- Fary Djemy Francis siap maju dalam pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.
- Salah satu bidang yang menjadi perhatiannya adalah pembinaan sepak bola usia muda.
- Politikus asal Sulawesi Selatan ini ingin semua akademi dan para pemain muda di Indonesia ada database lengkap.
SKOR.id - Calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027, Fary Djemy Francis, mengungkap programnya terkait pengembangan sepak bola usia muda di Indonesia.
Jika terpilih sebagai Ketum PSSI selanjutnya, politikus asal Sulawesi Selatan itu pertama-tama akan membuat database lengkap para pemain muda di tanah air.
Hal ini untuk memudahkan identifikasi talenta-talenta terbaik, bahkan hingga daerah pelosok.
"Salah satu kelemahan kita itu, kita gak punya database. Jadi, pertama, yang paling penting itu kita harus mengembangkan yang namanya sistem big data," ujar Fary Djemy Francis dalam perbincangan bersama Skor.id.
"Jadi, seluruh akademi, sekolah sepak bola, para pemainnya, itu harus kita buatkan database. Saat ini kan, misal kita temukan pemain bagus, tapi begitu dicari profilnya, gak punya," dia menambahkan.
Database ini mencakup identitas dasar, latar belakang keluarga, karakter permainan, dan banyak lagi.
Dan, Fary Djemy Francis mengakui bahwa timnya sudah memiliki sistem big data semacam itu, namun tetap harus dikembangkan lebih jauh.
"Jadi waktu penyelenggaraan Prabowo Cup (Nusantara Open 2022), kami juga mengembangkan semacam alat tracking untuk memonitor pemain, dipasang di dada. Waktu itu ada 16 tim, masing-masing sekitar 30 pemain, kami sudah punya data mereka semua," katanya.
"Kita tidak bisa mengembangkan sepak bola usia dini dengan latihan saja, tapi juga harus ada big data. Kami sudah punya itu, dan bersedia berbagi dengan siapa pun yang terpilih menjadi Ketum PSSI asalkan mau bekerja sama," lanjut Fary.
Delapan tahun lalu, Fary Djemy Francis sudah membangun sebuah akademi sepak bola di perbatasan dengan nama Bintang Timur Atambua.
Dia ingin membuktikan bahwa anak-anak muda di daerah juga bisa tumbuh menjadi pemain hebat.
Bukan hanya menampung talenta dari Nusa Tenggara Timur, tapi para pemain timnas Timor Leste juga pernah berlatih di sana.
"Saya bikin sendiri dengan berbagai fasilitas terbaik, bahkan pelatihnya juga memiliki lisensi tertinggi, berasal dari Belanda. Setiap tahun, saya juga kirim anak-anak berlatih ke Ajax," ujarnya.
"Kalau bikin di kota besar seperti Jakarta kan sudah biasa, ini daerah perbatasan. Dan, saat ikut turnamen melawan Persija U-16, beberapa waktu lalu, ternyata kami bisa menang," Fary menambahkan.
Untuk melihat wawancara lengkap dengan Fary Djemy Francis pada konten Diskord, bisa mengeklik tautan di bawah ini:
Baca Juga Berita PSSI Lainnya:
Eksklusif Doni Setiabudi: Ungkap Penyebab Kompetisi Resmi PSSI Kesulitan Dapat Sponsor
Eksklusif La Nyalla Mahmud Mattalitti: Kalau soal PSSI Tidak Usah Pusing-pusing