- Eks bigman andalan Pelita Jaya Bakrie Jakarta, Adhi Pratama, memberikan pesannya kepada para pemain muda terutama dengan posisi main yang sama.
- Menurut Adhi Pratama, bigman saat ini tak bisa jika hanya mengandalkan permainan di bawah ring.
- Basket modern menuntut bigman untuk memiliki kemampuan dribel baik serta tembakan jauh yang akurat.
SKOR.id - Cedera meniskus memaksa Adhi Pratama memilih mengakhiri kariernya sebagai pebasket. Padahal, eks bigman Tim Nasional itu masih tergolong muda untuk pensiun.
Usai pensiun, Adhi Pratama memberikan pesan kepada bigman "zaman now". Kata pemain 27 tahun itu, para bigman muda seharusnya tidak hanya piawai tampil di bawah ring.
Basket modern menuntut seorang bigman harus memiliki kemampuan dribel yang baik dan dapat melakukan tembakan jarak jauh yang akurat.
"Dalam basket modern seperti sekarang, sayang jika bigman hanya mengandalkan kemampuan bermain di bawah ring," kata bapak satu anak tersebut.
"Bigman zaman sekarang harus bisa melakukan dribel dan juga menembak. Kemampuan ini harus diasah," Adhi Pratama mengungkapkan.
Sebagai contoh, Tim Nasional (Timnas) Indonesia memilih Lester Prosper sebagai pemain asing yang dinaturalisasi.
Menurut Adhi, Lester Prosper punya kemampuan menembak yang mumpuni meski memiliki tinggi badan yang menjulang (209 cm).
Skill yang dimiliki pemain 32 tahun tersebut tentu sangat bermanfaat untuk memperkuat tim Indonesia yang akan menjadi tuan rumah FIBA World Cup 2023.
Adhi juga berpesan kepada para bigman muda untuk lebih bersabar dan pantang menyerah sekalipun mengalami kesulitan meraih gelar juara di IBL, seperti yang dialaminya sendiri.
Setelah lama memperkuat Hangtuah, pemain yang identik dengan nomor 14 ini memutuskan pindah ke Pelita Jaya Jakarta demi meraih titel juara.
Sepintas, Pelita Jaya adalah tim yang memiliki peluang lebih besar untuk mewujudkan impian Adhi Pratama menjadi juara liga basket Indonesia.
Pada kenyataannya, Adhi Pratama tetap sulit meraih gelar kampiun. Pada dua musim pertamanya bermain di Pelita Jaya, ia selalu gagal juara meskipun mampu menembus final.
Pada final NBL Indonesia 2014-2015, Pelita Jaya kalah dari Satria Muda BritAma (sekarang Pertamina) Jakarta.
Sedangkan di IBL 2016, Pelita Jaya kembali mentok di final usai ditundukkan CLS Knights Surabaya.
Baru pada IBL 2017 Adhi Pratama mampu membawa Pelita Jaya menjadi juara. setelah sukses mengalahkan Satria Muda di partai final.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Kompetisi IBL Direncanakan Bergulir 15 Januari 2021
Pilih Bali United Jelang IBL 2021, Ini Alasan Yerikho Tuasela