov, Justin Gaethje Langsung Tantang Conor McGregor

Kalah dari Khabib Nurmagomedov, Justin Gaethje Langsung Tantang Conor McGregor

Justin Gaethje tampaknya tak ingin terlalu lama larut dalam kesedihan usai kalah dari Khabib Nurmagomedov pada duel UFC 254.

Ditinggal Pensiun Khabib Nurmagomedov, Presiden UFC Buka Suara

Presiden UFC, Dana White, mengaku tak akan mengubah keputusan pensiun yang diambil Khabib Nurmagomedov.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Kylian Mbappe memakai nomor punggung 10 di Real Madrid. (Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id).

La Liga

Kylian Mbappe Lebih Baik dalam Urusan Gol Dibanding 15 Tim La Liga

Real Madrid kalahkan Athletic Bilbao di La Liga, Kylian Mbappe tambah catatan gol.

Pradipta Indra Kumara | 03 Dec, 22:52

brian rowsom - rans

Basketball

Comeback ke Indonesia, Brian Rowsom Ingin Bawa RANS Simba Bogor Juara IBL 2026

Pelatih anyar RANS Simba Bogor, Brian Rowsom, punya harapan besar untuk IBL 2026.

Teguh Kurniawan | 03 Dec, 19:56

Cover SEA Games 2025 Thailand. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Tennis

Siapkan Bonus Tambahan, PP Pelti Resmi Lepas Timnas Tenis Indonesia Menuju SEA Games 2025

Ketua Umum PP Pelti, Nurdin Halid, mengungkapkan bonus tambahan minimal Rp100 juta untuk Timnas tenis Indonesia peraih medali SEA Games 2025.

Taufani Rahmanda | 03 Dec, 16:05

Klub Liga Jerman Borussia Dortmund. (Hendy Andika/Skor.id)

Bola Internasional

Di Bawah CEO Baru, Borussia Dortmund Coba Rangkul Pasar Asia

Carsten Cramer (56) ditunjuk sebagai CEO baru Borussia Dortmund.

Gangga Basudewa | 03 Dec, 15:42

Cover Nintendo. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Esports

Nintendo Akuisisi Bandai Namco Studio Singapura

Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Nintendo untuk memperkuat kapasitas pengembangan game first-party.

Gangga Basudewa | 03 Dec, 15:38

RANS Simba Basketball

Basketball

RANS Simba Bogor Resmi Perkenalkan Tim untuk IBL 2026, Usung Harapan Juara

RANS Simba Bogor siap mengarungi IBL 2026, ambisi besar pun digaungkan.

Teguh Kurniawan | 03 Dec, 15:03

Cover LTS Semarang.

Liga TopSkor

Liga TopSkor Semarang 2026 Dimulai, Penuh Antusias di Musim Kedua

Liga TopSkor Semarang 2026 kategori U-14 dan U-16 sudah dimulai pada Sabtu dan Minggu akhir pekan kemarin.

Nizar Galang | 03 Dec, 14:28

Tenis meja Indonesia kembali tampil di SEA Games setelah absen dua edisi. (Dede Mauladi/Skor.id)

Other Sports

Tenis Meja Indonesia Bidik Lima Medali di SEA Games 2025

Ketum IPL, Petrus Reinhard Golose, menegaskan Tenis Meja Indonesia membidik lima medali, termasuk satu emas, di SEA Games 2025.

Nizar Galang | 03 Dec, 14:13

Ilustrasi KONI DK Jakarta. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Other Sports

KONI DK Jakarta Bikin Prihatin

Didi Affandi menyampaikan keprihatinan mendalam atas kegagalan Jakarta meraih gelar Juara Umum PON tiga edisi terakhir.

Rais Adnan | 03 Dec, 13:17

Timnas futsal putri Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Jadwal Timnas Futsal Putri Indonesia di SEA Games 2025, Diawali Bersua Vietnam dan Myanmar

Timnas futsal putri Indonesia semula masuk dalam Grup B cabang olahraga futsal putri SEA Games 2025.

Taufani Rahmanda | 03 Dec, 10:15

Load More Articles