- F1 merilis daftar pembalap tercepat dalam 37 tahun terakhir.
- Data tersebut didapat lewat analisis algoritma bekerja sama dengan Amazon Web Services.
- Hasilnya, Ayrton Senna menjadi yang tercepat, Lewis Hamilton di posisi ketiga.
SKOR.id - Formula 1 (F1) telah mengembangkan sebuah algoritma "Fastest Driver" untuk dapat menentukan pembalap tercepat dalam 37 tahun terakhir atau sejak 1983.
Hasilnya, pembalap legendaris Ayrton Senna merupakan yang tercepat. Ia mengungguli nama-nama top lain seperti Michael Schumacher dan Lewis Hamilton.
Untuk merayakan 70 tahun digelarnya ajang balap jet darat itu, F1 bekerja sama dengan Amazon Web Services (AWS) untuk mencari tahu siapa pembalap tercepat.
Mereka menggunakan teknologi pembelajaran mesin (learning machine) guna mendapatkan peringkat para pembalap tercepat F1 secara obyektif dan akurat.
Analisis didasarkan dari data semua pembalap dari tahun 1983 hingga hari ini dengan menghapus perbedaan mobil dari persamaan yang digunakan.
Hasil yang didapatkan, Ayrton Senna ternyata lebih cepat 0,114 detik dari Michael Schumacher, yang ada di urutan kedua, dan 0,275 detik dari Hamilton di posisi ketiga.
Senna, juara dunia tiga kali F1, sempat memegang rekor pembalap dengan pole position terbanyak (65 kali) sebelum dipatahkan Schumacher (68) dan kemudian oleh Hamilton (92).
Namun jumlah pole position Ayrton Senna sangat mungkin bakal lebih banyak jika saja pembalap asal Brasil itu tidak tewas dalam Grand Prix (GP) San Marino 1994.
Keluhan Valtteri Bottas soal Tampilan Serba Hitam Mercedes Dinilai Mengada-adahttps://t.co/I8aiEFAg9K— SKOR Indonesia (@skorindonesia) August 18, 2020
F1 belum mengungkapkan seluruh data, namun telah menguraikan secara garis besar faktor-faktor yang jadi pertimbangan untuk menentukan ranking pembalap tercepat.
Pemeringkatan dilakukan berdasaran hasil setiap putaran kualifikasi para pembalap. Data inilah yang dijadikan sebagai bahan analisis utama oleh F1.
Hipotesisnya yang ingin dicapai F1 adalah membandingkan kecepatan waktu seluruh pembalap dengan mobil yang sama dalam satu putaran.
Komparasi dengan rekan satu tim pada kualifikasi juga turut menjadi bagian analisis, yang memungkinkan sistem algoritma "menormalkan" performa mobil dan tim.
Mantan Kepala Teknik Williams Rob Smedley, dalam perannya sebagai direktur sistem data F1, telah bekerja sama dengan Manager Senior Lab AWS Dr Priya Ponnapalli.
Ia mengatakan proyek ini memungkinkan untuk "membangun gambaran tentang bagaimana membandingkan pembalap dengan menganalisis indikasi dari kecepatan mentah kualifikasi."
"Penting untuk dicatat bahwa kecepatan murni (mentah) adalah satu-satunya elemen pembalap yang kami analisis dalam menentukan siapa yang paling cepat," kata Smedley.
Melihat Ayrton Senna, Michael Schumacher, dan Lewis Hamilton mengisi tiga besar pembalap tercepat F1 tidaklah mengherankan. Namun yang mengejutkan adalah melihat peringkat keempat.
Posisi tersebut ditempati pembalap Red Bull Racing Max Verstappen, yang hanya memiliki gap waktu putaran 0,280 detik dari Senna.
Ia berhasil mengungguli juara dunia F1 seperti Fernando Alonso (posisi 5), Nico Rosberg (peringkat 6), hingga Sebastian Vettel (urutan 10).
Melengkapi 10 besar ada pembalap muda tim Scuderia Ferrari Charles Leclerc (7), Heikki Kovalainen (8), dan Jarno Trulli (9).
Berikut daftar 10 pembalap tercepat F1 sejak 1983:
1. Ayrton Senna, Brasil (tahun aktif: 1984-1994), -
2. Michael Schumacher, Jerman (1991-2006, 2010-2012), +0,114 (detik)
3. Lewis Hamilton, Inggris (2007-...), +0,275
4. Max Verstappen, Belanda (2015-...), +0,280
5. Fernando Alonso, Spanyol (2001, 2003-2018), +0,309
6. Nico Rosberg, Jerman (2006-2016), +0,374
7. Charles Leclerc, Monako (2018-...), +0,376
8. Heikki Kovalainen, Finlandia (2007-2013), +0,378
9. Jarno Trulli, Italia (1997-2012), +0,409
10. Sebastian Vettel, Jerman (2007-...), +0,435
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita F1 Lainnya: