- Piala Pelajar U-15 2006 dianggap sangat fenomenal karena lahirkan banyak pemain andal dari Tulehu, Maluku.
- Beberapa pemain Maluku dalam Piala Pelajar U-15 2006 adalah Hendra Adi Bayauw, Rizky Pellu, dan Alfin Tuasalamony.
- Karena dramatisnya perjuangan Maluku dalam Piala Pelajar U-15 2006, kisah ini sempat dijadikan novel dan film.
SKOR.id - Kompetisi usia muda gubahan PSSI kerap menghasilkan pemain-pemain andal. Itu tak terbantahkan dan selalu terjadi dari tahun ke tahun.
Sayang, kompetisi usia muda PSSI tak berjalan simultan atau konsisten. Pernah ada Piala Soeratin U-15, Piala Pelajar U-15, juga Liga Pelajar U-15.
Itu beberapa tahun lalu saat PSSI belum sadar dengan pentingnya sepak bola pembinaan. Sebelum kompetisi bertajuk Elite Pro Academy lahir pada 2017.
Dari sejumlah kompetisi yang pernah digubah PSSI, Kompetisi PSSI Liga Remaja U-15 Piala Medco 2006 merupakan salah satu yang paling dikenang.
Pasalnya, ajang ini dimenangkan anak-anak Ambon, utamanya anak-anak Tulehu, yang beberapa tahun sebelumnya diterpa tragedi perang saudara.
Anak-anak Maluku U-15 pada 2006 itu tak hanya juara Liga Pelajar U-15, tetapi juga menghasilkan pemain-pemain untuk timnas Indonesia.
Bahkan, beberapa di antaranya hingga kini masih eksis di belantika sepak bola nasional, seperti Alfin Tuasalamony, Rizky Pellu, Finky Pasamba, hingga Hendra Bayauw.
Berikut adalah kisah tim Maluku U-15 dalam laga final melawan DKI Jakarta di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung pada 18 November 2006.
Pada Sabtu sore itu wasit Pungut Darmadi dipercaya menjadi pengadil. Sebelum peluit panjang tanda pertandingan dimulai, lagu Indonesia Raya dikumandangkan.
Tak ada tangis, tetapi gemuruh di dada tergambar dari mimik pemain. Kisah perpecahan di Ambon, beberapa tahun sebelumnya, coba ditaklukkan dengan Indonesia Raya.
Laga berlangsung sengit sejak menit pertama pertandingan. Menghadapi DKI Jakarta yang dijagokan jadi juara, Maluku ditekan dan coba bertahan.
Alfin Tuasalamony, bek sayap Maluku U-15, bekerja keras karena DKI Jakarta mengandalkan permainan lewat sayap. Alfin tanpa lelah mengawal anak-anak ibu kota.
Setelah 15 menit permainan, Maluku bisa menekan balik. Pola permainan DKI mulai terbaca dan akhirnya aksi-aksi alami anak-anak Tulehu keluar dengan sendirinya.
Finky Pasamba, salah satu gelandang Maluku, tampil spartan. Tak hanya rajin membantu serangan, ia juga jatuh bangun memutus serangan dari tengah.
Setengah jam pertandingan berlangsung, belum ada gol tercipta. Namun, pada 15 menit terakhir babak pertama, Maluku mulai mendominasi permainan.
Lewat sisi sayap, yang dikomando pelari cepat Hendra Adi Bayauw, Maluku menyisir pertahanan DKI. Sayang, DKI punya lapisan pertahanan kukuh.
Malam pun turun saat pertandingan babak kedua berlangsung. Stadion Si Jalak Harupat yang sepi penonton, mengiringi pergantian malam minggu yang panas itu.
Rizky Pellu, gelandang Maluku, bekerja sangat keras. Anak-anak DKI yang lebih paham taktikal, coba ia adang dengan jiwa pantang menyerah.
Hingga injury time babak kedua rampung, skor masih 0-0. Pertandingan pun terpaksa dilanjutkan dengan drama adu penalti; adu mentalitas.
Walau seperti tak yakin bakal menang dalam tos-tosan, anak-anak Maluku akhirnya mengangkat trofi juara setelah unggul lewat skor 4-3.
Tangis, haru, tawa, dan bahagia pun pecah di atas lapangan Stadion Si Jalak Harupat; di stadion kebanggan bobotoh Persib Bandung; di Tanah Pasundan.
Perjalanan yang tak mudah sejak dari masa pembentukan tim, fase persiapan, babak kompetisi, hingga pertentangan batin, akhirnya tuntas dengan juara.
Berita Esai Foto Lainnya:
Esai Foto: Stadion Lebak Bulus dari Pelita Jaya hingga Persija Serta Kenangan Jakmania
Esai Foto: Memori Ambyar Timnas Indonesia U-19 pada Piala Asia U-19 2014 di Myanmar
Esai Foto: Ezra ''Supersub'' Walian dan Duel Panas Kontra Kamboja di SEA Games 2017
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.