- Inter Milan merupakan salah satu tim Eropa yang memiliki fasilitas akademi papan atas.
- Mola TV berkesempatan menceritakan kehidupan di akademi Inter Milan.
- Lewat program Dream Chasers Inter, kisah para pemain muda berusaha mewujudkan mimpi menuju level senior.
SKOR.id - Inter Milan dikenal sebagai salah satu tim terbaik di Eropa.
Dengan status tersebut, wajar bila Inter Milan memiliki akademi sepak bola kelas dunia.
Sebuah program original Mola TV berjudul Dream Chasers Inter menceritakan mengenai keberadaan akademi La Beneamata.
Mengambil kisah perjalanan tim Primavera Inter Milan (U-19) pada musim 2017-2018, diceritakan pengalaman para pemain muda berusaha meraih impiannya.
Pada musim tersebut, Inter Milan berstatus juara bertahan di level kompetisi Primavera.
Berita Inter Milan lainnya: Sebastiano Esposito: Saya Beruntung Berada di Inter Milan
Ketika itu, I Nerazzurri memiliki para pemain muda potensial, seperti Manuel Lombardoni, Xian Emmers, Jens Odgaard, ataupun Nicolo Zanilo yang kini menjadi bintang AS Roma.
Memiliki skuad muda yang mumpuni membuat Inter Milan menjadi tim yang paling ingin dikalahkan lawan-lawannya di kompetisi Primavera.
Hal itu juga dirasakan pelatih Primavera Inter Milan, Stefano Vecchi.
"Kami selalu memiliki tim yang kuat. Wajar bila kami berusaha untuk selalu menang," kata Vecchi.
Tugas Vecchi memang bukan sekadar membantu tim mempertahankan titel juara.
Vecchi juga dituntut bisa mengembangkan potensi pemain agar dilirik pelatih senior Inter Milan.
"Sepak bola sekarang berbeda ketimbang dulu. Dulu, lebih sedikit perhatian, tidak banyak disorot media, tuntutan menang tidak besar. Itu sepak bola yang sederhana," ujar Vecchi.
"Pemain Inter Milan tidak cuma harus menanggung tekanan untuk menang. Tetapi, ada tekanan menjaga reputasi klub," lanjutnya.
Apa yang dilakukan Vecchi selama melatih tim Primavera Inter Milan mendapat pujian dari asistennya, Tiziano Polenghi.
"Mereka beruntung memiliki pelatih seperti Vecchi. Para pemain harus mengikuti instruksi pelatih dan itu penting bagi masa depan mereka," ucap Polenghi.
Pengorbanan pemain
Akan tetapi, Vecchi memberikan tekanan kepada para pemain untuk mencapai batas kemampuan terbaik.
Bagi Vecchi, hal itu penting untuk mempersiapkan mental para pemain muda sebelum berkarier di level senior.
"Kami harus menang dalam setiap pertandingan. Jika tidak, pelatih (Vecchi) akan memarahi kami," kata striker Primavera Inter Milan, Jens Odgaard.
Kekalahan dari Atalanta pada pekan keempat membuat para pemain tidak mendapatkan jatah libur untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
"Hukuman" tersebut menunjukkan betapa Vecchi ingin anak-anak asuhannya memiliki mentalitas sebagai pemenang dalam setiap pertandingan.
Bagi para pemain muda, larangan pulang tersebut memang mengecewakan, namun tetap harus dijalani sebagai proses pembelajaraan.
Tidak semua para pemain muda berasal dari Italia, ada juga beberapa pemain yang didatangkan dari berbagai negara belahan dunia.
Gelandang Xian Emmers merupakan contoh pemain yang direkrut dari klub Belgia, KRC Genk, pada 2015.
"Saat berusia 15 tahun, saya datang ke Inter Milan. Sisi buruknya, saya kesepian. Tahun pertama sangat sulit karena perbedaan bahasa," Xian Emmers.
Berita Inter Milan lainnya: 10 Tahun Lagi, Inter Milan Bakal Menguasai Eropa
Ya, para pemain muda memang berkorban demi mewujudkan mimpi menjadi pemain sepak bola profesional.
Jauh dari keluarga ataupun tidak mengenyam pendidikan di sekolah formal merupakan contoh pengorbanan para pemain.
Mereka harus fokus mengembangkan karier sebagai pesepak bola profesional.
"Pagi hari, kami pergi ke sekolah dan sore hari latihan. Itu hidup dengan banyak pengorbanan," ujar kapten tim Primavera Inter Milan, Manuel Lombardoni.
Kisah menarik mengenai akademi Inter Milan bisa disaksikan melalui Mola TV pada tautan di bawah ini: