- Pelatih timnas Indonesia dalam Piala AFF 2018, Bima Sakti, melakukan dua blunder besar.
- Bima Sakti memanggil pemain-pemain yang penampilannya sedang menurun dalam kompetisi.
- Hansamu Yama ditunjuk Bima Sakti sebagai kapten timnas Indonesia dan jadi sejarah baru.
SKOR.id - Citra Bima Sakti Tukiman pada 2018 benar-benar negatif. Kisah awalnya terjadi pada 26 Maret 2018 saat timnas Indonesia U-19 ditaklukkan Jepang.
Menggantikan Indra Sjafri pada 2017, Bima diyakini bisa meneruskan legasi Indra Sjafri. Nyatanya, permainan Garuda Muda malah jauh dari ekspektasi.
Dalam pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu, suporter timnas mengolok-olok Bima dan meneriaki nama Indra Sjafri untuk kembali ke timnas.
Naasnya, selepas Asian Games 2018, Luis Milla tak ingin kontraknya bersama PSSI diperpanjang karena ada sejumlah persoalan. Salah satunya soal gaji.
Pada 21 Oktober, akhirnya PSSI menunjuk Bima sebagai karteker Luis Milla. Ia ditugaskan mengawal Garuda Merah-Putih dalam Piala AFF 2018.
PSSI seperti tak punya pilihan lain dan tak berkaca dari kisah timnas Indonesia U-19. Walau Bima punya pengalaman dan wawasan, kualitasnya masih diragukan.
Benar saja, Bima membuat blunber sejak awal pembentukan timnas Indonesia untuk Piala AFF 2018. Banyak pemain yang tak bersinar malah ia panggil.
Beberapa nama yang sangat disorot publik adalah Bagas Adi Nugroho, Hargianto, I Putu Gede Juni Antara, Septian David Maulana, dan Awan Setho Raharjo.
Bukan hanya karena masih muda, tetapi penampilan pemain-pemain ini sedang menurun dalam kompetisi. Banyak pemain yang dinilai lebih layak.
Walau, ketika itu Bima punya alasan logis, yakni pemain-pemain ini merupakan andalan Luis Milla dalam Asian Games 2018 dan sesuai dengan filosofi permain.
Kedua, secara mengejutkan Bima menunjuk Hansamu Yama sebagai kapten timnas. Padahal, saat itu ada sejumlah nama senior yang diyakini lebih bisa memimpin.
Salah satunya Fakhruddin Aryanto, yang pada Piala AFF 2018 jadi kesempatan keempatnya dalam ajang prestisius kawasan Asia Tenggara tersebut.
Bila menilik statistik, penampilan Hansamu juga sedang tak menggembirakan. Dalam 19 kesempatan membela Barito Putera, hanya lima kali timnya menang.
Walau penunjukan posisi kapten ini tak menimbulkan gesekan yang tampak, tetapi pada prakteknya koordinasi dan kerja sama di lapangan tergambar.
Hansamu sebagai bek muda terlihat tak bisa memimpin rekan-rekannya yang juah lebih senior, seperti Rizky Rizaldi Pora atau Stefano Lilipaly.
Memorialnya, penunjukan Hansamu sebagai kapten tercatat sebagai sejarah baru. Ini kali pertama dalam sejarah Indonesia pemain berusia 23 tahun jadi kapten utama.
"Masalah kapten itu pilihan pelatih," kata Hansamu saat itu. "Senior-senior di sini juga baik-baik dan kami sering sharing, jadi tidak ada masalah,” ia menambahkan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita Kilas Balik Piala AFF Lainnya:
Kilas Balik Piala AFF 2007: Ponaryo Astaman Teringat Malam Sebelum Laga Penentuan
Kilas Balik Piala AFF 2007: Menurut Saktiawan Sinaga, Pemain Timnas Indonesia Terlalu Egois
Kilas Balik Piala AFF 2016: Kutukan Berlanjut, Thailand Bintang Lima