- Sejak Paris Saint-Germain di bawah kepemilikan Qatar Sports Investment, mereka tidak pernah lagi melepas pemain dengan status dijual.
- Sejumlah pemain bintang ingin pergi tapi di antara mereka berakhir duduk di bangku cadangan.
- Kasus Marco Verratti berimbas kepada berakhirnya kerja sama dengan agennya, Donato di Campli.
SKOR.id - Siapa yang sudah datang ke Paris Saint-Germain (PSG), dia akan menjadi milik klub asal Paris tersebut, mungkin untuk selamanya.
Ini berlaku untuk pemain tertentu karena Paris Saint-Germain bukanlah tim yang menempatkan keuntungan finansial dari penjualan pemain sebagai yang paling utama.
Mereka yang datang tidak akan dapat pergi begitu saja. Setidaknya, kalaupun pada akhirnya berhasil meninggalkan Paris Saint-Germain, mereka bisa pergi dengan alasan tertentu dan dengan bebas transfer pula.
Faktanya, sejak klub ini di bawah kepemilikan Qatar Sports Investment, perusahaan milik Tamim bin Hamad Al Thani dan dengan kepemimpinan Presiden Nasser Al-Khelaifi, tidak ada satu pun pemain dengan status bintang yang bisa pergi begitu saja dengan status "dijual".
Mereka, para pemain ini, yang mengejutkan bahkan pergi justru dengan status bebas transfer. Bagi Paris Saint-Germain, harga diri atau citra mereka tampaknya sangat dijaga.
Ketika kabar Kylian Mbappe selalu muncul ke permukaan terkait rencana kepindahannya ke Real Madrid, memang ada isu bahwa keluarga sang pemilik klub sempat dikabarkan meminta manajemen untuk mempertimbangkan tawaran dari Real Madrid.
Isu itu kemudian juga dikemas bahwa ada hubungan yang sangat baik antara Presiden Real Madrid, Florentino Perez, dan Tamim bin Hamad Al-Thani.
Diyakini bahwa hubungan baik antara keduanya akan memuluskan transfer ini.
Bahkan, salah satu pers Spanyol, seperti Marca, sempat menampilkan analisis bahwa Real Madrid tidak perlu lagi berurusan dengan Presiden Nasser Al-Khelaifi atau Direktur Olahraga Leonardo.
Florentino Perez diyakini bia langsung berbicara dengan orang nomor satu yang berada di Qatar, yaitu Tamim bin Hamad Al-Thani.
Tapi, semua itu ternyata hanyalah asumsi belaka. Pada akhirnya, Kylian Mbappe tetap tidak dapat ke mana-mana. Dia tetap berada di Paris Saint-Germain, di dalam sangkar emas Les Parisiens.
Kabar atau spekulasi transfer Kylian Mbappe pun akhirnya berakhir dengan sendirinya seiring telah berakhirnya tenggat waktu bursa transfer musim panas lalu.
Real Madrid tampaknya harus menunggu hingga Januari 2022 nanti, atau mungkin di akhir musim 2021-2022.
Atau bahkan, itu tadi, Kylian Mbappe tidak akan pernah meninggalkan Paris Saint-Germain karena bukan tidak mungkin klub tersebut akan berhasil memengaruhi sang pemain untuk memperpanjang kontraknya.
Ya, sebuah kabar yang mengejutkan tentunya ketika Real Madrid telah menawarkan pembelian lebih dari 200 juta euro tapi sama sekali tanpa jawaban dari Paris Saint-Germain. Itu seperti penolakan secara halus.
Klub seperti Real Madrid atau klub besar Eropa mana pun tampaknya harus melihat bahwa Paris Saint-Germain memang tidak pernah berniat menjual pemain bintangnya, apalagi dengan bobot seperti Kylian Mbappe.
Kylian Mbappe adalah kasus terkini ketika pemain bertatus bintang Paris Saint-Germain ingin pergi, tapi pada akhirnya gagal. Tapi, kasus yangn dialami Kylian Mbappe bukanlah satu-satunya.
Intinya, Paris Saint-Germain telah membedakan diri mereka sendiri dengan klub-klub Eropa lainnya.
