- Timnas Indonesia tampil dalam Piala AFF 2016 tanpa adanya kompetisi resmi selepas disanksi FIFA.
- Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, hanya bisa memanggil maksimal dua pemain dari setiap klub.
- Pasalnya, klub fokus dalam turnamen ISC A 2016 yang jadwalnya beririsan dengan Piala AFF 2016.
SKOR.id - Pencapaian timnas Indonesia di Piala AFF 2016 memang di luar ekspektasi publik. Diiringi keraguan, namun tim asuhan Alfred Riedl menembus partai puncak.
Edisi 2016 adalah kali pertama timnas Indonesia tampil dalam Piala AFF tanpa kompetisi resmi. Penyebabnya, sanksi dari FIFA baru dicabut pada Mei 2016.
Berita Timnas Indonesia: Bambang Pamungkas Bicara Kemungkinan Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Selama periode sanksi tersebut, kompetisi kasta tertinggi tak bisa digulirkan. Sebagai gantinya, turnamen Indonesia Soccer Championship digelar.
Turnamen ras kompetisi tersebut berlangsung mulai 29 April hingga 18 Desember 2019. Jadwal tersebut beririsan dengan Piala AFF 2016.
Dari sinilah polemik awal muncul. Klub bersepakat, Alfred Riedl hanya diperbolehkan memanggil maksimal dua pemain dari klub kasta tertinggi.
Pelatih asal Austria tersebut, pada akhirnya tak bisa berbuat banyak selain tetap memilih pemain-pemain terbaik dengan segala keterbatasan.
Proses pembentukan skuad pun terbilang instan dan penuh pergolakan. Seleksi tahap awal baru dimulai kurang dari empat bulan jelang kejuaraan, Agustus 2016.
Awal September, Alfred Riedl baru bisa mengumpulkan pemain pilihannya untuk melakoni partai uji coba. Timnas Malaysia menjadi lawan pertama.
Hasilnya cukup memuaskan. Timnas Indonesia mengalahkan rivalnya tersebut dengan skor telak 3-0. Kepercayaan publik terhadap timnas perlahan meningkat.
Tiga laga uji coba setelahnya dilalui dengan hasil imbang, skor 2-2, di Sleman dan kalah 2-3 melawan Vietnam, serta imbang tanpa gol kontra Myanmar.
Ujian bagi sang pelatih tak berhenti sampai di situ. Pada saat tim tengah melakukan persiapan akhir di Karawaci, kabar buruk didapati Alfred Riedl.
Irfan Bachdim yang saat itu sangat diharapkan menjadi tandem ideal bagi Boaz Solossa
di lini depan, mengalami cedera parah.
Pemain blasteran Belanda tersebut cedera akibat berbenturan keras dengan bek muda, Hansamu Yama, dalam sesi latihan. Irfan harus istirahat dua bulan.
Dalam waktu singkat, Alfred Riedl harus mencari pemain pengganti. Riedl kemudian memilih nama pemain muda Persipura, Ferinando Pahabol sebagai pengganti.
Namun, keinginan Riedl tersebut tak mendapat restu dari Persipura. Kompetisi ISC yang memasuki fase krusial kala itu, membuat Persipura tak merestui.
Pada akhirnya, Riedl hanya bisa memanggil striker muda minim jam terbang di klub, yakni Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, yang kala itu membela PSM Makassar.
Berita Timnas Indonesia Lainnya: Esai Foto: Final SEA Games 2011, Kenangan Pahit Timnas Indonesia U-23 di Jakarta
Namun, di tengah keterbatasannya tersebut, Riedl sukses meracik dengan daya juang yang luar biasa. Indonesia lolos grup neraka di fase penyisihan.
Padahal saat itu Indonesia tergabung di grup kuat seperti juara bertahan Thailand, Singapura, dan tuan rumah Filipina, yang lebih diunggulkan.
Nyatanya Manahati Lestusen dan kawan-kawan berhasil mengubah prediksi dan keluar sebagai runner-up Grup A di bawah Thailand dengan perolehan empat poin.