- Liga 1 2021-2022 untuk putaran kedua diganggu oleh kembali meningginya kasus pemain dan ofisial terpapar Covid-19.
- Sejauh ini dua pertandingan ditunda karena tim yang berlaga tak memenuhi syarat jumlah karena paparan Covid-19.
- Ada saran agar Liga 1 2021-2021 jeda atau break untuk melakukan tracing serta memaksimalkan sistem bubble, tetapi komitmen bersama harus ditegakkan.
SKOR.id - Covid-19 dengan varian Omicron menjadi "penganggu" baru Liga 1 2021-2022 dan efeknya beberapa laga dihentikan.
Ada dua laga pekan ke-22 yakni Persipura Jayapura kontra Madura United dan PSM Makassar melawan Persib Bandung harus ditunda.
Lantas, apakah Liga 1 2021-2022 punya kans untuk dihentikan sementara? PT Liga Indonesia Baru belum memutuskan hal itu.
Namun ada saran dari dr Muhammad Fajri Adda’I, yang merupakan dokter relawan Covid-19 dan edukator kesehatan, soal break untuk Liga 1 2021-2022.
Dikatakan dokter Fajri, dalam jurnal terbaru dari cdc.gov, atlet punya risiko tinggi dalam kasus Covid-19 walau mereka tak memiliki gejala.
"Liga 1 adalah pertandingan sepak bola yang membutuhkan mobilitas tinggi. Para atlet ini, pemain dalam sepak bola, memiliki risiko tinggi walau mereka tak bergejala," ujar dr Fajri.
"Soal risiko terbaru yang dituliskan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) pada 25 Januari 2022," tuturnya menjelaskan kepada Skor.id, Kamis (3/2/2022) malam.
Namun, dr Fajri mengatakan, semua itu tetap ada solusinya dan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat jadi solusi.
Dengan banyaknya kasus pemain yang terpapar, dr Fajri juga menegaskan semua harus memiliki melaksanakan semua komitmen bersama.
"Jika ada yang merasa tak enak badan, maka si pemain atau yang lain bisa melakukan tes antigen jika PCR lebih mahal," kata dr Fajri.
"Kalaupun tes itu hasilnya negatif tetapi badan belum enak, maka bisa diulang lima hari kemudian dan jika hasilnya negatif itu bisa dinyatakan sehat."
"Semua ini merupakan hal yang harus disadari semua pihak di Liga 1. Sebab, komitmen bersama dalam menjaga prokes dan yang lain harus ditaati semua, itu tak bisa ditawar," ucapnya.
Sedangkan pada saat ada kasus yang melonjak seperti sekarang, Liga 1 2021-2022 mungkin bisa break dulu.
"Break sekitar 10 sampai 14 hari mungkin bisa jadi pilihan di Liga 1 2021-2022 untuk melakukan tracing," ujarnya.
"Namun sekali lagi, komitmen bersama dalam banyak hal terutama menjalankan prokes ketat harus dilaksanakan semua pihak."
"Sebab, Liga 1 kan banyak yang dirugikan kalau tak menjalankan komitmen bersama yang berakibat naiknya kasus Covid-19," tutur dr Fajri.
Berita Liga 1 Lainnya:
Bersurat ke Klub, PT LIB Tegaskan Pelaksanaan Regulasi Liga 1 2021-2022
Lebih dari 60 Pemain Liga 1 2021-2022 Terpapar Covid-19, 90 Persen Tak Bergejala
LIB Pastikan Seri Keempat Liga 1 2021-2022 Tetap di Bali