- Selama berseragam Persija, Ismed Sofyan telah tujuh kali dilatih oleh pelatih asal Eropa, termasuk terkini ada Thomas Doll.
- Menurut Ismed Sofyan, Thomas Doll memiliki perbedaan yang positif dibandingkan pelatih-pelatih Eropa sebelumnya di Persija.
- Ismed Sofyan juga mengungkapkan penyebab belum adanya pelatih asal Eropa yang bisa mengantarkan Persija meraih gelar juara di Liga Indonesia.
SKOR.id - Salah satu bek senior di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Ismed Sofyan, telah membela Persija Jakarta selama 20 tahun.
Meski bukan satu-satunya tim yang pernah diperkuat, Ismed Sofyan telah melewati sebagian besar perjalanan karier pesepak bola profesionalnya di Persija.
Adapun selain klub berjuluk Macan Kemayoran, dua tim lain yang pernah menjadi pelabuhan baginya yakni PSBL Langsa dan Persiraja Banda Aceh.
Menjadi bagian Persija sejak awal musim 2003 hingga sekarang, Ismed Sofyan memiliki banyak pengalaman dilatih oleh pelatih-pelatih asal Eropa.
Dalam 20 tahun kariernya di Persija, setidaknya sudah ada tujuh pelatih asal Benua Biru yang pernah memimpin tim Macan Kemayoran.
Ada Ivan Kolev (Bulgaria), Atanas Georgiev (Bulgaria), Arcan Iurie (Moldova), Sergei Dubrovin (Moldova), Julio Banuelos Saez (Spanyol), Angelo Alessio (Italia), dan terkini Thomas Doll (Jerman).
Menurut Ismed Sofyan, setiap pelatih memiliki karakteristiknya masing-masing yang tidak bisa dibandingkan satu sama lain.
"Kalau perbedaan mungkin secara kualitas saya pikir pelatih semua punya filosofi masing-masing," kata Ismed Sofyan dalam wawancara ekslusif bersama Skor.id.
"Artinya punya keinginan. Misalnya mas sukanya sambel, saya sukanya manis, begitu saja. pelatih relatif-lah," ia menambahkan.
Namun soal Thomas Doll, Ismed Sofyan menilainya memiliki perbedaan dengan pelatih-pelatih yang pernah memimpin Persija sebelumnya.
Juru taktik asal Jerman itu selalu berusaha merangkul semua elemen tim untuk menciptakan kesolidan di dalam maupun di luar lapangan.
Pendekatan yang dilakukan Thomas Doll dinilai sangat baik dan menjadi hal positif yang bisa diambil bek berusia 42 tahun itu ketika melanjutkan karier sebagai pelatih nantinya.
"Thomas Doll ini agak sedikit berbeda. Berbedanya itu dia lebih merangkul semua tim, dia merangkul tidak ada bedanya pemain junior dengan senior. Jadi semua dirangkul," ujar Ismed.
"Artinya dia ingin tim ini solid, tidak hanya di dalam lapangan, tapi di luar lapangan solid juga. Itu hal yang sangat positif yang bisa saya ambil dari Thomas Doll."
"Jadi semua elemen yang ada di tim, itu dirangkul semua sama dia, tidak ada dibedakan antara satu dengan yang lainnya. Semua diperlakukan dengan sama," ia menjelaskan.
Sementara itu, selama ditangani pelatih asal Eropa, Persija tak terlalu sukses. Tak ada pelatih asal Eropa yang berhasil membawa Persija menjadi juara Liga Indonesia.
Menurutnya, kegagalan demi kegagalan itu terjadi karena para pelatih asal Eropa terlalu memaksakan standar yang dibawanya dari Benua Biru.
Para pelatih tersebut seakan kurang mempelajari sepak bola Indonesia. Padahal, standar di Tanah Air dan di Eropa dianggapnya jauh berbeda.
"Kultur, budaya, ya mungkin kalau saya bilang perbedaannya. Mungkin pelatih Eropa yang datang ke Indonesia mereka akan membuat standar yang ada di sana," ucap Ismed.
"Cuma mereka tidak, mungkin kurang, mempelajari sepak bola Indonesia seperti apa."
"Budayanya kita, anak Indonesia seperti apa, jadi standarnya Eropa dengan standarnya Indonesia jauh berbeda," ia menjelaskan.
Untuk wawancara selengkapnya lihat di video ini:
Baca Juga Berita Ismed Sofyan Lainnya:
Eksklusif: Ismed Sofyan Akui Lakukan Kesalahan Fatal untuk Timnas Indonesia di Piala Asia 2007
Eksklusif: Ismed Sofyan Pastikan Pensiun setelah Liga 1 2022-2023 Berakhir