Ketika Fisikawan Stephen Hawking Meramu Formula agar Inggris Sukses di Piala Dunia 2014

Nurul Ika Hidayati

Editor:

  • Profesor Stephen Hawking menciptakan formula yang diharapkan bisa membantu Inggris memenangkan Piala Dunia 2014 Brasil.
  • Fisikawan legendaris itu menyebutkan bahwa skuat Roy Hodgson harus memainkan pola 4-3-3 daripada formasi tradisional 4-4-2.
  • Apa daya, Inggris hanya menjadi juru kunci Grup D, sementara Jerman juara usai menekuk Argentina 1-0.

SKOR.id - Sebelum Piala Dunia 2014 Brasil, bandar taruhan Paddy Power meminta bantuan fisikawan legendaris Stephen Hawking untuk membuat formula bagi tim nasional Inggris untuk memenangkan kompetisi besar itu.

"Seperti yang kita katakan dalam sains," kata sang fisikawan, "Inggris tidak bisa memukul pantat seekor sapi dengan banjo."

Hawking menciptakan dua teori, menilai apa yang diperlukan untuk mencetak gol dalam adu penalti dan juga variabel apa yang diperlukan agar The Three Lions menang di Brasil.

“Sejak awal peradaban, orang belum puas melihat sebuah peristiwa sebagai tidak berhubungan dan tidak dapat dijelaskan,” kata pria Inggris yang diangkat sebagai Fellow dari Royal Society itu dalam konferensi pers untuk mengungkap temuannya.

“Mereka mendambakan pemahaman tentang tatanan yang mendasari di dunia. Piala Dunia tidak berbeda.”

Paddy Power menggunakan alasan bahwa Hawking mungkin sedikit lebih memenuhi syarat untuk memperkirakan Piala Dunia daripada Paul the Octopus, yang dipekerjakan untuk memprediksi hasil pertandingan selama kompetisi 2010 tersebut.

Mereka salah, tentu saja. Jerman juara setelah mengalahkan Argentina 1-0 di final. Inggris bahkan tidak bisa melewati babak penyisihan dengan hanya berakhir sebagai juru kunci Grup D yang berisikan Costa Rica, Uruguay, dan Italia. 

"Kami pikir ada 1% kemungkinan dia akan mengatakan ya," kata Paddy Power mengenai eksperiman mereka itu. “Tapi dia melakukannya. Dan, kami benar-benar terkejut.”

Kondisi Optimal
Hawking sepertinya menganalisis 45 pertandingan Piala Dunia yang dimainkan Inggris sejak kemenangan mereka pada tahun 1966 untuk menarik beberapa kesimpulan mengenai faktor-faktor berulang yang memengaruhi kinerja negara.

Dia menggunakan teknik yang disebutnya "Pemodelan Regresi Logistik Umum" untuk menilai sejumlah variabel dan menentukan peluang kemenangan Tim Tiga Singa yang ketika itu ditangani oleh Roy Hodgson.

“Secara statistik, seragam merah Inggris lebih sukses,” sang ilmuwan fisika kelahiran Oxford, Inggris, itu memulai, dalam video yang dibuat oleh bandar taruhan untuk menjelaskan temuan Hawking.

Dia juga menemukan bahwa The Three Lions 10% lebih mungkin untuk meraih kemenangan dengan formasi 4-3-3, daripada 4-4-2, dengan Inggris mencatat rekor kemenangan 58% untuk formasi yang pertama.

“Psikolog di Jerman menemukan warna merah membuat tim merasa lebih percaya diri dan dapat membuat mereka dianggap lebih agresif dan dominan,” kata mantan profesor matematika Lucasian itu.

"Demikian pula, pola permainan 4-3-3 lebih positif sehingga tim diuntungkan karena alasan psikologis yang sama."

Hawking juga menambahkan komentar mengenai karakteristik wasit, dengan mengatakan bahwa Inggris seharusnya mengharapkan wasit Eropa.

“Wasit Eropa lebih bersimpati pada permainan Inggris dan kurang bersimpati pada balerina seperti (Luis) Suarez,” Hawking menambahkan.

“Menjadi lebih dekat dengan rumah mengurangi dampak negatif dari perbedaan budaya dan jetlag,” lanjut sang profesor.

“Kami bekerja lebih baik di iklim sedang, di dataran rendah, dan dengan kick-off sedekat mungkin dengan jam tiga (sore) normal.”

Menurut Hawking, kenaikan suhu 5ºC mengurangi peluang menang sebesar 59%.

Formula untuk Penalti yang Sempurna
“Mari kita mulai dengan tekniknya,” kata Hawking dalam video tersebut. "Kecepatan adalah kuncinya, berikan yang terbaik."

“Namun, kecepatan bukanlah apa-apa tanpa penempatan. Kalau saja saya membisikkan itu di telinga Chris Waddle sebelum dia mengirim bola ke orbit pada tahun 1990.”

“Statistik mengkonfirmasi hal yang sudah jelas. Tempatkan bola di sudut kanan atas atau kiri untuk peluang sukses terbaik."

