- Hanafing, mantan pemain Niac Mitra dan timnas Indonesia, menilai kesejahteraan pemain zaman dulu dengan saat ini jauh berbeda.
- Dulu saat Hanafing masih aktif bermain, untuk membeli rumah dan mobil sangat sulit untuk pemain sepak bola.
- Namun saat ini dia meyakini bahwa dalam satu musim saja pemain bisa memiliki hal tersebut.
SKOR.id - Mantan pemain timnas Indonesia, Hanafing, mengomentari perbedaan mencolok antara pesepak bola zamannya dengan yang sekarang.
Seperti bumi dan langit, demikianlah jauhnya perbedaan pemain sepak bola dulu dan era Liga 1 2020.
Dahulu penghasilan dari sepak bola tak bisa diharapkan, namun sekarang sudah bisa mendapatkan apapun yang diinginkan. Hal itu dingkap oleh legenda hidup Niac Mitra Hanafing.
Berita Liga 1 2020 Lainnya: Jacksen F Tiago Beri Saran Rasional Soal Format Pengganti Liga 1 2020
"Sekarang sudah jauh berbeda. Pemain sekarang hanya satu musim saja bermain bisa beli mobil dan rumah. Kami dulu sampai pensiun belum punya apa-apa," ujarnya.
Menurut dia di era 1980-90an kesejahteraan pemain belum bagus. Karena menurutnya gaji tak menjadi tujuan utama pemain sepak bola kala itu.
"Kami hanya punya motivasi tinggi ingin menjadi pemain hebat dikenal dan bisa membela timnas. Soal gaji urusan nanti," ia menegaskan.
Hanafing masih ingat dulu gajinya di klub Niac Mitra dan juga timnas hanya Rp150 ribu per bulan. Jumlah itu tentu sudah sangat berbeda dengan pemain kiwari.
"Itu tidak cukup untuk biaya satu bulan. Tapi kami tetap semangat bangga bisa masuk timnas Indonesia, membela negara di event internasional," Hanafing mengenang masa lalu.
Bersama timnas Indonesia prestasi tertinggi Hanafing adalah meraih emas di SEA Games 1991 di, Manila, Filipina. Momen itu masih lekat dalam ingatannya hingga saat ini.
"Itulah kenangan kami yang sangat berharga dan bisa dibanggakan," tuturnya.
Klub yang paling lama dibela Hanafing sendiri adalah Niac Mitra mulai tahun 1982 hingga 1990.
Setelah itu dia berkarier di Mitra Surabaya dan terakhir Persegres Gresik sebelum pensiun pada tahun 1995.
Hanafing bercerita dia bisa main di Niac Mitra, Surabaya, setelah masuk pantauan pemilik klub Agustinus Wenas. Sehingga dia kemudian hijrah ke Jawa Timur saat itu dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Berita Liga 1 2020 Lainnya: PT LIB Apresiasi Program Sosial Klub Liga 1 2020 untuk Perangi Wabah Corona
Agustinus Wenas disebut oleh Hanafing adalah sosok yang memiliki pengetahuan hebat tentang sepak bola meskipun tidak piawai mengolah si bola bundar secara langsung.
"Beliau sering memantau latihan tim dan kadang memberikan masukan secara langsung," Hanafing memungkasi.