- Pendukung PS Ngada melalui Garda NTT tagih janji tim investigasi PSSI.
- Garda NTT kembali demo PSSI terkait dugaan mafia bola.
- Garda NTT akan kembali menggeruduk PSSI, minggu depan.
SKOR.id - Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) kembali menggelar unjuk rasa di depan Kantor PSSI, FX Sudirman, Rabu (8//1/2020) sore.
Para pendukung dan supporter PSN Ngada ini kecewa karena tak ada hasil dari tim ad hoc investigasi yang dibentuk PSSI untuk menelusuri mafia bola dalam Liga 3 2019.
Sebagai catatan, pada 20 Desember 2019 lalu, Garda NTT sudah melakukan unjuk rasa. Pertemuan dengan PSSI yang diwakili tim ad hoc investigasi pun digelar.
Kala itu, tim ad hoc yang diketuai anggota Komite Eksekutif PSSI, Sonhadji, berjanji akan memanggil pihak-pihak terkait kasus. Seperti diketahui, PSN menerima sanksi pengurangan tiga poin dan gagal lolos ke babak 16 besar Liga 3 nasional.
Panitia Disiplin (Pandis) Liga 3 berpendapat, PSN menurunkan pemain tidak sah. Pasalnya pemain tersebut sedang menjalani hukuman akumulasi kartu, yakni Kiken Mentinus Wea.
Baca Juga: Tiket Pertandingan Persebaya Forever Games Sudah Ludes
Baca Juga: Stadion Citarum Naik Kelas tapi Belum Layak untuk Liga 1
PSN mengaku punya alasan. Kiken tercatat tidak menerima kartu sebelumnya, dalam laga versus Gaspa 1958. Artinya, Kiken sebetulnya pemain yang sah bisa diturunkan.
Namun, janji PSSI untuk mengusut kasus tersebut belum membuahkan hasil. Garda NTT mengaku sudah menghubungi Joko Purwoko, anggota tim ad hoc investigasi, tetapi tak mendapat respons.
“Sudah hampir dua minggu dari aksi kami sebelumnya, tapi belum ada hasil. Kami hubungi Pak Joko juga tidak dibalas. Ke mana dia? Sebetulnya dikerjakan atau tidak?” ujar Yons Ebit, Ketua Garda NTT.
Usai menggelar unjuk rasa, Garda NTT kembali bertemu perwakilan PSSI. Kali ini tak ada tim ad hoc investigasi. Dessy Afrianto, Deputi Sekjen PSSI, menemui pengunjuk rasa. Hanya saja diskusi berjalan buntu.
Baca Juga: Attitude Pemain Persebaya Luar Biasa, Dari Bandara Langsung Latihan
Garda NTT memutuskan meninggalkan area demonstrasi sore kemarin. Namun, mereka belum mendapatkan yang diinginkan.
“Kami tidak puas dengan pertemuan ini. Satu per satu seperti cuci tangan. Kami juga tidak bisa menemui petinggi PSSI. Kami akan kembali minggu depan,” kata Ebit.
Sementara itu, Sekjen Garda NTT, Marlin Bato mengatakan, PSSI sebagai Lembaga tertinggi sepak bola Indonesia tidak sanggup menyelesaikan persoalan yang menimpa PSN Ngada.
Ia menduga karena begitu kuatnya peran mafia bola di Indonesia. Bahkan, tak menutup kemungkinan mafia tersebut berada dalam struktur kepengurusan PSSI.
“PSSI sebagai Lembaga tertinggi tidak sanggup menyelesaikan persoalan yang menimpa PSN. Kami menduga, begitu kuatnya mafia-mafia yang tercatat di kubu PSSI sehingga keadilan tidak kunjung kami dapatkan,” ujar Marlin.