Sejak klub ini di bawah kontrol keluarga yang juga dari kerajaan Qatar, pemain yang dinilai sangat penting, mereka tidak akan dapat pergi.
Ini pernah terjadi atau dialami sejumlah pemain seperti Adrien Rabiot, Marco Verratti, Neymar, dan Marquinhos.
Upaya untuk membawa mereka pergi dari Paris Saint-Germain pun bukan sesuatu yang mudah. Hal ini pernah dialami mantan agen Marco Verratti yaitu Donato di Campli.
Dalam sebuah wawancara, Donato di Campli pernah diminta pendapat ketika isu rencana Neymar kembali ke Barcelona muncul ke permukaan pada 2018 silam.
"Itu tidak mungkin, mereka (pemain)tida akan dapat pergi karena terpenjara di sangkar emas," kata Donato di Campli, saat itu, mengibaratkan situasi tersebut.
Apa yang digambarkan Donato di Campli tidaklah meleset. Bahkan jika melihat yang dialami Kylian Mbappe pada bursa transfer lalu itu.
Lalu, bagaimana dengan pemain lainnya yang ketika itu juga gagal? Skor.id merangkum kembali sejumlah pemain yang ingin meninggalkan Paris Saint-Germain tapi mereka justru tetap berakhir di "sangkar emas" klub milik bilioner Qatar ini:
Neymar
Untuk kasus Neymar yang sempat dua kali dikaitkan akan kembali ke Barcelona pada musim panas 2018 dan 2019.
Yang pertama, Paris Saint-Germain dengan tegas menolak tawaran atau nilai yang diajukan Barcelona.
Sedangkan tawaran terakhir, diwarnai dengan alasan bahwa Neymar mulai tidak betah dengan situasi di kamar ganti.
Namun, saat itu pula, Barcelona sudah mulai mengawali situasi kesulitan keuangan, meski mereka sempat menawarkan 110 juta euro.
Paris Saint-Germain ketika itu pun dikabarkan (pemberitaan pers Eropa) mematok harga 130 juta euro yang membuat negosiasi kemudian tidak mencapai kesepakatan.
Barcelona ketika itu juga mencuatkan isu bahwa mereka ingin menyatukan kembali Neymar dan Lionel Messi.
Seperti diketahui, Paris Saint-Germain membeli Neymar dengan nilai 222 juta euro pada 2017 silam.
Pembelian tersebut bahkan disebut-sebut sebagai "pembalasan" Paris Saint-Germain terhadap Barcelona yang saat itu mencoba membajak Marco Verratti.
Hanya setahun setelah pembelian tersebut, Neymar meminta Paris Saint-Germain melepaskan dirinya, tapi tidak ada jalan keluar untuk Neymar.
Real Madrid ketika itu juga tertarik tapi mereka pun mendapatkan respons atau jawaban yang sama dari klub asal Paris tersebut.
Kini, Neymar justru telah memperpanjang kontrak dengan Paris Saint-Germain hingga 2025.
Bukan hanya itu, dia kini dikelilingi oleh pemain yang merupakan teman dekatnya seperti Lionel Messi, dan sebelumnya Angel Di Maria, Keylor Navas, hingga Mauro Icardi.
Karena itu, Neymar tampaknya sudah memahami bahwa pada akhirnya dia akan mengakhiri kariernya di Kota Paris, dalam sangkar emas Paris Saint-Germain.
Marco Verratti
Ketertarikan Barcelona terhadap Marco Verratti sudah sangat lama, tepatnya sejak dia justru mulai bersinar bersama Paris Saint-Germain.
Dari karakteristik permainannya, wajar jika Los Azulgrana tertarik karena Marco Verratti sosok yang ideal untuk menggantikan peran Xavi Hernandez, salah satu ikon Barca yang sudah pensiun.
Karena itu kemudian, ada beberapa tawaran yang diajukan Barcelona, yang utama adalah pada musim panas 2017.
Ketika itu, sang pemain dan agennya yaitu Donato di Campli sama-sama bertemu dengan manajemen Paris Saint-Germain dan mereka berupaya meyakinkan Verratti ingin pergi.
Saat itu pula, Verratti dan agennya menegaskan bahwa ada tawaran dari Barcelona.
