- Egy Maulana Vikri dan Evan Dimas Darmono adalah dua pemain berbakat yang sama-sama diorbitkan oleh eks-pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri.
- Namun jika disuruh memilih antara Egy Maulana Vikri atau Evan Dimas Darmono, Indra Sjafri lebih condong ke nama yang disebut terakhir.
- Menurut Indra Sjafri, ada alasan tertentu yang membuatnya memilih Evan Dimas Darmono daripada Egy Maulana Vikri.
SKOR.id - Selama menjabat sebagai pelatih timnas Indonesia pada kelompok usia muda, Indra Sjafri telah beberapa kali menemukan pemain berbakat. Dua nama yang menjulang Evan Dimas dan Egy Maulana Vikri.
Indra Sjafri memang telah mengorbitkan sejumlah nama pemain yang mampu sukses sampai saat ini.
Temuan itu adalah hasil ''blusukan'' yang dilakukan Indra Sjafri selama mencari bakat hingga ke pelosok negeri.
Baca Juga: Evan Dimas Ungkap Rahasia Bisa Menjadi Pengatur Serangan yang Baik
Ada dua nama pemain bintang hasil pencarian lelaki berusia 57 tahun itu, yakni Evan Dimas Darmono dan Egy Maulana Vikri.
Esai Foto: Stadion Lebak Bulus dari Pelita Jaya Hingga Persija Serta Kenangan Jakmaniahttps://t.co/Afo7as2fgO— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 20, 2020
Jasa Evan Dimas telah digunakan beberapa klub di Indonesia bahkan di Malaysia. Pemain yang kini membela Persija Jakarta juga menjadi gelandang tumpuan timnas Indonesia saat ini.
Sementara itu, Egy Maulana Vikri yang berusia lebih muda kini meniti karier di Liga Polandia bersama Lechia Gdansk.
Jika Indra Sjafri diminta untuk memilih, ia menyebut nama Evan Dimas ketimbang Egy Maulana Vikri.
Menurut Indra, jalan Evan Dimas untuk mencapai sukses seperti sekarang ini ditempuh lewat perjuangan yang panjang.
Baca Juga: Indra Sjafri Punya Kuasa untuk Rekomendasikan Shin Tae-yong Dipecat
Hal itu diungkapkan Indra saat berbincang-bincang bersama Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah dalam channel Youtube Hanif & Rendy Show.
"Saya memilih Evan Dimas karena dilihat dari munculnya dia. Evan muncul di dunia sepak bola dengan susah payah," kata Indra Sjafri.
"Dia sempat gagal lolos saat tes di Diklat Ragunan. Evan juga tidak lolos saat seleksi di SAD Indonesia," ia menambahkan.
Sementara itu, bakat Egy Maulana Vikri tercium oleh Indra saat Festival FIFA Grassroot di Medan pada medio 2012.
Pada momen itu, Indra melihat potensi dalam diri Egy yang saat itu masih berusia 12 tahun.
Baca Juga: Egy Maulana Vikri di Bench, Lechia Gdansk Lolos Ronde Championship
"Saat itu, saya melihat bakat Egy saat Festival FIFA Grassroot di Medan. Setelah itu kami membawa Egy ke Jakarta," katanya.
"Setelah itu, dia diterima di Diklat Ragunan. Jadi perjuangannya berbeda menurut saya. Karena Evan lebih berat," lelaki asal Sumatera Barat itu menambahkan.