- Mantan bek Juventus, Marco Motta, turut prihatin atas sanksi pengurangan poin yang diterima Juventus.
- I Bianconeri saat ini turun ke papan tengah dan selisih 15 poin dari zona Liga Champions.
- Pemain 36 tahun tersebut berharap Juventus bisa finis setinggi mungkin di klasemen akhir musim ini.
SKOR.id - Sanksi pengurangan poin yang diterima Juventus membuat salah satu pemainnya, Marco Motta, turut prihatin.
Marco Motta, yang pernah berseragam I Bianconeri saat berkarier di Italia, ikut mengomentari sanksi yang dijatuhkan kepada bekas klubnya.
Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengumumkan bahwa tim yang diarsiteki Massimiliano Allegri ini dihukum pengurangan 15 poin karena penyimpangan finansial dan akutansi palsu terkait transaksi di masa lalu.
Akibatnya, Juventus yang sedang dalam tren positif dan bercokol di zona Liga Champions setelah bangkit dari kesulitan di awal musim kini harus merosot ke posisi 11 klasemen sementara dengan raihan 23 poin.
Target tim di musim ini pun harus realistis, namun Marco Motta berharap La Vecchia Signora bisa bangkit di sisa musim.
“Ini periode yang aneh bagi Juventus. Mereka tidak memulai musim dengan begitu baik, dan mereka berhasil bangkit namun sayangnya sekarang situasinya tidak begitu jelas,” kata mantan pemain Persija Jakarta ini saat berbincang dengan Skor.id.
“Pengurangan 15 poin adalah jumlah yang banyak dan saya harap mereka bisa memenangi semua pertandingan tersisa dan menyudahi musim di posisi setinggi mungkin.”
Juventus terpaut 15 poin dari Atalanta yang menempati peringkat empat klasemen sementara, yaitu tempat terakhir untuk lolos ke Liga Champions.
Meski sulit, Marco Motta tetap berharap I Bianconeri mentas di kompetisi antarklub Eropa terelite musim depan.
“Saya benar-benar berharap mereka menembus Liga Champions, ada kemungkinan mereka mendapatkan itu.”
Dalam kesempatan yang sama, Marco Motta membahas peluang Juventus memenangi trofi Liga Champions bersama Zinedine Zidane.
Seperti diketahui, nama Zidane kembali dihubungkan dengan La Vecchia Signora setelah Timnas Prancis tetap diarsiteki Didier Deschamps setelah mereka kalah dari Argentina di final Piala Dunia 2022.
Juventus mendominasi Serie A Italia dengan meraih sembilan gelar tanpa putus dari musim 2011-2012 sampai 2019-2020.
Namun mereka kesulitan berbicara banyak di pentas Eropa. Gelar terakhir I Bianconeri di Liga Champions diraih pada 1995-1996, yang menjadi trofi kedua sepanjang sejarah klub.
Sementara itu, Zinedine Zidane mampu membawa Real Madrid hat-trick Liga Champions pada pengalaman pertamanya melatih tim senior.
“Ini cerita yang berbeda. Real Madrid memenangi beberapa gelar Liga Champions (bersama Zidane). Saya benar-benar berharap Juventus memenangi Liga Champions sebanyak mungkin,” imbuh pria 36 tahun ini.
“Namun ini tidak hanya tergantung pada pelatih, tapi juga pemain, mentalitas. Ini perbandingan yang sulit, namun saya rasa Zidane pelatih hebat.”
Berita Sepak Bola Italia Lainnya
Prediksi Juventus vs Monza: Si Nyonya Tua Terancam di Kandang
Juventus Hadapi AC Monza Tanpa Federico Chiesa
Prediksi Edgar Davids di Laga Juventus vs Monza