SKOR.id – Bulan Mei lalu, Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sudah mengumumkan bahwa esports pada akhirnya mungkin berada di bawah pengawasan mereka seperti cabang olahraga lain.
Oleh karena itu, para gamer elite akan merasakan apa artinya hal tersebut dalam Olympic Esports Week 2023 yang berlangsung di Singapura pekan ini, 22-25 Juni.
WADA mengatakan kepada Reuters jika Federasi Esports Global (GEF) telah melakukan pendekatan untuk menyusun program edukasi, langkah pertama yang potensial untuk merangkul kode anti-doping global.
Elemen anti-doping dari acara esports pertama yang digelar Komite Olimpiade Internasional (IOC) akan berfokus terutama pada sisi edukasi, meski beberapa event seperti game sepeda Zwift, dijalankan oleh federasi internasional, dan karenanya sudah tunduk pada regulasi doping.
“Saya pikir dari perspektif gerakan Olimpiade, keadilan kompetisi selalu sangat penting, dan doping adalah topik utama,” kata Kepala Olahraga Virtual IOC Vincent Pereira.
“Federasi internasional bertanggung jawab untuk melakukan peraturan doping yang selaras dengan regulasi mereka sendiri. Selain karena ini adalah ruang kompetisi baru, di sini dalam gaming, keinginan kami juga untuk memberikan beberapa sesi edukasi,” ia menambahkan.
Pereira juga menuturkan jika umpan balik (feedback) yang diterima pihaknya dari para peserta Olympic Esports Week 2023 sejauh ini adalah mereka sangat senang untuk terlibat dalam sesi edukasi doping.
“Saya yakin ini perlu sebab sama seperti olahraga lainnya di Olimpiade, esports adalah cabang yang sah. Just Dance misalnya, itu menuntut fisik. Jadi kami ingin memastikan semua pemain bersih,” kata Siti Zhywee Ramle asal Singapura, yang berpartisipasi dalam game menari.
Sementara semua game dalam Olympic Esports Week pekan ini didasarkan pada olahraga dan beberapa melibatkan olahraga, tidak demikian halnya dengan sebagian besar dunia esports.
Gaming adalah industry bernilai miliaran dolar dan turnamen esports menawarkan hadiah uang ratusan ribu dolar, sehingga beberapa pemain menggunakan zat peningkat kinerja, seperti stimulan, untuk tetap terjaga selama berjam-jam berada di depan layar komputer dan keyboard mereka.
IOC mengakui esports sebagai kegiatan olahraga pada 2017 lalu dan ini akan menjadi salah satu cabang perebutan medali dalam event multievent besar untuk pertama kalinya di Asian Games Hangzhou 23 September-8 Oktober 2023.
Tetapi untuk bisa masuk sebagai cabor yang dipertandingkan dalam Olimpiade dengan benar, GEF harus menandatangani kode WADA dan menerapkan rezim pengujian obat-obatan kepada para atlet esports.
“Ini adalah langkah pertama tentang bagaimana gerakan Olimpiade dapat membantu perkembangan esports, dan mengambil arah yang baik pada topik-topik yang ada di sini untuk menjaga kesehatan para pemain dan keadilan kompetisi,” ujar Victor Pereira.
“Mereka juga berbagi banyak nilai yang sama, nilai-nilai Olimpiade, seperti persahabatan, rasa hormat dan keunggulan adalah bagian dari kedua dunia. Di esports kita bisa melihat sinergi yang sama, nilai-nilai, dan inilah yang ingin kami lihat selama Olympic Esports Week.”