SKOR.id – GIIAS 2024 yang berlangsung 18-28 Juli 2024 di ICE BSD tidak hanya jadi ajang untuk memamerkan inovasi dan teknologi terbaru dari merek-merek otomotif global.
Melainkan juga sebagai wadah bagi para pakar otomotif, pejabat pemerintah, dan pemangku kepentingan industri untuk berdiskusi tentang masa depan mobilitas global.
Hal itu ditandai dengan diselengarakannya Gaikindo International Automotive Conference (GIAC) ke-18, yang berlangsung di sela ajang GIIAS 2024.
Hadir sebagai keynote speaker dalam GIAC 2024 adalah Agus Tjahajana Wirakusumah selaku staff khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
Dihadirkan pula empat pembicara lainnya sebagai narasumber GIAC 2024 yaitu:
- Muhammad Rachmat Kaimuddin (Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi di Kemenko Maritim dan Investasi)
- Hitoshi Hayashi (Head of Fuels and Lubricants Sub-Committee, Japan Automobile Manufacturers Association)
- Wang Yao PhD (Deputy Chief Engineer China Association of Automobile Manufacturers)
- Shigetaka Hamada (General Manager Hydrogen System Products Development Div, Toyota Motor Corporation).
Sedangkan Yuniadi H. Hartono bertindak selaku moderator dalam diskusi kali ini.
GIAC 2024 kali ini menyoroti tema utama Inspiration, Innovation on Zero Emission, dengan fokus pada inovasi teknologi dan kebijakan untuk mengurangi emisi kendaraan.
Konferensi ini oleh para panelis diharapkan jadi platform penting untuk membahas tantangan dan peluang dalam mewujudkan mobilitas berkelanjutan di masa depan.
Pengurangan emisi karbon jadi program besar pemerintah dalam segala sektor industri, tidak terkecuali sektor otomotif.
Mulai dari fase awal kehadiran kendaraan listrik seperti sistem hybrid ringan hingga kendaraan listrik berbasis baterai sudah mulai dilakukan.
Namun beberapa faktor dan alasan masih membuat masyarakat sanksi menggunakan kendaraan berbasis baterai.
Salah satu solusi yang kini ditempuh adalah diterapkannya penggunaan bahan bakar baru dan terbarukan seperti bio ethanol.
Hal ini pun dibahas lengkap dalam dialog GIAC di GIIAS 2024 tersebut oleh staf khusus Kementerian ESDM, Agus Tjahajana.
Menurutnya Indonesia telah berkomitmen dalam forum transisi energi dunia, bahwa pada 2030 akan mampu menurunkan emisi karbon nasional hingga 32 persen dan 40% bila kerja sama dengan dunia internasional.
"Target emisi sektor energi 1.311 juta ton hingga 1.230 juta ton dan pemanfaatan energi baru serta terbarukan akan dipercepat peningkatannya dari 11,5% pada 2019 jadi 31% pada 2050,” kata Agus.
“Kami percaya industri otomotif akan mendukung sukses pemerintah dalam menurunkan emisi CO2 dari sektor transportasi melalui berbagai cara.”
“Salah satunya dengan implementasi flexy engine. Artinya sebuah kendaraan bisa menggunakan penggerak listrik dan juga berbahan bakar nabati, sehingga disebut hibrida.”
“Jadi nantinya ini ideal yang polusinya hampir tidak ada tapi infrastruktur seperti SPBU masih beroperasi.”
“Ini merupakan salah satu solusi yang baik karena konsumen ragu dan bertanya kelengkapan ekosistem kendaraan lsitrik," Agus menuturkan.
Agus juga memaparkan bahwa transisi ke kendaraan listrik saat ini juga tetap diupayakan pemerintah melalui ragam cara.
Tapi pilihan-pilihan terhadap solusi untuk mengurangi CO2 tetap terbuka lebar.
Sesuai program pemerintah, ragam kendaraan ramah lingkungan juga banyak yang dipajang dalam GIIAS 2024.
Mulai dari teknologinya, inovasi terbaru yang dilakukan ragam merek kendaraan, hingga aneka solusi industri mengurangi emisi karbondioksida.