- Yohanes Ferinando Pahabol rutin berlatih di rumahnya selama jeda kompetisi Liga 1 2020.
- Winger Persipura, Ferinando Pahabol, berkisah soal alasannya memilih nomor punggung 17.
- Saat pensiun sebagai pemain sepak bola Ferinando Pahabol tak ingin meniti karier pelatih.
SKOR.id - Seperti halnya pemain Liga 1 2020 lainnya, Yohanes Ferinando Pahabol, sayap lincah Persipura, juga sedang menjalani libur kompetisi karena wabah corona.
Pemain berusia 28 tahun ini pun menjalani rutinitas harian di kediamannya di Papua. Yakni, berkumpul bersama keluarga dan berlatih mandiri.
“Ada jam tertentu saat latihan sendiri di rumah. Jam tiga sampai setengah lima sore, saya minta keluarga jangan ganggu,” kata Feri pada Sabtu (18/4/2020).
Baca Juga: Alasan Jacksen F Tiago Terima Pemotongan Gaji dari Persipura
“Awalnya saya berlatih di lapangan dekat rumah. Tapi ketika pemerintah menyuruh kami untuk di rumah saja, ya saya latihan di teras rumah,” ia menambahkan.
Terkait musibah virus corona yang sedang melanda dunia, termasuk Indonesia dan juga kota Jayapura, ia mengaku turut prihatin.
“Virus ini musibah. Saya tidak tahu kenapa bisa terjadi. Saya juga tidak tahu cara melawannya,” kata pemain kelahiran Yahukimo, 16 Januari 1992, itu.
Tapi, Feri tetap mengambil hikmah dari musibah ini. “Virus ini seakan mengajarkan kita bahwa kita harus hidup bersih. Lebih banyak di rumah daripada berkeliaran.”
Dalam tayangan Persipura itu, penggemar Persipura juga bertanya soal nomor punggung 17 yang selalu dikenakannya di berbagai klub.
“Untuk nomor punggung 17 ini saya terinspirasi Luis Nani (mantan winger Manchester United) yang juga memakai nomor yang sama. Saya juga suka selebrasi salto dia,” katanya.
“Tapi saat ini saya sedang suka dengan permainan Angel Di Maria (sayap timnas Argentina). Dia kuat di kaki kiri, sama seperti saya. Posisinya pun sama, sayap kiri,” ujar Feri.
Sedangkan untuk pemain lokal, ia mengaku mengidolakan para seniornya seperti Ian Kabes, Boaz Solossa, dan Nelson Alom. “Terutama kakak Kabes. Main bolanya stylish,” ucapnya.
Selain Persipura, Pahabol juga pernah membela beberapa klub Tanah Air. Maka itu ia merasakan betul perbedaannya dengan di Persipura, terutama soal adaptasi.
“Waktu main di Persebaya Surabaya dan Kalteng Putra, saya harus lebih berbaur dan menyesuaikan dari awal lagi. Kalau di Persipura timnya sudah kompak,” katanya.
Meski demikian, Feri juga tidak pernah melupakan kenangan indah bersama mantan klubnya, khusunya Persebaya.
“Persebaya juga tim yang sangat besar dan punya nama besar. Saya bangga pernah main di sana, dengan dukungan ribuan penonton yang luar biasa,” ucapnya.
Baca Juga: Dalam Dua Tiga Musim ke Depan Persipura Akan Kembali Berjaya
Kemudian, saat penggemar Mutiara Hitam lainnya bertanya soal rencana Feri setelah pensiun, ternyata ia kurang tertarik menjadi pelatih.
“Untuk jadi pelatih, saya masih pikir-pikir," ucapnya dengan nada mantab, seolah ia tak ingin meneruskan karier sepak bolanya saat pensiun nantinya.
"Mungkin lebih ke bisnis saja. Buka restoran misalnya. Bayangan saya punya restoran yang menyajikan masakan khas Papua dan Eropa juga,” Feri memungkasi.