- Ismed Sofyan ingin Liga 1 lanjut tetapi protokol kesehatan superketat harus diperhatikan.
- Menurut Ismed Sofyan, mungkin tidak semua klub mampu dan siap untuk menjalankan protokol kesehatan yang superketat ini.
- Saat ini dikatakan Ismed Sofyan, lebih penting menjaga kesehatan masyarakat banyak ketimbang memikirkan sepak bola.
SKOR.id - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT LIB pada Senin (18/5/2020) belum menelurkan keputusan terkait kelanjutan kompetisi.
PT LIB belum bicara soal opsi, apakah kompetisi bisa dilanjutkan dengan disertai protokol kesehatan yang ketat, lalu opsi tanpa penonton, atau justru terpaksa dihentikan.
Jika dilanjutkan, tentu dibutuhkan pertimbangan dan kesiapan yang maksimal dari segala pihak.
Salah satunya penerapan protokol kesehatan yang superketat harus diilakukan oleh semua tim.
Berita Liga 1 Lainnya: Pemain Persib Ini Lakukan Social Distanding Saat Lebaran Demi Liga 1 Jalan Lagi
Menurut wakil kapten sekaligus pemain paling senior Persija Jakarta Ismed Sofyan, hal itu tak bisa ditawar-tawar.
Apalagi jika kompetisi dilanjutkan dengan kondisi pandemi Covid-19 belum benar-benar berakhir di Indonesia.
Baca Juga: Timnas Laos Bisa Segera ''Mengungguli'' Timnas Indonesia
"Kita bisa mencontoh negara lain dari sisi positifnya. Mereka bisa kembali menggelar pertandingan," kata Ismed kepada Skor.id.
"Tetapi, apakah kita mampu dan mempunyai fasilitas yang sama seperti mereka untuk menjalan protokol kesehatan itu."
Menurut Ismed, kalau memang tak punya fasilitas memadai dan kemampuan untuk aturan ketat itu, lebih baik Liga 1 tak perlu lanjut dulu.
"Negara lain mungkin mereka lebih canggih dan siaga dari kita dalam menjaga si pemain dan lainnya yang terlibat," ucap Ismed.
"Sementara itu, kita ini apakah semua klub mampu membiayai tim kesehatan setiap latihan atau mau bertanding untuk tes Covid-19," Ismed menambahkan.
Baca Juga: Esai Foto: Final SEA Games 2011, Kenangan Pahit Timnas Indonesia U-23 di Jakarta
Menurut Ismed, banyak hal yang perlu menjadi pertimbangan sebelum memutuskan kompetisi dilanjutkan atau opsi turnamen pengganti.
Dikatakannya, mungkin tidak semua klub mampu dan siap untuk menjalankan protokol kesehatan yang superketat.
Padahal, protokol itu untuk menjaga pemain, ofisial, dan yang lainnya agar tidak terpapar virus Corona.
"Indonesia ini kan wilayahnya besar, pemain tersebar di seluruh penjuru dan masyarakatnya juga kan ada yang disiplin, ada yang tidak, itu kan repot," kata Ismed.
"Risikonya kembali lagi. Di satu sisi, saya pemain pasti mau main bola lagi. Kami sangat ingin bermain lagi, tetapi kan melihat juga risikonya."
"Kalau cuma mementingkan urusan pribadi kami sebagai pesepak bola, tetapi mengorbankan masyarakat, kan saya pikir enggak fair," Ismed menambahkan.
Baca Juga: Bek Asing Barito Putera Kecewa dan Tak Beri Ampun Klub Liga Malaysia
Lebih lanjut, dikatakan Ismed saat ini para pemain Persija masih menjalani latihan secara mandiri di rumah untuk menjaga kondisi masing-masing.
Namun, dia mengatakan sampai sekarang belum ada tanda-tanda dari manajemen dan tim pelatih untuk kembali berkumpul.
"Kami masih menunggu keputusan dari pemerintah dan PSSI," Ismed memungkasi.