• Gelandang PSS Sleman, Wahyu Sukarta berupaya mencari alternatif lain selama Liga 1 2020 ditunda hingga tahun depan.
• Sebab, selama kompetisi ditangguhkan selama dua bulan ke depan, latihan PSS Sleman juga diliburkan manajemen.
• Selama latihan tim PSS Sleman nonaktif, Wahyu Sukarta bergabung tim amatir untuk menjaga kondisi fisik dan teknik.

SKOR.id – Gelandang PSS Sleman, Wahyu Sukarta melakukan sejumlah kegiatan untuk mengisi hari-hari kosong selama kompetisi Liga 1 2020 ditunda hingga tahun depan.

Salah satu kegiatan yang menjadi alternatif Wahyu Sukarta ialah bersepeda. Aktivitas ini bisa bermanfaat untuk penyegaran sekaligus latihan fisik.

“Selain latihan sepak bola, terkadang saya bersepeda walaupun tidak rutin,” kata Wahyu Sukarta, seperti dilansir laman resmi klub.

“Saya senang bersepeda karena bisa melakukan refreshing menikmati pemandangan sekaligus menjadi opsi latihan fisik untuk saya,” ia menambahkan.

Pemain asli Sleman itu juga tetap giat berlatih meski kompetisi baru akan digulirkan pada 2021.

Saat ini, ia memilih berlatih bersama sejumlah tim amatir yang ada di Yogyakarta untuk menjaga kondisi fisik maupun teknik.

Namun, hal itu juga bukan tanpa hambatan. Sebab, Wahyu harus cermat dalam mengatur waktu latihan mandiri dengan latihan tim yang diikutinya.

“Tantangan yang saya hadapi tentu saja dalam hal menjaga kualitas diri saya secara pribadi, baik itu dari segi fisik dan skill,” kata Wahyu Sukarta.

“Sebab, dengan tidak adanya latihan dari tim PSS Sleman, saya harus kreatif dalam menjalankan aktivitas latihan mandiri.”

Selain menjalani aktivitas latihan, gelandang berusia 26 tahun itu juga memiliki kesibukan lain selama PSS Sleman meliburkan agenda latihan.

Di rumahnya yang baru, Wahyu Sukarta juga mulai menata kehidupannya. Sebab, ia juga baru saja melepas masa lajangnya beberapa waktu lalu.

“Kesibukan saya sementara ini hanya beres-beres rumah, karena baru ditempati dan baru saja menikah juga,” ujar Wahyu Sukarta.

“Sekarang ini sedang senang-senangnya menata rumah bersama istri dan sesekali membantu memasak,” ucap pemain PSS Sleman ini melanjutkan.

Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

Robert Rene Albert datang dari Belanda ke Swedia untuk melatih, lalu melanjutkan perjalanan kepelatihan jauh dari Eropa, Asia Tenggara. Awal 1990-an tepatnya 1992, Robert Rene Alberts menginjakkan kakinya di Malaysia. Kala itu, usia sang pelatih 38 tahun dan bekerja untuk Kedah FA. Setahun menangani Kedah FA, Robert Rene Alberts memberikan dua gelar atau double winners bagi skuad Lang Merah. Kedah FA di bawah asuhan pelatih asli Belanda ini menjuarai Liga Malaysia dan Piala Malaysia musim 1993. Sukses di Malaysia, Robert Rene Alberts meneruskan karier di Singapura per 1996. Namun, dia baru membawa tim asuhannya juara pada 1999 dan klub yang ditangani itu adalah yang kedua dari Liga Singapura. Home United, yang kini bernama Lion City Sailors FC, menjadi juara Liga Singapura berkat tangan dingin Robert Rene Alberts. Setelah sekitar satu dekade lebih tanpa gelar, Robert Rene Alberts masuk Indonesia pada 2010. Arema Indonesia merasakan tangan dingin dari sang arsitek dan menjadi juara kasta teratas Liga Indonesia atau Indonesia Super League 2010. Lalu, pelatih yang kini menangani Persib Bandung ini kembali bawa tim jadi juara pada Liga Malaysia. Menangani Sarawak FA untuk kali kedua, skuad berjulukan Bujang Senang ini dibawanya promosi ke Liga Super Malaysia 2014. Sarawak FA promosi dengan bekal juara kasta kedua Liga Malaysia atau Liga Premier Malaysia 2013. Empat gelar juara hasil tangan dingin Robert Rene Alberts ini membuktikan pelatih asal Belanda ini adalah penguasa Asia Tenggara.

A post shared by Skor Indonesia (@skorindonesia) on Nov 4, 2020 at 3:06am PST

Berita PSS Sleman lainnya:

Baca Juga: Dua Pemain PSS Sleman Ikuti Kursus Kepelatihan Lisensi C AFC

Baca Juga: 7 Pemain Lokal Penting PSS Sleman Era 2000 Sampai 2020