- Jessie Magdaleno memenangi laga atas Yenifel Vicente dalam pertarungan kelas ringan junior di Las Vegas, AS, Kamis (11/6/2020) malam waktu setempat.
- Jessie Magdaleno adalah pemegang sabuk juara kelas bulu junior WBO dengan rekor 29-1 pada 2016-2018.
- Namun, Jessie Magdaleno yang merupakan adik dari petinju Diego Magdaleno ini awalnya sama sekali tidak tertarik dengan olahraga tinju.
SKOR.id - Jessie Magdaleno, 28, berasal dari keluarga petarung. Kakak laki-lakinya Diego, 33, dan adik lelakinya Marcos juga adalah petinju profesional.
Keluarga Magdaleno - yang juga mencakup tiga kakak perempuan - awalnya tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat (AS).
Berita Tinju Lainnya: Tyson Fury Klaim Akan Hadapi Anthony Joshua Dua Kali pada 2021
Jesus, ayah dari enam anak, bertahun-tahun bekerja di kedai hamburger Tommy Original World yang ikonik di sudut Beverly Boulevard dan Rampart Boulevard.
"Kami keluarga Brady Bunch dari Meksiko," kata Diego sambil tertawa.
Mencari peluang kerja yang lebih baik, sang ayah memindahkan keluarganya ke Las Vegas pada 1996, dan bekerja sebagai pengelola toko 7-Eleven.
Dengan semua perkakas di belakang truk pick-up pinjaman, Diego ingat mengemudi di Las Vegas Boulevard. "Kami tampak seperti Beverly Hillbillies," katanya.
"Kami tinggal bersama paman kami selama delapan bulan sampai ayah bisa berdiri," kata Diego, juara kelas bulu super Federasi Tinju Amerika Utara (NABF).
Suatu hari, keluarga itu akhirnya bisa pindah ke sebuah rumah empat kamar dan dua kamar mandi. “Itu pertama kalinya saya tinggal di sebuah rumah,” ujar Diego.
Sepanjang hidupnya, ia dan saudara-saudaranya selalu tinggal di sebuah apartemen.
“Saya seperti, 'Wow ... kita kaya, kita berhasil!' Kami punya halaman belakang dan halaman depan. Kami memiliki kamar tidur tamu. Itu gila. Itu luar biasa."
Yang menariknya, hingga pada saat itu, Jessie hanyalah seorang anak kecil yang bahkan tidak sedikit pun memikirkan tinju dalam benaknya.
Sekarang, Jessie termasuk salah satu petinju profesional terbaik di Amerika. Julukannya El Peligroso.
View this post on InstagramGreat morning run with these killers!!! @elperrogrande @_2fuego @valdiviaboxing
Jessie Magdaleno adalah pemegang sabuk juara kelas bulu junior WBO yang mencatatkan rekor 29-1.
Pada Kamis (11/6/2020) malam atau Jumat (12/6/2020) WIB, Jessie Magdaleno kembali ke ring untuk menghadapi Yenifel Vicente dalam duel kelas ringan junior di MGM Grand Conference Center, Las Vegas.
Pertarungan ini adalah kelanjutan dari perjalanan karier Jessie Magdaleno sejak kekalahan KO di ronde ke-11 yang dialaminya dari Isaac Dogboe pada 2018.
Sebenarnya, Jessie Magdaleno sempat rebound dengan dua kemenangan pada 2019 atas Rico Ramos dan Rafael Rivera.
Kali ini, walau tanpa penonton, Jessie Magdaleno mengalahkan Yenifel Vicente.
Padahal, fokus Jessie tidak selalu tertuju pada tinju. Dalam banyak hal, Diego yang membawa Jessie ke dunia tinju.
Mereka menghabiskan banyak waktu di gym sejak masih anak-anak, juga berdebat bersama.
Ketika keduanya telah dipromosikan oleh Top Rank, promotor pertandingan milik Bob Arum, Diego dan Jessie bahkan bermain kartu yang sama.
“Jessie adalah badut keluarga. Dia tidak pernah benar-benar tertarik pada tinju,” kata Diego.
Pada awalnya, Jessie memang selalu ikut Diego pergi ke gym.
“Dia lebih suka sepak bola, jadi ayah saya memasukkannya ke tim sepak bola. Tetapi, setiap saya berada di gym tinju, Ayah selalu membawa Jessie bersamanya.”
Kata sang kakak, Jessie melakukan apa yang diinginkannya. Seiring bertambahnya usia, yang sebenarnya ingin ia lakukan pada mulanya hanyalah perdebatan.
"Saya tidak ingin berolahraga, saya tidak ingin melakukan apa pun - yang ingin saya lakukan hanyalah berdebat," kata Jessie, lalu tersenyum.
Suatu hari, saat Jessie menginjak usia 13 tahun, Diego melihat adiknya baru benar-benar memandang olahraga tinju dengan cara yang berbeda.
“Anda bisa melihat percikan itu di mata Jessie. Sikapnya tetap sama, senang debat, tetapi dia punya tujuan sekarang,” kata Diego.
Ada sebuah kisah yang melatarbelakangi perubahan sikap Jessie tersebut.
Dari cerita Diego kepada ESPN, suatu hari sepulang sekolah, ia berpapasan dengan Jessie yang sedang dikejar-kejar oleh empat anak sekolah yang bersepeda.
Mereka kemudian mengelilingi Diego dan Jessie.
Demi melindungi sang adik, Diego berbisik pada Jessie untuk berlari sekencang-kencangnya jika mendengar aba-abanya.
Seorang diri, Diego merobohkan tiga di antara anak-anak itu sebelum mereka cepat-cepat mengambil sepedanya, lalu mengayuhnya ke arah yang berlawanan.
Saat keadaan sudah tenang, Diego menanyakan kepada adiknya apa alasan anak-anak itu mengejarnya.
“Dengan entengnya Jessie menjawab kalau mereka memotong antrean di depannya di ruang makan siang," ujar Diego, geli setiap mengingatnya.
View this post on InstagramWe Don’t play well with others #Magdalenobros #IMAKO we’re Fuego #2FUEGO
Diego masih mengingat jelas pertarungan lawan Nonito Donaire yang menandai titel pertama Jessie di dunia tinju amatir. “Duel yang sangat intens,” ujar Diego.
Satu lagi yang dikagumi Diego dari Jessie adalah dua tidak punya rasa takut atau minder walau tinggi badannya terbilang mungil untuk seorang petinju, hanya 163 cm.
“Saya pasti butuh head gear dan mouthpiece khusus tiap kali naik ring, hanya latihan atau tanding. Jessie tidak pernah memakai mouthpiece!”
"’Saya hanya ingin sparring’, itu kata-kata yang selalu diucapkannya,” kata Diego.