- Jakarta International Stadium (JIS) telah ditunjuk menjadi venue perhelatan partai final International Youth Championship 2021.
- Pertandingan tersebut menjadi ajang internasional pertama yang digelar di Jakarta International Stadium.
- Direktur Proyek JIS, Iwan Takwin, mengungkapkan keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki Jakarta International Stadium dibandingkan stadion lainnya.
SKOR.id - Jakarta International Stadium (JIS) telah ditunjuk menjadi venue perhelatan partai final International Youth Championship 2021 yang akan diselenggarakan pada 11 Desember mendatang.
International Youth Championship (IYC) 2021 akan diikuti Barcelona U-18, Real Madrid U-18, Atletico Madrid U-18, dan Indonesia All Star.
Pertandingan IYC 2021 pun bakal menjadi ajang internasional pertama yang digelar di stadion yang dibangun sejak 2019 tersebut.
Direktur Proyek JIS, Iwan Takwin, mengungkapkan bahwa saat ini progres pembangunan stadion yang berada di Tanjong Priok, Jakarta Utara, tersebut sudah mencapai 86 persen.
Meski begitu, JIS akan dipastikan siap menggelar partai final IYC 2021. Stadion yang dibangun dengan standar FIFA itu sangat layak untuk menggelar laga puncak IYC 2021.
Dalam konferensi pers IYC 2021, pada Rabu (1/12/2021), Iwan Takwin dengan bangga menyebutkan keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki JIS dibandingkan stadion-stadion lain di Indonesia.
Pertama, mengingat konsep pembangunan JIS mengacu pada standar FIFA, stadion ini memiliki kapasitas yang besar, yakni 82 ribu penonton. Jumlah tersebut 22 ribu lebih banyak dari standar minimum FIFA.
Iwan pun menyebut keberadaan JIS membuat Indonesia sudah siap menggelar partai final Piala Dunia.
Jadi, ketika Indonesia mendapat kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, JIS bisa menjadi salah satu venue pilihan.
"JIS ini dibangun dengan standar FIFA mulai dari kapasitasnya itu 82 ribu, di mana standar untuk menyelenggarakan Piala Dunia itu harus di atas 60 ribu," kata Iwan Takwin.
"Jadi kita sudah siap untuk menggelar final Piala Dunia kalau Indonesia mendapat kesempatan ke depannya," ia menambahkan.
Selain kapasitas, pembangunan stadion berstandar FIFA juga membuat JIS tidak memiliki lintasan lari di pinggir lapangan. Hal ini membuat jarak penonton dari tier terdepan dengan garis lapangan hanya sekitar 8 meter.
Penonton pun dapat menyaksikan aksi-aksi para pemain kesayangannya dari jarak yang lebih dekat. Di sisi lain, mereka juga bisa memberi tekanan yang lebih besar bagi tim lawan.
Sebagai ganti tiadanya lintasan lari di pinggir lapangan, JIS menyediakan jogging track di atap stadion. Jika diukur dari tanah, jogging track tersebut ada di ketinggian 70 meter.
Dari atas, orang-orang dapat berolahraga sambil menikmati pemandangan Kota Jakarta maupun pantai utara Jakarta. Keistimewaan ini membuat jogging track JIS kemungkinan bakal banyak di akses masyarakat.
"Ada jogging track yang ada di ketinggian 70 meter itu bisa kita nikmati dan harapannya bisa Instagramable supaya teman-teman bisa eksis di sosial media sambil berolahraga," ujar Iwan Takwin.
Lebih lanjut, di antara keistimewaan-keistimewaan penunjang tersebut, JIS juga memberi perhatian khusus pada rumput lapangan.
JIS memilih menggunakan rumput hibrid, yakni perpaduan rumput natural dan rumput sintetis.
Rumput sintetis mendapatkan bagian sebanyak 5 persen, sedangkan sisanya merupakan rumput natural.
Perpaduan tersebut diakui Iwan Takwin akan membuat rumput menjadi lebih kuat. Untuk perawatannya, JIS tidak akan menggunakan bahan-bahan kimia atau pestisida.
Pembangunan stadion yang atapnya bisa dibuka-tutup itu dilakukan dengan menerapkan konsep green building.
Sehingga, dalam proses pembangunan maupun perawatannya tetap harus memperhatikan lingkungan.
"JIS ini satu-satunya bangunan sport atau stadion yang berstatus green building grade platinum, jadi grade tertinggi. Sehingga semua fasilitas yang ada atau kegiatan di sana distandarkan untuk menjaga green tersebut," ujar Iwan.
Untuk melakukan perawatan rumput, JIS akan menggerakkan burung kaki bayam. Burung-burung tersebut dilepas tiga kali sehari di lapangan untuk memakan ulat-ulat yang bisa merusak rumput.
"Terkait dengan rumput natural, biasanya rumput selalu ada ekosistem-ekosistem lain yang hidup di situ dan bisa menyebabkan rumput bereaksi atau mati," ucap Iwan.
"Uniknya, di JIS, kami tidak menggunakan pestisida atau bahan kimia untuk mematikan atau menjaga ekosistem lain di rumput natural. Kami menggunakan burung kaki bayam."
"Burung itu akan kami lepas tiga kali sehari, dia akan berkeliling di lapangan untuk memakan ulat-ulat di sana. Burung tidak terbang," ia menambahkan.
View this post on Instagram
Baca juga Berita IYC lainnya:
Daftar 20 Pemain Indonesia All Star U-20 untuk International Youth Championship 2021
Persiapan Akhir Indonesia All Star U-20 Jelang International Youth Championship 2021
Skor Indonesia, Official Media Partner International Youth Championship 2021