SKOR.id – Max Verstappen bisa menjadi juara dunia Formula 1 (F1) lebih cepat musim ini. Pembalap Red Bull Racing punya kans untuk melakukannya dalam Grand Prix Qatar, akhir pekan nanti.
Verstappen benar-benar meninggalkan para rival jauh di belakang. Sukses memenangi 13 dari 16 GP yang telah bergulir, ia memimpin klasemen dengan keunggulan 117 poin atas rekan setimnya, Sergio Perez, yang ada di peringkat kedua.
Setiap pembalap hebat tentu memiliki skill, namun mantan pembalap F1 dan pemenang tiga kali Le Mans 24 Hours Allan McNish merasa Super Max menguasai 'trik usang' yang membantunya mendominasi kejuaraan.
Ia menilai selain menyerang maksimal secara agresif, Max Verstappen juga punya sesuatu yang disebut Min Attack atau menekan lawan dengan kecepatan sewajarnya.
Superioritas Verstappen tak perlu diragukan musim ini. Dalam beberapa race, pembalap yang baru berulang tahun ke-26 pada 30 September lalu itu finis lebih dari 20 detik di depan rival yang finis di posisi kedua.
Hal tersebut adalah sesuatu yang mengesankan mengingat dua hal, yang pertama begitu dekatnya jarak mobil-mobil F1 lainnya. Satu lagi karena sangat jauhnya Super Max finis di depan Perez, rekan satu timnya.
Namun, ada kalanya, meski menang, gap Verstappen dengan pesaingnya tak terlalu jauh. Ini yang disorot Allan McNish. Menurutnya, seperti pembalap legendaris F1 Sir Jackie Stewart, Super Max memiliki trik unik selain mobil yang nyaris perfek.
Sejauh musim ini bergulir, baru dua pesaing yang mampu mengalahkan Max Verstappen dalam balapan, yakni Perez di GP Arab Saudi dan pilot Ferrari Carlos Sainz Jr pada GP Singapura.
Selebihnya, tak ada seorang pun pembalap yang bisa mendekati pria Belanda tersebut. McNish menggarisbawahi bahwa itu karena Verstappen tahu cara mengemudi dengan pelan tetapi tetap mampu menang.
"Sir Jackie Stewart pernah memberitahukan kami (pembalap) untuk menang dengan pace (kecepatan) serendah mungkin. Kami tak melakukannya, sebab cuma bisa menyerang dengan kecepatan maksimum. Verstappen tetap punya Max Attack, tetapi dia juga menguasai Min Attack," kata McNish.
Di samping Min Attack, ada aspek lain dari talenta Verstappen yang disinggung McNish. Ini mungkin lebih familier bagi para penggemar, sesuatu yang membuatnya banyak dipuji, seperti halnya Sergio Perez.
Tandem Verstappen di Red Bull tersebut telah menyandang label sebagai 'tire whisperer' berkat kemampuan melaju dengan cepat di lintasan namun tetap mampu menjaga tingkat keausan ban.
Allan McNish melihat ini juga salah satu keunggulan Max Verstappen. Ia berpendapat bahwa juara dunia dua kali F1 dapat menekan maksimal, mengontrol race dan memenanginya sambil menjaga keawetan ban.
Ini merupakan hal yang krusial pada mobil Formula 1 generasi saat ini dan Super Max sudah menguasai skill set yang diperlukan seorang pembalap untuk bisa bersaing jadi juara dunia.
"Max punya kemampuan untuk menjaga bnnya dalam kondisi bagus saat melaju dengan kecepatan tinggi. Biasanya ini tidak mungkin jika Anda agresif. Dia memiliki kemampuan beradaptasi menentukan seberapa banyak energi yang perlu dikeluarkan," kata McNish.