- Hari ini, Jumat (1/5/2020), Mochamad Iriawan genap enam bulan memimpin organisasi PSSI.
- Selama satu semester menjadi Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan kerap menjadi one man show.
- Citra positif yang dibangun Mochamad Iriawan belum bisa mengurai stigma PSSI di mata publik.
SKOR.id - Tepat hari ini, Jumat (1/5/2020), genap satu semester Mochamad Iriawan atau yang biasa disapa Iwan Bule, memimpin PSSI.
Iwan Bule terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) PSSI pada 2 November 2019 dalam kongres PSSI di Jakarta dengan mendapatkan 82 suara.
Kemenangan itu seperti sudah diprediksi banyak kalangan, sebab ia telah melakukan "agresi" ke berbagai daerah sejak awal tahun 2019.
Berita PSSI Lainnya: PSSI, Piala Dunia, Virus Corona, dan Penumpang Gelap Nepotisme
Lantas bagaimana kinerja lelaki 58 tahun ini? atau bagaimana PSSI selama enam bulan di bawah kepemimpinannya?
Pada kampanyenya, sedikitnya dua hal yang paling menonjol. Yakni memberi subsidi ke klub Liga 1 hingga Rp15 miliar dan membangun kompleks sepak bola PSSI.
Namun hingga enam bulan masa kepemimpinannya, dua hal itu belum terwujud. Belum ada keterangan resmi kapan dua hal itu bisa direalisasikan.
Terlepas dari itu, melihat sepak terjangnya sejauh ini, lelaki yang juga kerap disapa Ibul ini bisa dibilang menjadi sosok yang one man show.
Ia selalu muncul di barisan paling depan pada setiap agenda yang melibatkan PSSI, seolah semua pekerjaan bisa diatasi olehnya dengan sendiri.
Cucu Somantri, selaku Wakil Ketua Umum (Waketum), memang juga sering muncul atau terlibat pada berbagai agenda sepak bola terkait program PSSI.
Namun, kadarnya lebih kepada jabatannya yang lain. Ya, Cucu Somantri lebih berbicara dalam kapasitasnya sebagai Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB).
Untuk Waketum lainnya, Iwan Budianto, jarang muncul dan memberi keterangan. Iwan Budianto ibarat pelengkap yang kehadirannya tak terlalu penting.
IB, sapaan Iwan Budianto, bahkan sempat ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pelaksana Piala Dunia U-20 2021, namun sempat pula direvisi oleh PSSI.
Meski begitu, saat inspeksi persiapan Piala Dunia, melihat kondisi stadion bakal calon tempat dihelatnya pertandingan, Ibul yang lagi-lagi ada di barisan terdepan.
Lelaki kelahiran Jakarta, 31 Maret 1962, turun langsung menyambangi stadion, memeriksa perihal kelengkapan dan kelayakan dari tempat tersebut.
Niatnya tentu saja baik. Citra positif terus dibangun. Ketum PSSI memiliki porsi yang besar dan terlihat nyata bekerja untuk sepak bola Indonesia.
Namun naasnya, stigma PSSI di mata publik masih tetap sama. Pandangan negatif masih saja ada, melekat terhadap federasi sepak bola Indonesia.
Peluncuran jersey timnas Indonesia 2020 yang dilakukan beberapa waktu lalu menjadi contoh nyata bahwa PSSI masih dipandang buruk.
Tulisan PSSI yang berada pada bagian atas jersi, dianggap tak ubahnya seperti noda oleh kebanyakan penggemar sepak bola di jersi yang suci.
Padahal, tercantumnya nama federasi pada jersey timnas suatu negara adalah hal yang wajar dan banyak dijumpai di dunia.
Isu nepotisme yang belakangan menyeruak, pun tentu tidak lepas karena adanya kecurigaan atau sikap tidak percaya pada kinerja PSSI.
Kendati demikian, berbagai kinerja yang sudah dilakukan Iwan Bule patut diberikan apresiasi tinggi karena usahanya untuk memajukan sepak bola.
Berita PSSI Lainnya: Nepotisme di PSSI dan PT LIB, Andi Darussalam Kecewa pada Exco
Berbagai kontroversi yang akrab ditemui dari para ketua umum PSSI sebelumnya, kini hampir tidak pernah terdengar lagi di media massa.
Gelaran kompetisi pun sudah tersusun rapi dalam era kepemimpinan Iriawan, meski pada perjalanannya harus diterpa masalah karena pandemi virus corona.