Hobinya Berantem, La Paene Masara dari Debu Jalanan hingga Terbang ke Olimpiade

Suryansyah

Editor:

  • La Paene Masara pernah merasakan segala warna.
  • Dia tak kenal rasa takut, meski perawakannya kecil dan kurus.
  • Akhirnya menembus perempat final cabor tinju Olimpiade Sydney.

SKOR.id - Hitam-putih kehidupan tergantung kita mewarnainya. Kita juga bisa mengubahnya menjadi abu-abu. Tapi, roda kehidupan harus tetap berjalan. Hingga putaran roda terakhir. Kembali ke perut bumi.

La Paene Masara pernah merasakan segala warna. Putra asli Buton, Sulawesi Tenggara, ini bukan siapa-siapa. Bukan dari kalangan orang berada. Dia kenyang merasakan getirnya hidup dan kehidupan. Hingga akhirnya mengharumkan Indonesia di dunia internasional. Dia seorang pahlawan olahraga.

La Paene lahir di Buton (Baubau), 10 November 1973. Nun jauh dari kota. Kehidupan keras dilakoni sejak kecil. Dia tak kenal rasa takut. Meski perawakannya kecil dan kurus. Dia hobi berantem. Siapapun dilawan. Kecuali kedua orang tuanya.

Nyalinya sangat besar. Tekadnya segunung. Pantang menyerah. Hati menjadi kekuatannya. Hidup dan besar di jalan tak menciutkan hatinya. Debu jalanan menjadi selimut dalam kehujanan dan kepanasan. Kelihatannya semua itu mustahil sampai semuanya berakhir.

Bermimpilah dalam hidup. Jangan hidup dalam mimpi. Begitu prinsip La Paene. Keberhasilan adalah kemampuan melewati dan mengatasi kerasnya hidup. Dia bukan tipe lelaki manja atau cengeng. Dia selalu menempa dirinya dengan semangat.

La Paene bermimpi untuk bisa seperti legendaris tinju Ellyas Pical. Dia ingin orang tuanya bangga. Pun lingkungan tempat dia tinggal. La Paene berkelahi dengan waktu. Sejak duduk di Sekolah Dasar kelas 6. Dunia adu jotos ditekuni. Tanpa kenal lelah.

“Saya memilih tinju sebagai pilihan hidup setelah melihat Bang Elly (Ellyas Pical) begitu dielu-elukan warga saat pulang ke Ambon. Saya bertekad untuk menjadi seperti dia,” kata La Paene.

 

Di kampung tempat La Paene tinggal tak ada sasana. Dia pun berlatih sendiri. Fisik dan tenaganya dilatih dengan berlari, angkat beban, dan memukul samsak. Untuk teknik, dia melihat gerakan bertinju Elly dari surat kabar.

Dia latihan di kebun. Lalu diusir dan pindah ke permakaman dekat pantai. Nah, di pantai itu ada gua yang ditinggali orang gila. Dia berlatih bareng sampai dianggap sudah jadi orang gila juga.

Demi menggapai mimpinya, La Paene memutuskan berhenti sekolah untuk merantau ke Ambon dan bergabung dengan Sasana Bara Sakti.

Di Ambon dia tinggal di pasar dan tidur di jembatan. La Paene merasakan pahit dan kerasnya kehidupan di sana.

Dasar berbakat, baru tiga bulan berlatih La Paene langsung jadi juara di kejuaraan daerah se-Maluku. Setelah jadi juara untuk kedua kali. Kemudian ditarik Pertina Maluku.

Setelah itu, karier La Paene terus menanjak. Emas Kejurnas Senior di Manado pada 1994 mengantarkan anak kelima dari enam bersaudara itu masuk pelatnas untuk SEA Games (SEAG) 1995 di Chiang Mai, Thailand.

La Paene langsung kalah di babak pertama. Namun, tak membuatnya putus asa. Setahun berselang, La Paene langsung menunjukkan tajinya. Dia menjadi juara kualifikasi Olimpiade 1996 di Filipina dan lolos ke Olimpiade.

La Paene mengukir tinta emas di Atlanta. Dia melaju hingga perempat final dan menjadi petinju Indonesia ketiga yang mengukirnya setelah Ferry Moniaga (Muenchen 1972) dan Albert Papilaya (Barcelona 1992).

“Itulah momen terbaik dalam karier saya. Saat kembali ke kampung halaman, saya seperti selebritas. Banyak orang rela datang dari jauh hanya untuk bersalaman dengan saya,” ujar La Paene.

Setelah pencapaian itu, nama La Paene semakin menjulang dan menjadi bintang tinju Indonesia. Dia mempersembahkan dua emas SEAG secara beruntun pada 1997 dan 1999 buat Merah-Putih.

La Paene lolos ke Olimpiade Sydney 2000 setelah menjuarai turnamen kualifikasi di Bangkok, Thailand. Namun, dia belum mampu menyumbang medali karena rontok di babak kedua.

