- 2021-2022 bisa dibilang termasuk musim yang sukses bagi Real Madrid.
- Kesuksesan ini tak lepas dari investasi yang mereka lakukan untuk pemain muda.
- Dengan pemain muda dan berpengalaman, Los Blancos mampu menjalani musim ini dengan sangat baik.
SKOR.id - Ada pernyataan bahwa perpaduan antara pemain muda dengan pemain berpengalaman adalah perpaduan sempurna dalam sepak bola, dan Real Madrid telah mencontohkannya musim ini.
Tim asuhan Carlo Ancelotti telah diuntungkan dari hasrat pemain muda untuk membuktikan diri, serta kualitas dan pengetahuan memiliki beberapa pemain berpengalmaan yang telah memenangkan semuanya, karena generasi pemain-pemain muda Real Madrid dicontohkan langsung oleh para pemain-pemain berpengalaman.
Kesuksesan Real Madrid menjuarai LaLiga (Liga Spanyol) dengan empat pertandingan tersisa adalah bukti nyata dari pernyataan tersebut.
Sementara skuad mereka yang disusun dengan baik juga membantu mencapai final Liga Champions, di mana mereka akan menghadapi Liverpool FC pada Minggu (29/5/2022) dini hari WIB nanti.
Inti dari tim ini adalah trio lini tengah yang sangat penting bagi Real Madrid, yang selama lebih dari setengah dekade selalu menjadi pilihan utama: Toni Kroos, Casemiro, dan Luka Modric masih berkuasa; pada titik ini mereka adalah penguasa sepak bola.
Modric tidak menunjukkan penurunan performa pada usia 36 tahun, dan telah menjalani musim yang fantastis baik di dalam negeri maupun di kompetisi Eropa. Adalah Modric yang memberikan asis yang nyaris mustahil kepada Rodrygo untuk membantu Real Madrid mencetak gol yang mereka butuhkan untuk memaksa pertandingan perempat final Liga Champions melawan Chelsea ke perpanjangan waktu.
Gelandang asal Kroasia tersebut mencatatkan lebih dari 2.000 menit dalam 28 penampilan di LaLiga musim ini, mencatatkan dua gol dan delapan asisst.
Rekan setimnya, Kroos, berusia 32 tahun, juga bermain dalam 28 pertandingan dan mencatat lebih dari 2.100 menit penampilan, dan keduanya menunjukkan peran penting mereka untuk membantu Real Madrid mengendalikan permainan, terutama di paruh kedua musim.
Namun, mereka secara regular diistirahatkan oleh Ancelotti, untuk digantikan oleh Fede Valverde yang berusia 23 tahun dan Eduardo Camavinga yang berusia 19 tahun.
Nama terakhir, yang didatangkan dari Rennes musim panas lalu, adalah salah satu prospek paling cemerlang di dunia sepak bola.
Camavinga bermain 26 kali di LaLiga, 13 di antaranya sebagai pemain pengganti, dengan tenaga luar biasa dan dinamisme di lini tengah, ia membantu Real Madrid berkembang di sepertiga akhir pertandingan.
Hal tersebut terlihat jelas saat Real Madrid melawan Manchester City di semifinal Liga Champions.
Camavinga masuk menggantikan Modric, yang kelelahan pada saat itu, dan pemuda asal Perancis tersebut berhasil mengubah permainan Real Madrid.
Camavinga itu adalah angin segar yang tidak bisa ditangani oleh tim Pep Guardiola, dan dia membantu menginspirasi bangkitnya Los Blancos.
Namun, malam itu, pemain yang menjadi sorotan utama adalah pemain sayap berusia 21 tahun Rodrygo, yang telah memainkan peran penting bagi Real Madrid di pekan-pekan terakhir musim ini.
Golnya melawan Sevilla FC membantu Real Madrid bangkit, yang mendorong mereka menuju gelar juara LaLiga Santander, sementara ia juga mencetak dua gol melawan RCD Espanyol untuk membantu mereka meraih gelar.
Kemudian, melawan Manchester City, pemain asal Brasil itu mencetak dua gol menakjubkan dalam waktu dua menit untuk memaksa pertandingan ke perpanjangan waktu, membuat dampak instan dan menentukan dari bangku cadangan.
“Tidak semua orang yang memulai pertandingan akan menyelesaikan pertandingan,” kata Ancelotti, menjelang final Liga Champions, menunjukkan kesadarannya akan dampak yang dibuat Camavinga dan Rodrygo dari bangku cadangan.
Satu lagi pemain muda yang berkembang pesat musim ini dan menjadi pemain penting adalah Vinicius.
Pemain sayap Brasil itu tidak konsisten dalam beberapa musim pertamanya di Real Madrid, namun dirinya telah berkembang menjadi bintang dan telah menjalin hubungan yang luar biasa dengan Karim Benzema, pencetak gol terbanyak tim.
Penyerang Prancis berusia 34 tahun itu menciptakan enam enam untuk Vinicius di LaLiga, lebih banyak dari kombinasi lainnya di liga.
Pemain dengan catatan asis tertinggi kedua? Vinicius, dengan lima asis untuk Benzema.
Ini adalah hubungan yang telah berkembang selama beberapa musim terakhir, dengan masing-masing sepenuhnya percaya satu sama lain untuk memahami permainan mereka, dan di mana mereka akan berada di lapangan.
Kecepatan dan keterampilan yang Vinicius tawarkan ditandingi oleh teknik menakjubkan Benzema dan penyelesaian akhir yang mematikan. Duet penyerang ini menjadi tonggak kesuksesan Real Madrid musim ini.
Real Madrid memiliki masa depan yang cerah, dengan pemain cadangan seperti Jesus Vallejo dan Andriy Lunin tampil mengesankan ketika diberi kesempatan untuk bersinar.
Dengan skuad yang juga penuh dengan pengalaman, Real Madrid telah menjadi tempat yang bagus bagi bintang muda untuk mempelajari seni permainan yang lebih baik sambil tetap diberi kesempatan untuk membuat dampak besar di level tertinggi.
Baca Juga Berita Liga Champions Lainnya:
Final Liga Champions: Siap Adu Penalti, Liverpool Latihan Gunakan Teknologi Sensor Otak
Final Liga Champions: Steve McManaman Peringatkan Liverpool soal Magis Real Madrid