- PSSI dinilai telah melanggar Statuta PSSI dan juga Statuta FIFA dalam beberapa bulan terakhir.
- Dali Tahir, mantan Anggota Komite Etik FIFA, menilai PSSI dalam bahaya karena melanggar Statuta FIFA.
- Dalam setiap program yang akan dijalankan, PSSI disarankan menggunakan Statuta FIFA sebagai acuan.
SKOR.id - Manuver-manuver PSSI selama masa pandemi bukannya mendapat apresiasi publik, malah membuat dahi masyarakat berkerut karena heran.
Belum juga reda keheranan publik akan niatan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, menjadi manajer timnas Indonesia U-19, kini muncul "wabah" baru.
Pada akhir Juli 2020, Iriawan mengatakan tak akan membuka, menyeleksi, dan menetapkan Sekretaris Jendral (Sekjen) PSSI, hingga tuntasnya Piala Dunia U-20 2021.
Alasannya, lelaki yang biasa disapa Iwan Bule, ini merasa nyaman dengan kinerja Yunus Nusi, pelaksana tugas (Plt.) Sekjen PSSI, setelah Ratu Tisha mundur.
Hal ini dianggap melangggar statuta PSSI. Statuta PSSI menyebutkan, Sekjen PSSI harus diseleksi secara terbuka dan tidak memiliki suara dalam kongres PSSI.
Adapun Yunus Nusi, yang juga Anggota Exco PSSI, memiliki hak suara dalam kongres PSSI, karena ia menjabat sebagai Ketua Asprov Kalimantan Timur.
Dali Tahir, mantan Anggota Komite Etik FIFA, menyebut PSSI sudah terlampau batas. Statuta selayaknya jadi acuan dalam menjalankan roda organisasi.
"Sedih saya melihat PSSI. Pengangkatan Plt. Sekjen PSSI, Yunus Nusi, itu saja sudah melanggar statuta FIFA," kata Dali Taher, Sabtu (1/8/2020).
Sebagai tokoh yang sangat mencintai sepak bola dan PSSI, Dali tak ingin rezim PSSI periode ini berbuat semena-mena dan mengabaikan aturan.
Sebelum mengambil tindakan, PSSI disarankan membedah persoalan dan menyesuaikannya dengan Statuta PSSI yang merupakan kepanjangan Statuta FIFA.
"Indonesia pernah dihukum FIFA selama satu tahun karena melanggar Statuta FIFA. Oleh karena itu sangatlah penting bagi PSSI untuk patuh pada statuta," kata Dali.
"Saat ini terlalu banyak hal yang Exco PSSI masih gagal paham tentang statuta. Salah satunya adalah menempatkan anggota Exco sebagai Plt. Sekjen," ia menambahkan.
Dali lantas menceritakan kisah awal bagaimana Indonesia bisa mengadopsi Statuta FIFA, yang itu lantas menjadi panduan federasi dalam berorganisasi.
"Pada tahun 2000 Sepp Blater sebagai President FIFA bersama Exco FIFA menetapkan agar semua Federasi anggota FIFA mengadopsi Statuta FIFA," Dali menceritakan.
Shin Tae-yong Meniru Rumus Guus Hiddink untuk Timnas Indonesiahttps://t.co/dkoTKqkoUi— SKOR Indonesia (@skorindonesia) August 1, 2020
"PSSI adalah salah satu Federasi di Asia yg mengadopsi Statuta FIFA pada tahap awal. Kebetulan saya ditunjuk PSSI menjadi Ketua Tim Persiapan Statuta PSSI,"katanya.
Sebelum Statuta PSSI ditetapkan, Dali berulang kali ikuti pertemuan dan pembahasan di Zurich, Kuala Lumpur, dan Jakarta, selama hampir dua tahun.
"Maksud dan tujuan di berlakukannya Statuta FIFA kepada semua federasi anggota FIFA, agar terjadi keseragaman dalam menjalankan organisasi," ia menerangkan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita PSSI Lainnya:
PSSI Melanggar Statuta FIFA dan Langgengkan Aturan Fantasi
Rangkap Jabatan Yunus Nusi sebagai Plt Sekjen PSSI Dinilai Melanggar Statuta
Fokus Piala Dunia U-20, Ketua Umum PSSI Belum Ingin Mencari Sekjen Baru