Bangun SKO Tinju
Sadar usia tak lagi muda dan butuh tambahan penghasilan buat menghidupi keluarga, La Paene meninggalkan tinju amatir dan beralih ke profesional pada 2001.

Namun, karier La Paene di tinju pro hanya bertahan empat tahun sebelum gantung sarung tinju pada 2005. Sama seperti mantan atlet lain, La Paene juga kesulitan mendapatkan pekerjaan selepas pensiun.

Beruntung, kedekatan dengan Gubernur DKI, Sutiyoso, membuatnya mendapatkan pekerjaan di Pemda DKI.

Setelah tak lagi aktif sebagai atlet, La Paene tetap berkecimpung di tinju. Dia sempat diberikan kepercayaan mengurus sasana tinju untuk anak-anak jalanan di Monas dan Rawamangun meski hanya bertahan selama empat bulan.

“Anak Jakarta susah jadi petinju. Mentalnya tak sama dengan anak daerah karena sejak kecil mereka sudah kenal uang,” kata La Paene.

La Paene juga aktif di Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) sebagai anggota Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres).

Dia pun menyoroti prestasi tinju nasional yang kering prestasi. Potensi petinju kita menurutnya sangat besar. Namun, untuk memaksimalkan potensi itu butuh dana. Di sinilah dibutuhkan peran pemerintah.

“Program juga harus tepat sasaran. Membentuk juara itu seperti anak tangga. Kompetisi harus berjalan. Lalu, atlet diikutkan ke turnamen internasional secara bertahap, mulai dari level Asia Tenggara baru perlahan-lahan naik hingga dunia,” tutur La Paene.

La Paene terpanggil untuk mengembalikan kejayaan tinju nasional. Salah satunya lewat jalur politik.

“Saya ingin membuat perubahan. Sulit melakukannya kalau tak memiliki kewenangan. Saya ingin mengabdi untuk bangsa lewat jalur itu,” kata La Paene.

Selain bekerja di Pemda DKI, La Paene juga menjadi pelatih tim Maluku Utara untuk PON 2016. Selain itu, dia berniat membangun Sekolah Khusus Olah Raga (SKO) tinju di Ragunan.

“Saya sudah berbicara dengan Kemenpora, semoga bisa terealisasi. Kalau terlaksana, saya yakin hanya dalam 4-5 tahun kita sudah punya banyak bibit-bibit unggul yang siap mengharumkan nama bangsa di level internasional,” kata La Paene.

DATA DIRI
Nama: La Paene Masara
Lahir: Buton (Baubau), 10 November 1973
Istri: Nuraini (40)
Anak: 1. Natasya (17); 2. Gelvin (14); 3. Angelia (3); 4. Grezia (1)

PRESTASI TINJU AMATIR KELAS LAYANG
1995
Perak Piala Presiden
Emas Agung Cup Malaysia
Emas ASEAN Cup Singapura
Babak pertama SEA Games Thailand

1996
Perak PON
Emas kualifikasi Olimpiade di Filipina
Perempat final Olimpiade Atlanta

1997
Emas YMCA di India
Perak Sarung Tinju Emas
Emas Piala Presiden
Emas SEA Games Indonesia

1999
Emas SEA Games Brunei Darussalam

2000
Emas kualifi kasi Olimpiade di Bangkok
Perak Kejuaraan Cordoba Cardine di Las Tumos, Kuba
Babak kedua Olimpiade Sydney

TINJU PRO KELAS LAYANG
Menang: 9 kali (3 KO) Kalah: 2 (1 KO) Seri: 3

Berita Tinju Lainnya:

Canelo Alvarez Disarankan untuk Sekalian Bertarung di Kelas Berat

Logan Paul Tagih Bayaran atas Duel Kontra Floyd Mayweather Jr

Penakluk Manny Pacquiao Segera Hadapi Errol Spence Jr Tahun Ini

Floyd Mayweather Kembali Naik Ring, Catat Tanggal Aksinya

Floyd Mayweather Paling Tajir, Mike Tyson Tidak Masuk 10 Petinju Terkaya

RELATED STORIES

Thomas Tuchel: Romelu Lukaku Kuat dan Berbahaya

Thomas Tuchel: Romelu Lukaku Kuat dan Berbahaya

Tuchel memuji penampilan Lukaku yang 'kuat, berbahaya, dan berkomitmen' melawan Tottenham setelah striker Chelsea kembali

Australian Open 2022: Novak Djokovic Absen, Visa Ditolak

Australian Open 2022: Novak Djokovic Absen, Visa Ditolak

Novak Djokovic tiba di Bandara Melbourne pada Rabu (5/1/2022) malam waktu setempat.

Demi Standar WADA, Asosiasi Tinju Internasional Perpanjang Kontrak dengan ITA

Demi Standar WADA, Asosiasi Tinju Internasional Perpanjang Kontrak dengan ITA

IBA dan ITA memperpanjang kontrak untuk tiga tahun ke depan dengan cakupan kerja sama yang lebih luas.

