- Sarina Wiegman sukses membawa tim sepak bola Inggris memenangkan gelar Piala Eropa Wanita 2022, usai menaklukkan Jerman 2-1, di Wembley.
- Saat The Lionesses berpesta, sang pelatih mencium gelang di pergelangan tangannya.
- Itu dilakukan untuk mengenang adik perempuannya yang meninggal pada Juni lalu.
SKOR.id - Dikelilingi gegap gempita 87.192 penggemar Stadion Wembley yang meneriakkan "Sweet Caroline", tim sepak bola Inggris mengangkat trofi Piala Eropa Wanita 2022.
Chloe Kelly memicu adegan gembira ketika dia mencetak gol di perpanjangan waktu untuk memastikan kemenangan The Lionesses atas Jerman, 2-1, di laga final itu.
Di bawah sorotan lampu sorot, dikelilingi timnya yang berpesta pora, pelatih Sarina Wiegman tampak emosional pada kemenangan bersejarah setelah 120 menit yang mendebarkan.
Lalu, perlahan, dia mengangkat tangan kanan, lalu mencium gelang-gelang yang melingkari pergelangan tangannya, sebelum tenggelam dalam pelukan para asisten pelatihnya.
Dan, itu persis apa yang dibutuhkan sang pelatih berbakat - setelah dengan sedih kehilangan saudara perempuannya dalam persiapan untuk turnamen.
Wanita asal Belanda itu mengungkap cerita di balik aksinya itu dalam konferensi pers pasca-pertandingan. Bahwa dia mendedikasikan kemenangan Inggris untuk sang mendiang.
Sarina Wiegman at Women's EURO finals ????
12 games, 12 wins, 2 trophies ????????????#WEURO2022 pic.twitter.com/e4eC8wuOBb— UEFA Women's EURO 2022 (@WEURO2022) August 1, 2022
"Saya mencium ban lengan kecil ini yang merupakan milik saudara perempuan saya," kata Wiegman kepada wartawan setelahnya.
"Adik saya meninggal selama kamp persiapan kami. Itu sungguh kehilangan yang sangat besar, karena dia adalah pasangan saya."
"Saya pikir dia ada di sini, dia berada di mistar gawang, dia pergi ke setiap pertandingan, Dia akan berada di sini, dia akan sangat bangga dengan saya dan saya juga bangga padanya."
Wiegman harus melakukan perjalanan kembali ke Belanda selama seminggu selama kamp pemanasan untuk Euro saat saudarinya meninggal untuk berduka bersama keluarga.
Dan, timnya yang kompak bersatu di belakang pelatih kepala mereka, dengan mengenakan ban lengan hitam untuk pertandingan mereka saat melawan Belgia.
Back-to-back EURO winner ????????
???? Give it up for Sarina Wiegman ????#WEURO2022 | @Lionesses | #ENG pic.twitter.com/VxWVsLBz8e— UEFA Women's EURO 2022 (@WEURO2022) July 31, 2022
Pada saat itu, sang pelatih mengungkapkan keputusan para pemainnya untuk mengenakan ban kapten adalah cerminan dari mentalitas juara mereka.
"Mereka mendatangi saya dan bertanya apakah mereka bisa melakukan atribute itu dan saya pikir saudara perempuan saya akan bangga."
"Itu menunjukkan mereka adalah manusia yang hebat dan kebersamaan tim," tambahnya. "Saya pikir saudara perempuan saya bangga dengan mereka."
Wiegman yang gila sepak bola telah menceritakan bagaimana dia harus bermain di tim anak laki-laki ketika dia masih muda - bersama saudara kembarnya, dan memotong pendek rambutnya agar sesuai.
Berusia 11 tahun, dia memulai tim putri bersama mendiang adiknya, dan bermain untuk tim senior Belanda pada usia 16 tahun.
How were the celebrations, boss? ????#LionessesLive pic.twitter.com/v2cBGLfEbA— Lionesses (@Lionesses) August 1, 2022
Wiegman menjadi wanita Belanda pertama yang memenangkan 100 caps dan bermain 104 kali untuk negaranya - yang dijalaninya sambil bekerja penuh waktu sebagai guru olahraga.
Dia menerima tugas penuh waktu sebagai pelatih kepala Den Haag di Eredivisie Vrouwen sebagai tim semi-profesional - setelah menolak peran paruh waktu.
Pada tahun 2014, ia bekerja dengan tim nasional sebagai asisten manajer, sebelum melatih di Sparta Rotterdam, tim profesional pria, sambil menjalani kursus mendapatkan Lisensi UEFA Pro, Times melaporkan.
Wiegman, 52, ditunjuk FA pada tahun 2020, ia tetapi masih melanjutkan kontraknya sebagai manajer Holland Women's, lalu melakoni pertandingan pertamanya sebagai pelatih The Lionesses pada kualifikasi Piala Dunia 2023 pada September 2021.
Dia menandatangani kontrak empat tahun, menggantikan Phil Neville pada akhir kontraknya pada Juli 2021.
Absolute scenes! ???? pic.twitter.com/EV5Wzvf4U3— Lionesses (@Lionesses) July 31, 2022
Dalam sebuah wawancara beberapa tahun yang lalu, dia berkata: "Kemudian, saya kadang-kadang bertanya-tanya apakah orangtua saya tidak khawatir tentang itu," katanya dalam sebuah wawancara dengan novelis Belanda, Anna Enquist untuk Volkskrant.
"Maksud saya, mereka mungkin mengira saya lebih suka menjadi laki-laki. Tapi tidak seperti itu. Ketika saya harus menjalankan tugas dan tukang daging memanggilku sebagai "anak muda", aku marah. "Aku perempuan!" Dan, saya selalu akan mengatakan itu.'"
Wiegman sebelumnya mengatakan dia tidak akan pindah penuh waktu ke Inggris setelah mengambil alih tugas Neville, demi membagi waktunya antara Inggris dan tanah airnya.
Pada saat itu, dia berkata: "Kami akan mencari tahu apakah itu akan berhasil dan apakah saya dapat mendapatkan kualitas yang saya butuhkan."
Wiegman telah melakukan pekerjaan luar biasa sebagai bos Inggris, memimpin Lionesses meraih kemenangan turnamen besar pertama mereka - dan yang pertama di negara itu secara keseluruhan sejak Piala Dunia 1966.***
Baca Juga Berita Bola Internasional Lainnya:
Sarina Wiegman, Wanita Belanda yang Mengubah Nasib The Lionesses
VIDEO: Komentar Pelatih Inggris setelah Kalahkan Jerman di Final Piala Eropa Wanita 2022
Inggris Juara Piala Eropa Wanita 2022: Ratu Elizabeth II Beri Ucapan Selamat untuk Lionesses