Usia, atau secara mengejutkan apakah penendang menggunakan kaki kanan atau kiri, juga membuat perbedaan dalam peluang keberhasilan pemain dari titik penalti.

“Tetapi pemain botak dan pemain berambut pirang lebih mungkin mencetak gol. Alasannya tidak jelas. Ini akan tetap menjadi salah satu misteri besar sains,” kata Hawking.

Meskipun Hawking melihat formula untuk Inggris itu tidak diragukan lagi terbilang brilian, seorang profesor dari Universitas Surrey, Jim Al-Khalili, sama sekali tidak menyukainya.

"Ini sama sekali tidak ada gunanya," kata Al-Khalili kepada The Guardian. “Tembakan penalti bergantung pada kemampuan alami, latihan, dan psikologi.”

“Tak satu pun dari faktor-faktor ini dapat ditangkap dalam sebuah persamaan, bahkan kode komputer dengan ukuran model iklim yang paling canggih pun akan gagal menangkap faktor-faktor ini dengan tingkat keandalan apa pun.”

Mungkin tidak ada gunanya, tapi tetap brilian. Profesor Hawking meninggal pada 2018 di usia 76 tahun. Beristirahatlah dengan tenang, Profesor!***

Berita Timnas Inggris Lainnya:

VIDEO: Pahlawan Inggris di Piala Dunia 1966 Bicarakan Peluang The Three Lions

Bintang-bintang Inggris Malu-malu saat Menerima Hadiah Kejutan di Hotel Tim Qatar

Setelan Resmi Piala Dunia 2022 Inggris Paling Unik dibandingkan Pilihan Mode Masa Lalu

Source: Planet Football

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan. (Foto: Yogie Gandanaya/Grafis: Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

National

Tiba di AS Trencin, Marselino Ferdinan Optimistis Bisa Bawa Tim ke Papan Atas

Marselino Ferdinan akhirnya bergabung dengan AS Trencin yang berkompetisi di Liga Utama Sepak Bola Slovakia.

Rais Adnan | 14 Oct, 07:17

Marco Carnesecchi (Atalanta), Mile Svillar (AS Roma), dan Mike Maignan (AC Milan), kiper dengan nilai pasar tertinggi di Liga Italia. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

Liga Italia

7 Kiper dengan Nilai Pasar Tertinggi di Liga Italia

Berikut ini 7 kiper dengan nilai pasar tetringgi di ajang Liga Italia, tak ada nama David De Gea.

Pradipta Indra Kumara | 14 Oct, 06:24

Cover Olahraga Padel.

Other Sports

Timnas Padel Indonesia Siap Tampil di Piala Asia Padel 2025, PBPI Tak Mau Beri Tekanan

Timnas padel Indonesia bertolak ke Qatar pada Selasa (14/10/2025) untuk World Asia Cup 2025 atau Piala Asia Padel 2025.

Taufani Rahmanda | 14 Oct, 05:12

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Timnas Indonesia

Shin Tae-yong Bantah Rumor Kembali Melatih Timnas Indonesia

Shin Tae-yong juga menegaskan bahwa kemenangan atas Arab Saudi dan mengimbangi Australia bukan kebetulan.

Rais Adnan | 14 Oct, 04:50

Pelatih Timnas Italia, Gennaro Gattuso. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id).

World

Prediksi dan Link Live Streaming Italia vs Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Prediksi pertandingan dan link live streaming Italia vs Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Pradipta Indra Kumara | 14 Oct, 03:08

livoli divisi utama 2025

Other Sports

Livoli Divisi Utama 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen Livoli Divisi Utama 2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Teguh Kurniawan | 14 Oct, 01:31

IBL (Indonesian Basketball League). (Dede Mauladi/Skor.id)

Basketball

Salary Cap buat Pemain Asing Bakal Diterapkan Mulai IBL 2026, Ada Sanksi Jika Melanggar

Selain perubahan komposisi pemain asing di IBL 2026, bakal ada pula batasan gaji buat para pemain tersebut.

Teguh Kurniawan | 14 Oct, 01:23

Yuran Fernandes dan Riko Simanjuntak (Persija Jakarta vs PSM Makassar)

Liga 1

Tanjung Verde Lolos, Kapten PSM Berpeluang Tampil di Piala Dunia 2026

Tanjung Verde lolos, kapten PSM Makassar, Yuran Fernandes, masih berpeluang tampil di Piala Dunia 2026.

Pradipta Indra Kumara | 14 Oct, 00:56

Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026. (Yusuf/Skor.id)

World

Tanjung Verde, Negara Terkecil Kedua yang Lolos ke Piala Dunia

Tanjung Verde menjadi negara terkecil kedua yang lolos ke Piala Dunia.

Pradipta Indra Kumara | 13 Oct, 23:53

Pelatih Timnas Indonesia untuk SEA Games 2025, Indra Sjafri.

Timnas Indonesia

TC Tahap Kedua Timnas U-23 Indonesia Dimulai November, Jumlah Pemain Mengerucut

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri, mengupayakan ada dua uji coba lagi pada TC tahap kedua.

Teguh Kurniawan | 13 Oct, 20:18

Load More Articles