- Direktur Teknik (Dirtek) PSSI, Indra Sjafri, mengatakan hanya pemain yang berkomitmen yang akan bertahan dan sukses di sepak bola.
- Menurut Indra Sjafri, kompetisi usia muda berjenjang menjadi sangat penting dalam perkembangan pemain muda.
- Indra Sjafri mengatakan PSSI sudah dalam trek sebenarnya dan perlu konsistensi.
SKOR.id - Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, menganalisis penyebab para pemain muda Indonesia kerap hilang bak ditelan bumi saat masuk usia senior.
Indonesia sejatinya tak kekurangan talenta-talenta berbakat di usia muda.
Bahkan sering tim muda asal Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara besar Asia bahkan Eropa di sejumlah kejuaraan internasional.
Namun potensi para pemain muda kerap meredup bahkan menghilang memasuki usia matang. Tak ada prestasi membanggakan yang bisa ditorehkan.
Berita Timnas Indonesia Lainnya: Tak Lagi Latih Timnas Indonesia, Luis Milla Simpan Satu Harapan untuk PSSI
Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, coba menganalisis beberapa faktor yang membuat masalah itu seperti menjadi "penyakit" yang belum ditemukan obatnya.
Meski begitu, menurut Indra, tidak semua pemain muda yang berprestasi kemudian menghilang bak ditelan bumi memasuki usia senior. Hal ini merupakan seleksi alam yang biasa terjadi.
Indra menuturkan, pemain yang memiliki komitmen dan tekad kuat akan mampu melewati fase berat hingga berhasil menembus skuad utama di klubnya.
"Penyebab pertama, dari pemain itu sendiri yang tidak konsisten dengan karier sepak bolanya," kata Indra.
"Bisa juga karena pengaruh lingkungan yang salah dan ada juga karena pekerjaan baru dan karier baru yang digeluti karena dianggap paling aman buat dirinya menjalani hidup ke depan," ia menambahkan.
Namun begitu ada juga faktor lain yang membuat potensi pemain muda berbakat tidak berkembang lagi setelah memasuki usia 20 tahun ke atas.
Dalam hal ini, peran federasi untuk mewadahi para pemain muda agar terus berkompetisi menjadi sangat penting.
Indra Sjafri menyebut, PSSI sejatinya sudah berada dalam trek yang benar dengan menggelar sejumlah kompetisi usia muda berjenjang seperti Elite Pro Academy (EPA).
Konsistensi menjadi tantangan selanjutnya bagi PSSI dalam mengembangkan talenta muda di era kepemimpinan Ketum Mochamad Iriawan.
"Jenjang kompetisi buat pemain usia muda kualitasnya harus ditingkatkan. Juga diperlukan keberanian dari pelatih-pelatih Liga 1, Liga 2 untuk memberikan kesempatan, jam terbang lebih banyak kepada pemain usia muda yang berprestasi," Indra menambahkan.
Sejauh ini, PSSI rutin menjalankan Piala Soeratin untum kategori U-13, U-15, dan U-17 dimulai dari tingkat Asprov.
Ada pula EPA U-16, U-18, dan U-20 yang diikuti 18 klub Liga 1. Rencananya bahkan EPA akan diperluas cakupannya hingga Liga 2.
Berita Timnas Indonesia Lainnya: Hamka Hamzah Ungkap Alasan Dirinya Tak Pernah Tampil di SEA Games
"Dari generasi ke generasi pemain yang berprestasi sampai ke senior alhamdulillah persentasenya lebih banyak," kata Indra.
"Itu karena mereka konsisten dan komitmen sampai mereka ke senior. Hanya memang peningkatan kualitasnya tidak signifikan. Ini mungkin yang akan menjadi PR federasi ke depan. Izin Allah dan dengan kebersamaan yang ikhlas kita akan majukan sepak bola Indonesia," ia memungkasi.
View this post on InstagramSelamat hari kebebasan pers dunia, 3 Mei 2020. #HariKebebasanPers #Pers #SkorIndonesia #SkorId