- Soeharto Sahan adalah pemain sayap PSSI Pratama pada era awal 1980-an.
- Bukan pemain level Galatama atau Perserikatan, tetapi Soeharto Sahan dipanggil ke skuad pelapis timnas Indonesia.
- Metode latihan Bernd Fischer asal Jerman pun jadi bagian terpenting dari ilmu sepak bola Soeharto Sahan.
SKOR.id - Soeharto Sahan adalah sedikit dari pesepak bola Indonesia level amatir yang pernah merasakan ditangani pelatih timnas Indonesia asal Jerman, Bernd Fischer.
Ya, Bernd Fischer pernah bekerja untuk PSSI pada awal 1980an dan kala itu dia memegang PSSI Pratama.
PSSI Pratama adalah skuad pelapis dari timnas Indonesia yang diisi pemain muda dari berbagai klub amatir, pemain dari Pekan Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI), serta tim perserikatan.
Pada 1981, Soeharto Sahan usianya baru 21 tahun dan merupakan pemain anyar klub amatir kenamaan asal Jakarta, Bina Taruna.
Penampilan lelaki kelahiran Pekanbaru ini memikat tim pelatih PSSI, walau secara postur sebagai pemain sayap kurang ideal.
"Saat di mess, pengurus Bina Taruna mengatakan kalau PSSI mengontak saya dan Ronald Wongkar agar gabung TC timnas Indonesia yang Pratama," ujar Soeharto Sahan kepada Skor.id, Jumat (10/9/2021).
Diakui Suharto Sahan, dia sangat senang dengan pemanggilan ini apalagi cita-citanya memang ingin masuk timnas Indonesia.
Dia meninggalkan Pekanbaru demi menggapai mimpi menjadi pemain timnas Indonesia dan PSSI Pratama memanggilnya.
Sayang, karier Soeharto Sahan tak terlalu lama di timnas Indonesia, walau dia sempat menjalani TC di bawah asuhan Bernd Fischer sekitar setahun lebih.
Meski demikian, dia sangat bangga mendapatkan banyak ilmu sepak bola dari Bernd Fischer. Baginya, disiplin dan pelajaran sportivitas dari Bernd Fischer sangat luar biasa.
"Bernd Fischer itu pelatih yang tegas, tetapi juga sangat sportif serta tentu disiplin. Jika beliau salah atau kurang pas, saat diingatkan tak merasa malu mengakui kesalahannya," tutur Soeharto.
"Suatu ketika, kami dijanjikan latihan sekitar sejam setengah. Tetapi, sampai waktu habis latihan tetap jalan. Maka, beliau kami ingatkan soal waktu tersebut."
"Ternyata, beliau berterima kasih ke kami para pemainnya kalau seharusnya latihan telah selesai. Itu baru hal kecil saja, banyak ke yang lain," ucapnya.
Ketika Soeharto Sahan memutuskan tak meneruskan karier sepak bolanya karena cedera lutut parah pada pertengahan 1980-an, dia pun langsung menekuni kepelatihan.
Selain SSB Bina Taruna, dia juga menjadi pendiri SSB Tunas Harapan di Bekasi, yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Diakui Soeharto Sahan, dia sangat menikmati membina dan melatih pemain usai muda. Bahkan, hal itu dia tekuni selama bertahun-tahun.
Bersama SSB Bina Taruna, dia pernah melatih pada era akhir 1980an dan salah satu pemain yang dibesarkannya adalah Abdul Manan.
Abdul Manan adalah salah satu penyerang lokal berbahaya era awal Liga Indonesia dan jadi bintang Persijatim Jakarta Timur (kini Sriwijaya FC).
Lalu, Soeharto Sahan mulai 2011 mendirikan SSB Tunas Harapan dengan asa melahirkan pesepak bola yang disiplin.
"Filosofi sepak bola ala Bernd Fischer saya padukan dengan metode kepelatihan disiplin dari dua pelatih lokal yang sempat lama menangani saya, Ipong Silalahi dan Tumpak Sihite," ujarnya.
Namun, Soeharto Sahan untuk sementara istirahat melatih pemain muda dan menyerahkan pengelolaan SSB Tunas Harapan ke beberapa juniornya.
View this post on Instagram
Berita Kiprah lainnya:
Kiprah: Kekey Zakaria, Bakal Melatih Kembali Selepas Pensiun
Kiprah: Azaria Betekenang, Eks-Kapten Persebaya yang Bina Pemain Muda saat Berusia Senja
Kiprah: Jayadi Said, Tekad Mencetak Pemain yang Mencintai Sepak Bola