- McLaren komentari keputusan Racing Point yang meniru desain mobil Mercedes.
- Zak Brown tak menyalahkan karena setiap tim punya target yang ingin dicapai.
- McLaren berambisi kalahkan Mercedes hingga meniru desain bukan solusi tepat.
SKOR.id – Kepala Eksekutif McLaren, Zak Brown, angkat bicara soal Racing Point yang meniru desain mobil Mercedes AMG Petronas jelang dimulainya Formula 1 (F1) 2020.
Hal tersebut bukan sesuatu yang buruk, mengingat status Mercedes AMG Petronas sebagai dominator gelar konstruktor maupun pembalap F1 dalam enam musim terakhir.
Namun, jika harus memilih, Zak Brown tidak akan mengikuti jejak yang diambil Racing Point. Bisa mengalahkan Mercedes AMG Petronas adalah mimpi terbesar McLaren.
“Racing Point punya mobil baik. Tapi, masuk akal (jika dianggap mirip) karena itu memang (seperti) Mercedes,” ujarnya kepada gpblog.com dan dilansir planetf1.com, Jumat (28/2/2020).
Baca Juga: Sean Gelael Terinspirasi “Mamba Mentality”
Usai meluncurkan RP20 di Austria, 17 Februari lalu, Racing Point menjadi pembicaraan karena desain mobilnya disebut mirip dengan Mercedes yang digunakan pada 2019 dan 2020.
Zak Brown menambahkan tak bakal menyudutkan keputusan Racing Point karena itu tergantung pada target yang hendak dicapai oleh masing-masing tim dalam F1 2020.
“Kalau ingin cepat memuncaki (persaingan) lini tengah, itu adalah cara yang cerdas. Tapi, jika ingin menjadi juara (F1) seperti kami, Anda harus melakukan sesuatu yang lain.”
“Kami akan tertinggal jika terus meniru Mercedes. Jadi, kami ingin lebih baik dari mereka. Untuk itu, kami harus terus meningkatkan (kemampuan) diri sendiri,” tutur Zak Brown.
Baca Juga: Presiden IOC Dukung Tokyo Gelar Olimpiade 2020
McLaren gagal kompetitif bersama mesin Renault dalam dua musim terakhir. Pada F1 2018 dan 2019, tim ini menempati posisi keenam dan keempat klasemen konstruktor.
Atas dasar itu pula, pabrikan asal Inggris tersebut memutuskan kerja sama dengan Renault usai F1 2021. McLaren akan berkolaborasi dengan Mercedes sebagai pemasok mesin.
Zak Brown merupakan sosok di balik kebijakan yang diambil timnya tersebut. McLaren dan Mercedes sebelumnya pernah bersama, tepatnya dalam F1 2010-2015.
Selama periode itu, McLaren dua kali jadi runner-up klasemen konstruktor F1 masing-masing pada edisi 2010 dan 2011. Sayang, posisi tersebut gagal mereka pertahankan.