Saat itu, Presiden Nasser Al-Khelaifi dan direktur olahraga Paris Saint-Germain ketika itu yaitu Antero Henrique, jutru menempatkan Marco Verratti sebagai model (contoh) pentingnya sang pemain.
Mereka lalu malah menyalahkan sang agen atas semua keributan yang terjadi terkait masa depan Marco Verratti di Paris Saint-Germain.
Tidak cukup sampai di situ, Nasser Al-Khelaifi bahkan meminta Verratti untuk memutuskan kerja sama dengan sang agen dan beralih kepada agen Mino Raiola.
Sikap petinggi Paris Saint-Germain itu pun membuat Donato di Campli berang.
"Marco Verratti sudah menjadi tahanan dari Emir Qatar. Mereka tidak menginginkan uang transfer sebesar 110 juta euro dan itu hanya karena harga diri," kata Donato di Campli, saat itu.
Apa yang diucapkan Donato di Campli kemudian seperti menyiram bensin ke bara api. Marco Verratti yang akhirnya kemudian sampai harus meminta maaf terkait perkataan tersebut.
"Saya meminta maaf untuk semua pernyataan tersebut, yang tidak saya perkirakan. Dan, saya berharap hal-hal seperti ini tidak perlu terjadi lagi," kata Marco Verratti.
Akhirnya setelah insiden tersebut, Marco Verratti benar-benar meninggalkan Donato di Campli dan memutuskan kerja sama.
Percaya atau tidak, dua tahun kemudian, dia kemudian menandantangani kontrak, resmi sebagai agen dari Mino Raiola. Marco Verratti kemudian memperpanjang kontrak di Paris Saint-Germain hingga 2024.
Setelah peristiewa itulah, Paris Saint-Germain kemudian justru mendatangkan Neymar dari Barcelona dengan rekor pembelian yang sudah diketahui dunia: 222 juta euro.
Itu adalah contoh apa yang bisa menimpa seorang agen dan klub (Barcelona) jika mereka bermain-main dengan Paris Saint-Germain.
Adrien Rabiot
Gelandang asal Prancis ini adalah contoh apa risiko yang dialami ketika dirinya meninggalkan Paris Saint-Germain.
Pada musim panas 2019, Adrien Rabiot berada dalam tahun masa kontraknya berakhir.
Ketika itu, negosiasi terkait perpanjangan kontrak sulit untuk terwujud bahkan akhirnya berhenti.
Namun, ada insiden sebelumnya yang membuat manajemen Paris Saint-Germain memutuskan apa yang berlaku bagi karier Adrien Rabiot.
Ada sebuah ketegangan dalam latihan dan diikuti dengan pernyataan Adrien Rabiot soal besarnya gaji Neymar. "Semua hanya untuk dia (Neymar). Jadi, dia bermain saja sendiri," kata Rabiot saat itu.
Itu pun bukanlah konflik pertama ketika nama Neymar terbawa-bawa dalam kontroversi tersebut.
Sebelumnya, Rabiot juga sempat menyatakan pendapatnya yang tidak suka terkait insiden perebutan menembak penalti antara Edinson Cavani (kini di Manchester United) dan Neymar.
Waktu pun berjalan dan hingga akhir 2018, tidak ada kabar perpanjangan kontrak untuk Adrien Rabiot.
Paris Saint-Germain ketika itu membuat keputusan yang sekaligus menjadi contoh: mencadangkan Adrien Rabiot.
Situasi yang dialami Adrien Rabiot pun mendapat penjelasan dari Direktur Olahraga Paris Saint Germain, Antero Henrique.
"Tidak ada lagi negosiasi. Pemain menyatakakan kepada saya bahwa dia tidak ingin menandatangani kontrak dan dia ingin pergi di akhir musim, itu saja, sampai kontraknya berakhir," katanya, saat itu.
Tidak cukup sampai di situ, Antero Henrique pun menjelaskan apa yang akan terjadi dengan Adrien Rabiot kemudian; "Bagi sang pemain, ini adalah konsekuensi yang jelas: dia akan tetap berada di bangku cadangan sampai periode yang pasti (akhir kontrak)," kata Antero Henrique.
