SKOR.id – Tinggal hampir 10 tahun di Selandia Baru menjadi keuntungan tersediri bagi pria asal Indonesia Tonny Martin.
Ia bisa menyaksikan langsung pertandingan-pertandingan di turnamen kelas dunia, mulai dari Piala Dunia U-20 2015 hingga yang terkini dan tengah berlangsung, yakni Piala Dunia Wanita 2023.
Tinggal di Wellington, Tonny tidak hanya berkesempatan menyaksikan laga-laga tim favoritnya di Grup G, Italia, namun ia juga menjadi tahu bagaimana otoritas Selandia Baru memberikan semua yang terbaik untuk menyukseskan Piala Dunia Wanita yang untuk kali pertama digelar di dua negara (bersama Australia) tersebut.
Cuaca musim dingin yang tengah menerpa Selandia Baru tidak menghalangi Tonny dan istrinya untuk meluangkan waktu menyaksikan laga-laga Piala Dunia Wanita 2023.
Seperti dikutip FIFA+ Indonesia, Tonny menonton dua pertandingan di Grup G antara Swedia melawan Italia pada 29 Juli dan Afrika Selatan vs Italia pada 2 Agustus.
“Sebenarnya saya tak ada alasan menonton dua laga tersebut, kecuali karena Swedia vs Italia dimainkan hari Sabtu sehingga saya bisa mengajak istri sekalian menonton,” ucap Tonny.
“Laga Afrika Selatan juga tidak direncanakan. Saya sebenarnya jadi ingin menonton laga tersebut setelah merasakan keseruan di partai pertama.”
Lebih jauh Tonny menjelaskan bila tidak mudah baginya untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan Piala Dunia Wanita 2023. Pasalnya, mayoritas dari tujuh laga faas grup di Wellington digelar mulai pukul 19:00 atau 19:30 waktu setempat.
Waktu tersebut menjadi tidak ideal karena Selandia Baru tengah berada di musim dingin dan ia harus menempuh perjalanan jauh untuk ke stadion.
“Ketika menonton laga Afsel vs Italia, suhunya 7 derajat Celcius, berangin, dan bahkan sempat hujan. Tidak tahan saya dinginnya,” kata Tonny.
“Apalagi, saya harus naik kereta sekitar 45 menit untuk sampai rumah. Kalau pertandingan dimulai pukul 19:30 selesai jam 21:30, sampai rumah pukul 23:30.”
Pun begitu, Tonny memiliki alasan khusus mengapa dirinya menyaksikan pertandingan tim putri Italia. Ya, ia mengaku sebagai penggemar Liga Italia (Serie A) dan Inter Milan.
Tonny juga baru mengetahui bila kiper Italia Francesca Durante ternyata juga pemain Inter setelah klub mengunggahnya di akun media sosial.
Di sisi lain, Tonny juga mengacungi jempol untuk sistem penjualan tiket pada Piala Dunia Wanita 2023 ini. Meskipun, dirinya agak kecewa tidak mendapatkan tiket untuk laga sarat gengsi Amerika Serikat melawan Belanda dan tuan rumah Selandia Baru kontra Filipina.
“Saya membeli tiket di situs resmi reseller dari FIFA, jadi dapat lebih murah. Caranya jugaa sangat mudah sekali, saya bikin akun dan bayar pakai kartu kredit. Tiket kemudian dikirim ke aplikasi dan baru dikasih barcode ketika gate buka sekitar dua jam sebelum kick-off,” ucapnya.
“Ini sebuah kemajuan sekali karena terakhir saya menonton Piala Dunia U-20 ketika pertama datang ke Selandia Baru pada 2015, tiketnya masih harus dicetak dan diperiksa di gerbang.”
Tonny juga bisa memanfaatkan fasilitas transportasi gratis pada hari laga yang disediakan Pemerintah Kota Wellington kepada pemegang tiket. “Jadi saya pulang-pergi ke kantor juga gratis pada hari itu,” katanya sambil tertawa.
Tonny menyebut, hampir semua tiket laga-laga Piala Dunia Wanita 2023 di Wellington terjual habis karena diaspora negara-negara yang turun pasti membawa keluarganya untuk menonton.
Satu hal lainnya yang ia suka adalah banyaknya anak-anak yang datang ke stadion. Menurutnya, Pemerintah Selandia Baru memang mendukung anak-anak menonton olahraga sejak kecil.
“Ini berhubungan dengan pembinaan usia dini. Kalau di sini banyak banget kompetisi usia dini. Dekat rumah saya sering lihat hari Sabtu-Minggu anak-anak main bola, rugbi, cewek-cowok tak kenal gender. Bagus sekali untuk pembinaan usia dini,” kata Tonny.
Melihat kondisi tersebut, Tonny mengaku teringat dengan tanah kelahirannya, Indonesia. “Fans di sini memang tak bakal seheboh di Indonesia tetapi dukungan publik bagi Selandia Baru luar biasa walau mereka tak lolos,” ujarnya menambahkan.
Setelah melihat sejumlah fenomena seperti Filipina yang mampu mengalahkan Selandia Baru, Jepang yang menghajar Spanyol 4-0 dengan bermain sangat efektif, serta kegigihan Jamaika menahan Brasil sekaligus menyingkirkan mereka dari fase grup.
“Saya ingin lihat Indonesia juga bisa merasakan euforia ini. Tak usah muluk-muluk. Di level Asia saja, Asian Games,” ucap Tonny.
“Tapi itu balik lagi ke pembinaan usia dini. Kalau masih ingin budaya instan ya susah. Harus berjenjang. Harus dari kecil, sampai level dewasa. Menjadi profesional baru berprestasi.”