Eddie Hearn Umumkan Jadwal Rematch Anthony Joshua vs Oleksandr Usyk

Eddie Hearn Umumkan Jadwal Rematch Anthony Joshua vs Oleksandr Usyk

Eddie Hearn mengatakan bahwa duel ulang antara Anthony Joshua vs Oleksandr Usyk akan digelar di bulan April 2022.

Susul Inggris dan Amerika Serikat, Denmark Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

Denmark memutuskan tidak mengirim delegasi pemerintah ke Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Jonatan Christie, pebulu tangkis Indonesia

Badminton

China Masters 2024: Indonesia Sisakan Jonatan Christie dan Sabar/Reza di Semifinal

Jonatan Christie dan Sabar/Reza jaga asa Indonesia merebut gelar dari China Masters 2024 usai keduanya berhasil melangkah ke semifinal.

Arin Nabila | 22 Nov, 15:55

PMGC 2024 (PUBG Mobile)

Esports

PMGC 2024: Klasemen Akhir Survival Stage, Dua Tim Indonesia ke Last Chance

Voin Donkey dan Bigetron Knights akan memperebutkan enam tiket tersisa menuju ke Grand Final PMGC 2024.

Gangga Basudewa | 22 Nov, 15:46

Mike Tyson akan membintangi film superhero unik Bunny-Man yang dibuat di Italia. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Other Sports

Sylvester Stallone Sebut Mike Tyson Layak Diganjar Piala Oscar Usai Kalah dari Jake Paul

Aktor pemeran Rocky Balboa, Sylvester Stallone, menilai Mike Tyson menahan diri saat duel lawan Jake Paul di atas ring tinju.

I Gede Ardy Estrada | 22 Nov, 15:13

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia untuk kategori putra, Pro Futsal League 2024-2025. (Yusuf/Skor.id)

Futsal

Update Bursa Transfer Pro Futsal League 2024-2025 Periode Awal Musim

Pergerakan masuk dan keluarnya pemain dari 12 tim peserta Pro Futsal League 2024-2025 yang terus diperbaharui.

Taufani Rahmanda | 22 Nov, 14:31

CEO PT Mitra Kreasi Garmen selaku pemilik merek Mills, Ahau (putih) bersama Pemilik klub asal Belgia FCV Dender, Sihar Sitorus, meresmikan kerja sama kedua pihak, November 2024. (Foto: Mills/Grafis: Yusuf/Skor.id)

National

Kontrak Dua Musim, Mills Jadi Apparel Resmi Klub Ragnar Oratmangoen FCV Dender

Kerja sama Mills dengan FCV Dender berkat koneksi Indonesia dan ingin memperkenalkan Indonesia di mata dunia.

Nizar Galang | 22 Nov, 14:26

UEFA Nations League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

World

Hasil Drawing Perempat Final UEFA Nations League: Spanyol Bertemu Belanda

Spanyol akan bertemu Belanda sedangkan Italia menghadapi Jerman dalam fase perempat final UEFA Nations League 2024-2025.

Irfan Sudrajat | 22 Nov, 13:37

Pembalap Yamaha Alex Rins

MotoGP

Motor Tidak Perform Sepanjang MotoGP 2024, Yamaha Minta Maaf ke Alex Rins

Pembalap Yamaha Alex Rins mengalami masalah pengereman pada motor YZR-M1 yang membuat performanya tak maksimal sepanjang MotoGP 2024.

Arin Nabila | 22 Nov, 13:31

axis nation cup 2024 cover

AXIS NATION CUP 2024

Prestasi SMK Medika Samarinda dan SMAN 2 Mojokerto di AXIS Nation Cup 2024 Bikin Bangga Sekolah

SMK Medika Samarinda dan SMAN 2 Mojokerto merupakan juara AXIS Nation Cup 2024 di kategori futsal putra dan putri.

Teguh Kurniawan | 22 Nov, 13:07

Deretan pelatih Manchester United (kiri ke kanan): Louis van Gaal, David Moyes, Jose Mourinho (tengah), Ole Gunnar Solksjaer, dan Erik ten Hag. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

Pencapaian Pelatih Man United setelah Era Fergie, Jose Mourinho yang Terbaik

Setelah era Sir Alex Ferguson berakhir, 6 pelatih mencoba membangkitkan Manchester United tapi semuanya gagal, kini giliran Ruben Amorim.

Irfan Sudrajat | 22 Nov, 12:13

saddil ramdani.jpg

National

Ong Kim Swee Hengkang dari Sabah FC, Saddil Ramdani Beri Pesan Menyentuh

Ong Kim Swee memastikan tidak melanjutkan kontraknya di Sabah FC yang berakhir pada November 2024.

Rais Adnan | 22 Nov, 10:33

Load More Articles