- PB PGI menggelar Munas di Jakarta pada 20-21 Februari 2023.
- Salah satu agenda Munas PB PGI kali ini adalah pemilihan ketua umum untuk periode 2023-2027.
- Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, PB PGI masih memiliki pekerjaan rumah terkait penyelarasan tren dengan prestasi.
SKOR.id - Munas Pengurus Besar Persatuan Golf Seluruh Indonesia (PB PGI) 2023 berlangsung di Jakarta pada 20-21 Februari 2023.
Salah satu agenda Munas PB PGI kali ini adalah memilih Ketum untuk periode 2023-2027 di mana ada tiga calon yang bersaing, yakniBoy Rafli Amar, Ahmad Sahroni, dan Japto Soerjosoemarno.
Agus Suhartono selaku ketua penyelenggara Munas mengatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan jumlah pemilik hak suara dalam pemilihan ketua umum.
Peningkatan popularitas golf di Indonesia yang terjadi belakangan pun membuat pemilik suara meroket hingga mencapai 550 hingga hari ini.
Pemilik suara tersebut terdiri dari Pengurus Provinsi, Pengurus Kota, Pengurus Kabupaten, klub, lapangan golf, dan fasilitas latihan golf.
"Jumlahnya (pemilik suara) nanti akan dibatasi karena perkumpulan terus bertambah banyak. Oleh karena itu perlu ada pemikiran untuk pembatasan jumlah hak suara," kata AGus Suhartono.
Hal senada juga diungkapkan oleh ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, yang juga hadir dalam acara pembukaan Munas PB PGI.
Hanya saja, Raja Sapta Oktohari berpendapat bahwa perkara perubahan pemilik hak suara baru bisa direvisi ketua umum terpilih yang baru. Sehingga jumlah pemilih untuk Munas kali ini akan memenuhi proporsi yang diinginkan oleh federasi.
"Mungkin ketua umum yang baru bisa melakukan revisi atau peninjauan ulang terhadap jumlah voters yang besar," kata pria yang akrab disapa Okto tersebut.
"Yang perlu diingat dalam olahraga pakemnya ada enam. Pertama tujuannya bukan sukses tetapi prestasi. Itu ada atlet, pelatih, wasit, (pemilik) venue, (penyelenggara) event, dan keenam baru organisasi."
Selain hak suara, Okto juga menggarisbawahi tentang prestasi golf Indonesia yang perlu ditingkatkan. Menurutnya, golf adalah salah satu olahraga populer di Indonesia karena makin tumbuhnya komunitas amatir maupun profesional.
Akan tetapi, kondisi tersebut belum menunjukkan korelasi positif terhadap prestasi golf Indonesia di kancah internasional.
"Parameter olahraga itu prestasi. Golf sama dengan cabang lainnya seperti balap sepeda dan tinju yang memiliki tiga kelompok, ada komunitas, amatir, dan profesional," katanya.
"Saya ketika di balap sepeda, antara komunitas dan prestasi tidak inline. Ini memang jadi PR (pekerjaan rumah) untuk ke depannya."
"Namun saya optimistis ketua umum baru nantinya bisa meningkatkan lagi prestasi golf Indonesia," kata Okto menegaskan.