- Pelatih Bayern Munchen, Hansi Flick, sempat diremehkan sebelum membuktikan diri dengan juara Liga Champions.
- Hansi Flick mengantar Bayern Munchen meraih tiga gelar juara (treble) pada musim ini.
- Saat Hansi Flick ditunjuk menjadi pelatih Bayern Munchen, publik sempat meremehkan timnya.
SKOR.id - Hans-Dieter Flick atau biasa disapa Hansi Flick mengantar Bayern Munchen meraih tiga gelar juara musim ini, termasuk Liga Champions.
Gelar juara Liga Champions disabet Bayern Munchen bersama Hansi Flick dengan mengalahkan Paris Saint-Germain 1-0 di Lisbon, Portugal, Senin (24/8/2020) dini hari WIB.
Gol tunggal kemenangan Bayern Munchen dicetak Kingsley Coman pada babak kedua. Hansi Flick pun mengingat pengalamannya sebelum meraih kejayaan.
Pelatih 55 tahun itu ditunjuk menjadi pelatih Bayern Munchen setelah Niko Kovac dipecat pada November 2019.
Mengiringi pengangkatannya sebagai pelatih baru Bayern Munchen, berbagai media di Jerman menulis bahwa klub raksasa Bavaria itu tak perlu ditakuti lagi.
Alasan media ketika itu, Bayern memang sedang menurun. Apalagi Bayern Munchen kalah 1-5 dari Eintracht Frankfurt di Liga Jerman pada 3 November 2019.
Kekalahan itu membuat Bayern duduk di posisi empat dengan lima kemenangan dari 10 pertandingan. Lima hasil lainnya berakhir dengan tiga imbang dan dua kalah.
Itu sebabnya kehadiran Hansi Flick pun dipandang remeh. Terlebih, Flick belum pernah menangani klub besar dan kariernya lebih sering menjadi asisten pelatih.
Padahal saat menjadi asisten pelatih, Hansi Flick turut menjuarai Piala Dunia 2014 di Brasil bersama timnas Jerman.
Bahkan timnas Jerman menghasilkan kekalahan terbesar Brasil sepanjang sejarah, 1-7, pada semifinal Piala Dunia 2014.
"Ketika saya mulai bekerja pada November (2019), saya baca judul media: 'Tak perlu takut lagi pada Bayern Munchen. Mereka sekarang tim lemah'.
"Namun dengan kerja keras, kami mencapai hasil fenomenal. Kami mampu melakukan segalanya, menjuarai tiga ajang benar-benar tak mudah," ujar Hansi Flick.
Hansi Flick Bawa Bayern Munchen tak Terkalahkan
Hansi Flick pun melakukan pepatah abadi; sedikit bicara, banyak kerja. Flick yang low profile mengubah Bayern Munchen dari tim lemah menjadi tak terkalahkan.
Bayern Munchen mencatat 21 kemenangan beruntun di semua kompetisi dan 30 kali bermain tanpa kalah meski sempat rehat selama dua bulan pada Maret 2020 akibat pandemi Covid-19.
Antara lain Flick kembali menempatkan Thomas Mueller sebagai penyerang di belakang striker Robert Lewandowski. Ia juga mengembalikan Jerome Boateng ke pertahanan Bayern.
"Anda bisa lihat betapa besar determinasi tim ini pada saat musim dingin. Mereka bernafsu untuk menang. Sebagai pelatih, Anda selalu ingin melihat hal itu dari tim.
"Satu-satunya yang hilang adalah fans. Semoga ke depan, fans bisa kembali menemani kami bertanding. Olahraga butuh itu," ujar Hansi Flick.
Sebelum menjuarai Liga Champions, Bayern Munchen lebih dulu menjadi jawara Bundesliga Jerman dan Piala Jerman (DFB Pokal).
Adapun pada perempat final Liga Champions, Bayern Munchen juga mencetak rekor dengan mengalahkan Barcelona 8-2. Meski begitu, sang pelatih enggan mengambil kredit.
"Tim selalu yang utama. Jika Anda melihat bagaimana kami terus bekerja sampai menit ke-96 untuk mempertahankan keunggulan, itu adalah semangat tim yang luar biasa.
"Semua pemain Bayern Munchen berkembang banyak pada musim ini sehingga kami bisa meraih treble. Ini terjadi karena kami sebagai satu tim, saya bangga pada mereka" ujar Hansi Flick.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Ivan Perisic Bantah Gelar Liga Champions sebagai Pembalasan ke Inter Milanhttps://t.co/wOlI7P9FVA— SKOR Indonesia (@skorindonesia) August 24, 2020
Berita Hansi Flick Lainnya:
Bayern Munchen Juara, Hansi Flick Tak Tahu Kapan Harus Hentikan Selebrasi
Hansi Flick, Pelatih Bayern Munchen yang Inovatif dan Low Profile