- Matthijs de Ligt menjadi bahan ledekan rekan setimnya di Juventus.
- Hal itu terjadi karena gaya pakaiannya yang dianggap terlalu biasa untuk seorang superstar.
- Bek Belanda ini menegaskan hanya fokus pada penampilan di lapangan, bukan di luar lapangan.
SKOR.id - Bek muda Juventus, Matthijs de Ligt, mengaku bukan tipe orang yang gemar memakai pakaian rancangan designer terkenal berharga mewah.
Di usia 21 tahun, Matthijs de Ligt sudah menjadi bagian I Bianconeri selama dua tahun, dan berhasil melewati kesulitan di awal musim untuk memiliki peran penting di tim meski usianya terbilang belia.
Sebagai bintang muda, bek asal Belanda ini tentu memiliki penghasilan lumayan besar. Menurut sejumlah kabar, mantan kapten Ajax Amsterdam ini termasuk pemain bergaji tertinggi di Turin dengan mengantungi 15-20 juta euro (sekitar Rp241-322 miliar) per tahun.
Dengan gaji sebesar itu, Matthijs de Ligt tentu bisa dengan mudah membelanjakan penghasilannya untuk pakaian mahal. Namun, ia mengaku lebih senang menjadi diri sendiri apa adanya dan hanya fokus pada karier di lapangan.
"Saya selalu berpakaian seperti saya sekarang ini. Saya bukan penggemar berat pakaian dari desainer mahal," aku Matthijs kepaada De Volkskrant.
"Saya adalah Matthijs, saya adalah diri saya sendiri dan Anda tidak akan melihat saya pergi latihan dengan setelan tertentu, sederhana saja. Profesi saya adalah pesepak bola. Saya ingin menjadi bintang di lapangan," tegasnya.
Kebiasaan Matthijs de Ligt yang tak suka belanja maju mahal serta mengikuti gaya pakaian tertentu ternyata sering menjadi bahan ledekan rekan setimnya di Juventus.
Meski demikian, ia tak mau ambil pusing dengan hal tersebut karena baginya hal terpenting adalah memberikan yang terbaik di lapangan.
"Kadang saya ditertawakan di klub karena pakaian saya, tapi saya tidak peduli. Selama saya merasa nyaman dengan perilaku saya dan pakaian saya, saya puas," Matthijs de Ligt menambahkan.
"Hal paling penting penting adalah tampil baik di lapangan, kemudian orang jauh lebih menghormati Anda ketimbang ketika Anda memakai pakaian tertentu."
Menjadi pemain terkenal, sudah pasti Matthijs de Ligt diidolakan banyak orang dan kehidupan pribadinya pun sedikit banyak berubah, apalagi ia tinggal di Italia yang masyarakatnya memiliki gairah besar terhadap sepak bola.
Matthijs de Ligt yang menyukai ketenangan mengaku senang kembali ke negara asalnya, Belanda, untuk mencari ketenangan dan kedamaian.
"Ada hal lucu di sini. Apakah Anda tampil bagus atau jelek, Anda tetap pahlawan untuk suporter. Mereka sangat mengagumi pesepak bola di sini," jelas De Ligt mengenai masyarakat Turin.
"Di Belanda, saya hanya pria biasa yang bermain sepak bola. Di Italia, para pesepak bola berada di atas rata-rata masyarakat umum. Seperti itulah di sini. Saya menyukai apresiasi, tapi juga menyenangkan berkalan-jalan di Belanda tanpa banyak didekati."
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
SELAMAT HARI J.LEAGUE!
Hari ini 28 tahun lalu, 15 Mei 1993, Liga Jepang era @J_League_En pertama kali bergulir. Sejak saat itu, banyak pahlawan sepak bola yang pernah merasakan atmosfernya.
Apa Skorer bisa menebak siapa saja yang ada di foto-foto ini? pic.twitter.com/G8D699TjGA— SKOR.id (@skorindonesia) May 15, 2021
Berita Juventus Lainnya
Barcelona Gagal Goda Matthijs de Ligt untuk Kali Kedua
VIDEO: Aksi Matthijs de Ligt di Jantung Pertahanan Juventus pada 2020-2021