- Karier striker asal Montenegro, Dejan Gluscevic di Liga Indonesia hanya berlangsung selama empat musim.
- Di Indonesia, Dejan Gluscevic pernah meraih satu gelar topskor dan mengantarkan Mastrans Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia 1995-1996.
- Dejan Gluscevic masih mengingat bek hingga striker asal Indonesia yang terbaik pada masa itu.
SKOR.id - Meski sudah lebih dari 20 tahun lalu, kenangan berkompetisi di Liga Indonesia masih diingat dengan baik oleh mantan pesepak bola asal Montenegro, Dejan Gluscevic.
Sebenarnya, Dejan Gluscevic di Indonesia hanya sekitar empat musim. Dia datang pertama kali ke Indonesia pada musim 1994-1995 untuk bergabung dengan tim asal Jakarta, Pelita Jaya.
Musim pertama bersama Pelita Jaya, Dejan Gluscevic cukup sukses menarik perhatian pencinta sepak bola nasional setelah mampu membukukan 21 gol.
Semusim di Pelita Jaya, dia kemudian dipinjamkan ke Bandung Raya. Dua tim inilah yang dibela Dejan Gluscevic selama di Indonesia.
Sukses besar dirasakan Dejan Gluscevic kala membawa Mastrans Bandung Raya meraih gelar juara Liga Indonesia 1995-1996 seusai mengalahkan PSM Makassar dengan skor 2-0.
Menurut catatan RSSSF, laga yang digelar di Stadion Utama Gelora Senayan (nama lama Stadion Utama Gelora Bung Karno), Jakarta Pusat.
Laga ini dihadiri sekitar 50.000 penonton. Kemenangan Bandung Raya pun semakin sempurna seusai Dejan dinobatkan sebagai topskor.
Keberhasilannya meraih sukses di Bandung Raya tidak terlepas dari sokongan para pemain di dalam tim. Dia tidak mengaku bahwa Bandung Raya bisa juara karena peran individunya.
Di setiap tim, ada 11 pemain di atas lapangan. Tetapi ada juga pelatih, ofisial, dan pemain-pemain lain di bangku cadangan yang turut bekerja, demikian kata Dejan.
Dejan mengungkapkan, meski telah puluhan tahun berlalu, komunikasi antarpemain Bandung Raya cukup terjaga hingga saat ini.
Dari hal itulah, lelaki kelahiran 21 Juni 1967 mengetahui bahwa rekan-rekannya di Bandung Raya dulu masih menghargainya.
"Rekan tim saya dari Bandung Raya adalah pemain hebat dan orang-orang yang menyadari bahwa hanya bersama-sama kita dapat mencapai kesuksesan," ucap Dejan kepada Skor.id.
"Mereka semua adalah pemain dominan tim nasional dan legenda sepak bola Indonesia dan karena kami masih berhubungan, saya tahu bahwa mereka menghormati saya," ia menambahkan.
Setelah dua tahun membela Bandung Raya, Dejan akhirnya kembali ke Pelita Jaya. Bandung Raya yang memiliki opsi untuk mempermanenkan Dejan justru tidak melakukannya.
Maka Dejan memutuskan untuk kembali ke Pelita Jaya. Hanya saja peruntungan Dejan di Pelita Jaya tidak seperti di Bandung Raya.
Meski hanya empat musim di Indonesia, Dejan masih ingat nama-nama pemain yang sempat membuatnya berkesan, termasuk legenda hidup Persib Bandung, Robby Darwis.
Di mata Dejan, Robby Darwis merupakan salah satu pemain bertahan yang sulit untuk dilewati.
Namun, dia juga tak menampik bahwa bek-bek asal Indonesia cukup banyak yang berkualitas.
"Ada banyak pemain bertahan yang bagus tetapi ketika saya dalam kondisi fit, tidak ada cara untuk menghentikan saya: Ahn Ik-soo from Ilhwa Chunma (Korea), Robby Darwis dari Persib (Indonesia)," kata Dejan Gluscevic.
Sementara itu, di lini penyerangan, lelaki yang kini berusia 54 tahun itu mengingat pemain yang paling cocok diduetkan dengannya.
Buyung Ismu, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Peri Sandria merupakan tiga pemain depan yang sempat berduet dengannya.
Namun nama Peri Sandria disebutnya sebagai tandem terbaiknya selama berkarier di Liga Indonesia.
Eks-pelatih timnas U-20 Vanuatu itu berhasil mencetak banyak gol bersama Peri Sandria.
"Saya bermain bersama dengan pemain terbaik Indonesia di Bandung Raya, Pelita Jaya dan di tiga Perang Bintang. Saya pikir semua yang terbaik tentang mereka," kata pelatih berlisensi UEFA Pro tersebut.
"Buyung adalah pemain hebat, tetapi saya bermain lebih banyak di Pelita Jaya dengan Kurniawan. Selain Peri yang berada di sebelah saya adalah pencetak gol terbanyak."
"Kurniawan adalah pencetak gol terbanyak di grup tengah sebelum kejuaraan berakhir pada 1998. Saya dikenal sebagai penyerang tengah yang efisien dengan assist gol terbanyak," ia menambahkan.
View this post on Instagram
Berita Liga Indonesia Lainnya:
Ulang Tahun ke-98 Persis Solo, Kilas Balik Laskar Sambernyawa di Liga Indonesia
Sejarah Liga Indonesia: Galatama, Kompetisi Sepak Bola Profesional Pertama di Tanah Air
Kuis Skorpedia: Kuis Liga Indonesia Pertengahan Oktober 2021