SKOR.id – Gigi Soldano melewati ruang pers di Le Mans mengenakan sepasang sepatu Blundstones, celana pendek yang memperlihatkan kaus kaki panjang warna-warni seorang siswa DAMS dan, tentu saja, badan kamera besar di bawah lengannya.
Pada tahun 1978 ia mendirikan sebuah agensi, Milagro, dan bersama Tino Martino, “bajak laut” fotografi lainnya di motorsport yang menghasilkan bidikan yang biasa publik lihat di media sosial, di koran, hingga digantung di rumah para pembalap.
Ia berjalan cepat dengan mata bak lynx yang melihat ke kejauhan. Soldano selalu tampak kesal. Sebaliknya, ketika berbicara dengan kami, Anda mengerti bahwa itu hanya wajah perangnya. Dia memang harus menemukan gambarnya di lantai dansa karena inilah kehidupan yang dia pilih.
Uang tidak ada hubungannya lagi dengan itu: untuk 30 tahun berkeliling sirkuit di dunia ini dan menonton balapan dari sisi trek, seringkali hanya menemukan bagaimana hasilnya nanti, untuk melacak gaya yang dapat Anda curi dari sesuatu yang tidak dapat diganti. Dia hidup dari ini dan mungkin membutuhkannya.
Kini, Gigi Soldano bisa melihat foto-foto masa lalu melalui iPhone. Model lama karena dia menggunakan alat yang berbeda untuk memotret. Dan jika memiliki kesempatan, dia akan menunjukkan pilihannya untuk melihat apakah mereka menyukainya.
Soldano akan melakukan hal itu, bahkan di usianya yang sudah 75 tahun namun terlihat 10 tahun lebih muda, untuk tetap di atas.
Sekarang, Instagram telah membuat lingkungan menjadi kompetitif, dan itu memang perlu. Jika menyukai balap motor di jejaring sosial, Anda akan menemukan kecepatan yang dicetak pada piksel oleh Jesus Robledo, emosi oleh Alex Farinelli, detail oleh Thomas Morsellini, dan banyak fotografer lain yang berbicara tentang kecepatan berbeda daripada yang lain.
Pun demikian, masih ada ruang besar untuk seorang pria berambut putih dengan nomor BIB (nomor pengenal untuk identifikasi) fotografer 046 itu untuk foto-foto fantastis seperti yang dibuatnya pada MotoGP Prancis di Sirkuit Bugatti, Le Mans, 12-14 Mei 2023 lalu.
Antara plus dan minus institusional, seri emosional dan lain sebagainya, Gigi Soldano menerbitkan serangkaian bidikan hitam putih yang sepertinya keluar dari sejumlah edisi Max (majalah asal Prancis yang beredar pada 1989-2006) dari pertengahan tahun 1990-an.
Jadi di tengah foto-foto yang semakin canggih dan jenuh, foto hitam putih menjadi sangat dalam artinya. Protagonis hebat dari pemandangan itu adalah udara segar.
Seseorang mungkin akan mengatakan bahwa citra gadis-gadis di MotoGP (dalam foto-foto Soldano) itu sudah ketinggalan zaman. Mereka mungkin dianggap tidak perlu.
Namun, jika Max ditutup selama satu dekade pastilah ada alasannya. Sama seperti mengapa Soldano menjadikan grid girl MotoGP sebagai salah satu objek bidikannya.
Hal ini juga berlaku di kejuaraan dunia. Para pembalapnya telah berubah, tetapi terkadang foto yang bagus membutuhkan cerita di baliknya untuk membuat Anda terkesan. Dalam seri kecil ini dikisahkan soal karier Gigi Soldano yang telah melihat semuanya (di balap) dan sesekali kembali untuk menceritakannya.