- PSSI dan PT LIB harus mematuhi protokol kesehatan dari FIFA untuk menggulirkan kembali kompetisi sepak bola di Indonesia.
- Protokol kesehatan dari FIFA mencakup banyak hal, utamanya soal tes atau screening dan higienitas lingkungan.
- Hanya orang-orang yang mendapat hasil tes negatif saja yang boleh berpartisipasi dalam pertandingan sepak bola.
SKOR.id - Federasi sepak bola dunia (FIFA) telah merilis protokol kesehatan untuk melanjutkan kompetisi sepak bola, termasuk Liga 1 2020.
Liga 1 2020 memang masih mengambang, belum ada kepastian akan dilanjutkan atau dihentikan.
PSSI dan PT LIB telah bertemu dengan klub-klub Liga 1 dan Liga 2 untuk meminta masukan pada pekan lalu, namun belum ada keputusan bulat yang diambil.
Berita Liga 1 Lainnya: Robert Rene Albets: Banyak Nilai Positif Liga 1 2020 Digulirkan Kembali
Mayoritas klub Liga 1 menginginkan kompetisi dihentikan, hanya lima tim yang berharap liga dilanjutkan. Adapun satu tim lainnya abstain atau tidak berpendapat.
Persiraja Banda Aceh, Borneo FC, Persib Bandung, Bali United, dan Tira Persikabo adalah tim yang meminta Liga 1 2020 tetap dilanjutkan.
Tim dari ujung timur Indonesia, Persipura Jayapura, menjadi satu-satunya klub Liga 1 yang tak memberikan hak suaranya.
Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengisyaratkan Liga 1 dilanjutkan sebagai bentuk persiapan timnas Indonesia yang akan berlaga di beberapa event.
Misalnya, timnas Indonesia U-19 yang akan terjun di Piala Asia U-19 dan Piala Dunia U-20. Timnas senior juga akan melanjutkan laga Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Jika PSSI dan PT LIB mengambil keputusan untuk melanjutkan kompetisi, protokol kesehatan mutlak diperlukan oleh praktisi sepak bola.
FIFA selaku federasi induk PSSI telah merilis beberapa protokol yang wajib dipenuhi untuk melanjutkan kompetisi sepak bola.
Protokol kesehatan dari FIFA tergolong ketat untuk mencegah penularan Covid-19 dari pertandingan sepak bola.
Berdasarkan dokumen rilisan FIFA tersebut, PSSI dan PT LIB wajib melakukan tes atau screening jika akhirnya Liga 1 dilanjutkan. Tes tersebut tak hanya berlangsung sekali saja.
Tes pertama wajib dilakukan oleh seluruh anggota tim, termasuk pelatih dan staf, 72 jam sebelum ada aktivitas di lapangan.
Tes tersebut bertujuan untuk mencegah adanya false negatif atau Orang Tanpa Gejala (OTG) di lingkungan sepak bola.
Setelah itu, masing-masing klub juga harus mengadakan tes sebelum memulai sesi latihan untuk pertama kali setelah jeda kompetisi.
Selanjutnya seluruh anggota tim juga harus dites lagi di rumah atau tempat yang disediakan oleh klub. Tes secara drive-through juga bisa dilakukan.
Praktisi sepak bola yang hasil tesnya positif tak boleh berpartisipasi dalam seluruh kegiatan dan harus mematuhi peraturan dari Dinas Kesehatan setempat.
Artinya, hanya orang yang mendapat hasil tes negatif saja yang bisa ikut sesi latihan dan pertandingan.
Tak cukup sampai di situ, prosedur ketat juga diberikan FIFA pada saat perjalanan dan ketika menginap di hotel jika kompetisi dilanjutkan.
Kebersihan dan higienitas moda transportasi yang mengangkut tim harus diperhatikan. Pembersihan dengan disinfektan wajib dilakukan secara berkala.
Kebersihan makanan untuk tim pun perlu diperiksa agar tak menimbulkan penyakit. Yang terpenting, tetap lakukan physical distancing selama dalam perjalanan.
Tingkat higienitas fasilitas umum seperti di stadion pun diatur dalam protokol FIFA. Wastafel, sabun, dan hand sanitizer harus disediakan oleh seluruh tim.
Berita Liga 1 Lainnya: Jika Liga 1 Bergulir Lagi, Saddil Ramdani Berjanji Banggakan Bhayangkara FC
Gunakan tisu sekali pakai dan beri nama pada botol minum pemain agar tak tertukar dengan yang lainnya.
Tutup mulut dan hidung dengan lekukan siku apabila batuk atau bersin di tempat umum.
FIFA juga melarang adanya salaman atau tos kepada pemain atau pihak lain yang terlibat dalam pertandingan sepak bola.