- Kapten Borneo FC, Diego Michiels, mengatakan seluruh pemain sepakat gajinya dipotong 75 persen.
- Diego Michiels menyebutkan, perwakilan manjemen klub dan pemain sudah mengadakan diskusi.
- Javlon Guseynov, bek asing Borneo FC asal Uzbekistan, mengaku tidak masalah gajinya dipangkas.
SKOR.id - Kapten Borneo FC, Diego Michiels, mengatakan seluruh pemain tim berjuluk Pesut Etam sepakat gajinya dipotong 75 persen.
Diego Michiels mengabarkan, perwakilan manjemen klub dan pemain sudah mengadakan diskusi untuk membahas kebijakan pemotongan gaji tersebut.
Hasilnya, seluruh pemain mengikuti keputusan PSSI, menerima gaji sebesar 25 persen dari isi kontrak selama kompetisi terhenti karena force majeure wabah virus corona.
"Kami sudah diajak diskusi oleh manajemen tim. Jadi demi kepentingan bersama, kami sepakat menerima gaji 25 peren," ujar Diego.
Bek asing Borneo FC, Javlon Guseynov, juga tak permasalahkan gajinya dipangkas. Menurut bek asal Uzbekistan itu, ini jalan terbaik untuk saat ini.
Baca Juga: Nabil Husein: Pemain Borneo FC Sepakat soal Pemotongan Gaji
Dalam situasi tidak ada kompetisi dan latihan tim diliburkan, menurutnya semua pemain harus saling memahami, termasuk dalam hubungan klub dan pemain.
"Ini adalah situasi yang sulit bagi setiap orang, terutama bagi klub. Kami harus memberikan dukungan dan saling memahami satu sama lain," Javlon menjelaskan.
Seperti diketahui, dalam surat keputusan PSSI bernomor SKEP/48/III/2020 disebutkan perihal pembayaran gaji, klub diwajibkan membayar 25 persen dari nominal kontrak.
Sejatinya angka 25 persen dari kontrak cukup memberatkan, tetapi situasi saat ini memaksa hal tersebut diterapkan dengan sejumlah pertimbangan.
Baca Juga: Sedang Impresif, Bek Borneo FC Sayangkan Liga 1 2020 Terhenti
Walau dalam kontrak sebagian besar pemain tak ada klausul soal pemotongan sebesar itu, situasinya jadi berbeda karena ada wabah virus corona yang tiba-tiba.
Karenanya pula, klausul pemotongan gaji sebesar itu harus masuk dalam isi kontrak pada musim-musim berikutnya agar tak menimbulkan kontroversi.