"Sepertinya, sang pemain dan agennya telah menipu kami beberapa bulan terakhir ini. Saya harus menyatakan bahwa ini adalah situasi yang tidak menghormati klub dan fans," kata Antero Henrique lagi.
"Ini tidak bagus, khususnya bagi pemain yang telah bermain dengan kostum Paris Saint-Germain sejak dirinya mengawali dari tim junior hingga ke tim senior," dia mengingatkan.
Paris Saint-Germain memiliki versi tersendiri soal Adrien Rabiot yaitu bahwa sang pemain dan ibunya serta perwakilannya telah memberikan harapan untuk memperpanjang kontrak. Namun, situasi tersebut justru berubah secara drastis.
Pada 11 Desember 2018, Adrien Rabiot tampil untuk kali terakhir jelang laga berakhir untuk Paris Saint-Germain, dalam laga Liga Champions menghadapi Red Star.
Sejak itu, dia tidak pernah lagi dipanggil masuk tim. Adrien Rabiot hanya bisa menyaksikan rekan setimnya bertanding dari bangku cadangan atau bangku penonton.
Lalu, pada Juni tahun berikutnya, dia akhirnya bergabung dengan Juventus dengan status bebas transfer.
Marquinhos
Ada masa ketika Barcelona ingin mencari bek tengah untuk menggantikan peran Carles Puyol, setelah sang kapten pensiun.
Tepatnya pada 2015-2016, Barcelona dengan segala upaya mereka mencoba membuat Marquinhos pergi meninggalkan Paris Saint-Germain.
Marquinhos tidak menutup mata terhadap tawaran dari Barcelona. "Juni nanti, saya akan melihat situasinya," kata Marquinhos, pada Maret 2016.
Seperti sebelumnya, Paris Saint-Germain tidak ingin mengetahui apapun tentang Barcelona dan bahkan mereka tidak mau bernegosiasi terkait kemungkinan transfer bek asal Brasil tersebut.
Marquinhos sendiri kemudian menyadari situasi tersebut. Tidak ingin situasi menjadi bertambah buruk, dia tidak menempatkan diri untuk meminta Paris Saint-Germain melepasnya.
Pada saat yang sama, Paris Saint-Germain justru mulai bernegosiasi dengan Marquinhos terkait perpanjangan kontrak.
Marquinhos yang kontraknya berakhir pada Juli 2017 mendapatkan perpanjangan hingga 2022 dan dengan jumlah gaji yang lebih baik pula.
Tinggalah Barcelona yang kemudian akhirnya menyerah. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membeli Samuel Umtiti, dari Lyon.
Thiago Silva
Berapa harga seorang Thiago Silva? Bagi sejumlah klub, boleh jadi bek berpengalaman asal Brasil ini bukanlah pemain yang terlalu istimewa.
Namun, di mata Presiden Paris Saint-Germain, Nasser Al-Khelaifi, sang pemain tidak ternilai.
Thiago Silva sudah menjadi target Paris Saint-Germain sejak sang pemain masih bermain di AC Milan.
Paris Saint-Germain kemudian baru membawanya pada 2012 dengan harga transfer 40 juta euro saat itu.
Pada tahun 2013 dan 2014, Barcelona yang sudah berada di bawah kepemimpinan Josep Maria Bartomeu, telah melakukan tawaran yang konstan (berulang kali) kepada Paris Saint-Germain.
Mereka berharap agar klub asal Paris ini melepas sang pemain. Namun, semua yang diterima Barcelona terkait tawaran mereka adalah "tanpa jawaban".
Thiago Silva selalu dikaitkan dengan Barcelona, tapi Nasser Al-Khelaifi menyatakan "Pemain ini tidak bisa dinilai dengan uang".
Thiago Silva, seperti diketahui, akhirnya pergi tapi bukan ke Barcelona melainkan ke Chelsea pada 2020 lalu. Harganya? Bebas transfer.
Bagi Paris Saint-Germain, apa yang mereka miliki tidak akan mereka jual, kecuali mereka yang memberikannya dengan status bebas transfer.
Jadi Raja Gol Internasional, Ini Daftar Pemberi Assist Cristiano Ronaldo di Timnas https://t.co/KFClrx7kkJ— SKOR.id (@skorindonesia) September 7, 2021
Berita Paris Saint-Germain Lainnya: