SKOR.id – Baru-baru ini, tepatnya pada 21-22 Oktober 2023 di Pasaraya Blok M, Jakarta, digelar ajang Pasaraya Indoor Archery Competition.
Ini merupakan kejuaraan khusus panahan tradisional yang mayoritas diikuti oleh pelajar Tanah Air, meski juga menggelar nomor non-pelajar.
Mungkin masih banyak yang belum tahu perbedaan antara olahraga panahan tradisional dan modern.
Dari sisi organisasi, di Indonesia, panahan tradisional masuk ke dalam naungan Panah Indonesia, yang merupakan bagian dari Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI).
Sedangkan untuk panahan modern adalah bagian dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang berorientasi prestasi.
Kepada Skor.id, praktisi dan pelatih panahan tradisional, Risqi Amrullah, menjelaskan perbedaan antara panahan tradisional dan modern dari sisi teknis.
"Bedanya pada peralatan. Untuk peralatan panahan tradisional sudah ada sejak dulu dan dibuat secara tradisional. Kategorinya short bow (busur pendek) atau long bow (busur panjang).”
"Sedangkan panahan modern dibuat dengan teknologi zaman sekarang," pria yang akrab disapa coach Risqi ini menjelaskan.
Namun menurut Risqi, saat ini panahan tradisional juga sudah dibuat dengan beberapa material yang ada pada zaman sekarang.
"Misal, zaman dulu panah tradisional menggunakan tanduk hewan asli. Sedangkan zaman sekarang dibuat dengan bahan lain yang serupa seperti itu," ia menjelaskan.
"Tapi secara bentuk dan penggunaan masih seperti zaman dulu, sesuai peruntukan alat tersebut," ujar Risqi.
Perbedaan lainya dari sisi nomor, jika pada panahan modern ada divisi recurve dan compound, panahan tradisional menggunakan short bow (busur pendek) dan long bow (busur panjang).
Untuk short bow atau busur pendek menurut coach Risqi biasanya ada di Asia, kecuali Jepang (Yumi).
“Kalau busur panjang (long bow) kerap ditemukan di Eropa, Afrika, Amerika, dan wilayah Asia bagian Tenggara termasuk Papua Nugini hingga Aborigin di Australia.”
“Tapi dalam organisasi Panah Indonesia, semua kategori panahan tradisional terakomodasi baik itu long bow, Yumi, maupun short bow.”
“Ada juga busur dari Jawa Barat yakni Rancatan, kemudian Jawa Tengah Gendewo, serta Jemparingan, yang masuk ke busur tradisi domestik.”
Meski berbeda, atlet yang terbiasa bermain di panahan tradisional tidak akan menemui kesulitan berarti jika ikut kompetisi panahan modern, demikian pula sebaliknya.
“Sebab secara fundamental keduanya sama, ibaratnya seperti street soccer atau futsal dengan sepak bola. Kan banyak atlet yang bisa bermain di olahraga-olahraga itu karena memiliki fondasi yang sama,” kata Risqi.