SKOR.id – PT Liga Indonesia Baru (LIB) melakukan pertemuan dengan pihak manajemen Persib Bandung terkait insiden kerusuhan oknum suporter di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Diketahui, adanya aksi kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah oknum suporter Persib Bandung pada pertandingan pekan keenam Liga 1 2024-2025 yang mempertemukan Maung Bandung (julukan Persib) menjamu Persija Jakarta, Senin (23/9/2024).
Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, mengatakan ada delapan orang dari manajemen Persib Bandung yang berkomunikasi dengan mereka, di Kantor PT LIB, Plaza Mandiri, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2024) pagi.
“Saya berkomentar yang menjadi ranah kami, yaitu saat melawan Persija Jakarta. Kalau dari jalannya laga dari kick-off semua mulus tidak ada hambatan . Ada dua kartu merah itu juga karena kejadian yang semestinya diganjarkan,” kata Ferry Paulus.
“Setelah itu ada beberapa kejadian yang dibilang sampai viral kayak gini. Berdasarkan itu, Liga sangat perlu untuk memanggil pihak terkait terutama yang menjadi ranah kami,” Ferry Paulus menambahkan.
Sebelumnya diduga ada ketegangan dari suporter seusai pertandingan Persib Bandung menjamu Port FC di ajang AFC Champions League 2024-2025. Di laga itu, Pangeran Biru kalah dengan skor 0-1.
“Memang ada lebih tepatnya mungkin ketegangan yang dialami pada waktu Persib vs Port FC. Karena kalah, ya tentunya sebagai fans, sebagai suporter ada kekecewaan, dalam arti kekecewaan yang berlebihan dan seterusnya,” ucap Ferry Paulus.
“Sampai ada insiden masuk ke tunnel. Tunnel itu sebenarnya kan area yang steril. Tetapi, kami tidak punya kewenangan untuk melakukan sanksi karena itu berada di ranah AFC.”
Ferry Paulus meminta agar Persib memberikan sanksi terhadap internal mereka yang menjadikan kericuhan terjadi pascalaga menjamu Persija.
“Nah, balik ke tanggal 23, dan beberapa keributan-keributan tadi, ini kan dalam posisi meminta kepada Persib supaya memberikan sanksi-sanksi di internal mereka karena memicu kericuhan,” ujar Ferry Paulus.
“Itu layaknya kami kan korporasi, Persib juga korporasi dan kita tidak bisa masuk area mereka, karena mereka aturan dan SOP sendiri dalam manajemennya.”
“Kami memberikan inputan agar itu diberikan sanksi-sanksi yang sifatnya harus dipublikasikan ke publik bahwa sepak bola memberikan sanksi kepada timnya, baik ketua, manajemen dan seterusnya itu sesuatu yang biasa. Nah itu tadi kami tekankan itu harus dilakukan dan dipublikasikan,” tegas Ferry Paulus.
Sebelumnya, pada Rabu (25/9/2024) PT LIB meminta keterangan kepada pihak suporter Persib, di Kantor PT LIB. Operator kompetisi tersebut berharap kejadian kericuhan ini tidak terulang kembali.
Terkait sanksi, Ferry Paulus mengaku itu bukan ranah mereka. Menurutnya, urusan sanksi menjadi ranah dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
“Nah, balik lagi ke klarifikasi, sanksi, dan seterusnya. Saya pikir kita tunggu apa yang akan dilakukan oleh Komdis. Yang pasti kejadian ini menjadi pelajaran yang penting buat Liga,” kata Ferry lagi.
“Liga ekstrimnya, akan membuat satu kebijakan, untuk hal-hal yang akan datang, ya biasa dalam sepak bola, operator itu bisa juga memberikan sanksi, tapi sanksi yang harus ada dalam regulasi,” jelasnya.
"Bisa jadi nanti sanksi yang terberat tentunya hukuman administrasi pengurangan poin dan seterusnya itu kan hal-hal yang, sanksi yang sangat berat yang biasa diterima oleh klub. Tapi case ini adalah case yang bukan ranah kami."